ANCAMAN SIMBOLIK SEBAGAI MEDIATOR PERAN FANATISME KELOMPOK TERHADAP PRASANGKA DENGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN DURASI KEANGGOTAAN SEBAGAI MODERATOR
Luluk Syahrul Kamal, Haidar Buldan Thontowi, S.Psi., M.A., Ph.D.
2023 | Tesis | S2 Psikologi
Keragaman kelompok keagamaan di Indonesia menjadikan berkembangnya prasangka antar kelompok agama, bahkan antar kelompok agama dalam satu agama, utamanya kepada kelompok minoritas. Kelompok puritan menjadi sasaran prasangka kelompok mayoritas yang dibuktikan dengan adanya persekusi dan penolakan kepada eksistensi kelompok puritan oleh anggota organisasi besar di beberapa wilayah Indonesia. Penelitian ini dilakukan melalui survei pada anggota salah satu organisasi keagamaan (N=279) dengan karakteristik usia 18 tahun ke atas di Pulau Lombok. Analisis regresi dilakukan untuk mencari efek langsung antara fanatisme dengan prasangka yang menemukan hubungan yang signifikan. Analisis mediasi kemudian dilakukan untuk hubungan tidak langsung antara fanatisme kelompok dengan prasangka melalui mediator ancaman simbolik. Hasil uji mediasi menunjukkan adanya efek tidak langsung (full mediation) pada peran fanatisme kelompok terhadap prasangka melalui mediator ancaman simbolik, dengan koefisien determinasi yang lebih baik dibandingkan hubungan langsung. Uji moderator juga dilakukan untuk melihat apakah tingkat pendidikan dan durasi keanggotaan dapat menjadi moderator hubungan fanatisme kelompok yang memprediksi ancaman simbolik, maupun moderator hubungan ancaman simbolik yang memprediksi prasangka. Ditemukan bahwa tingkat pendidikan dan durasi keanggotaan memoderatori hubungan fanatisme kelompok dengan ancaman simbolik namun tidak pada ancaman simbolik dengan prasangka. Selain itu tingkat pendidikan dan durasi keanggotaan menjadi moderator yang memberikan efek mediasi yaitu pada hubungan fanatisme kelompok dengan prasangka melalui ancaman simbolik sebagai mediator.
The religious landscape in Indonesia is characterized by the diversity of religious groups, contributing to the development of prejudices among and within religious communities, particularly towards minority groups. Puritanical groups often become targets of prejudice from the majority, resulting in persecution and rejection of their existence by members of prominent organizations in various regions of Indonesia. This research employs a survey conducted among members of a religious organization (N=279) aged 18 and above on Lombok Island. Regression analysis is employed to examine the direct effects of group fanaticism on prejudice, revealing a significant relationship. Subsequently, mediation analysis is conducted to explore the indirect relationship between group fanaticism and prejudice through the mediator of symbolic threat. The mediation test results indicate a full mediation effect, highlighting the role of group fanaticism in predicting prejudice through the mediator of symbolic threat, with a better coefficient of determination compared to the direct relationship. Moderation tests are also conducted to investigate whether education level and duration of membership can moderate the relationship between group fanaticism predicting symbolic threat and the relationship between symbolic threat predicting prejudice. Findings suggest that education level and duration of membership moderate the relationship between group fanaticism and symbolic threat but not between symbolic threat and prejudice. Additionally, education level and duration of membership act as moderators that exert a mediating effect on the relationship between group fanaticism and prejudice through symbolic threat as a mediator.
Kata Kunci : fanatisme, ancaman simbolik, prasangka, agama