PERSPEKTIF INDIVIDU AROMANTIS TENTANG CINTA
Cut Adinda Sheila Restu Syahbunda, Prof. Dr. Faturochman, M.A.
2024 | Skripsi | PSIKOLOGI
Aromantis merupakan sebuah pelabelan orientasi diri yang mengacu pada ketiadaan atau kurangnya ketertarikan seorang individu terkait cinta romantis (Aro). Terdapat perbedaan perspektif antara individu Aro dengan masyarakat secara normatif dalam memaknai cinta dan ikatan romantis. Terlebih lagi, masalah ini dinilai menyudutkan kelompok individu Aro oleh karena adanya anggapan negatif yang ditujukan bagi mereka. Penelitian ini ditujukan untuk memahami secara lebih mendalam perbedaan perspektif antara individu Aro dan masyarakat tentang cinta. Penelitian ini dilakukan menggunakan studi fenomenologis dengan metode analisis interpretatif (IPA). Sebanyak empat partisipan perempuan dengan rentang usia 19 - 23 tahun dilibatkan dan diwawancarai sebagai informan utama. Hasil penelitian ditemukan bahwa individu Aro memaknai cinta sebagai sebuah kata yang bermakna universal untuk menggambarkan perasaan positif yang dihasilkan oleh suatu aktivitas yang dilakukan secara sukarela. Mereka mengembangkan perasaan ketertarikan berupa menyukai (liking) dan cinta pendampingan (consummate love) tanpa kehadiran komponen gairah. Mereka juga cenderung memiliki penilaian negatif terhadap romansa serta cenderung mengagungkan bentuk kedekatan interpersonal secara platonis karena memiliki tingkat kedekatan emosional tertinggi. Temuan ini diharapkan mampu membuka kesadaran dan kepekaan masyarakat dalam melihat cinta serta ikatan interpersonal melalui perspektif sisi yang lebih luas.
Aromanticism is a self-orientation label that refers to the absence or lack of romantic attraction (Aro). There is a difference in perspective of romantic love and romantic relationship normatively between these people (Aros) and society. Furthermore, this issue is seen as marginalizing the Aro community due to the negative assumptions directed towards them. This research aimed for a deeper understanding of differences in perspective of love between Aros and society. The study was conducted using a phenomenological approach with interpretative analysis (IPA) as a method. Four female participants aged 19 to 23 were involved and interviewed as primary informants. These research findings revealed that aromantic people perceived love as a universal term to describe positive feelings generated by voluntary activities. They develop forms of attraction such as liking and companionate love without the presence of passion components. They also tend to have negative judgments of romance and often emphasize platonic forms of interpersonal closeness due to their highest level of emotional intimacy. These findings are expected to increase social awareness and sensitivity in viewing love and interpersonal bonds from a broader perspective.
Kata Kunci : Aromantis, pemaknaan cinta, cinta aromantis, ikatan interpersonal