Eksistensi tanah hak ulayat masyarakat hukum adat Kajang dan pengelolaannya di Kabupaten Bulukumba Sulawesi Selatan
FITRIANI, Andi, Djoko Sukisno, SH.,CN
2003 | Tesis | S2 Ilmu Hukum (Magister Kenotariatan)Penelitian ini dimaksudkan untuk menjawab permasalahan : Kedudukan dan kewenangan Ammatoa selaku pemimpin adat dalam ha1 pengurusan, penguasaan dan penggunaan tanah dalam wilayah kawasan adat di Desa Tana Toa, ; cara penyelesaian yang ditempuh apabila terjadi konflik internal maupun konflik eksternal berkenaan dengan penggunaan tanah adat. Penelitian ini bersifat yuridis normatif, yaitu dengan cara melakukan penelitian lapangan untuk memperoleh data primer dan penelitian kepustakaan untuk memperoleh data sekunder. Penelitian ini dilakukan di desa Tana Toa, Kecamatan Kajang, Kabupaten Bulukum ba, Sulawesi Selatan, dengan responden sebanyak 28 orang.terdiri dari 25 orang yang dipilih dengan cara simple random sampling, 3 orang responden yang dipilih secara purposive, yaitu hanya tokoh adat atau orang-orang yang masuk dalam struktur kepemimpinan Ammatoa serta 5 orang pejabat terkait yang representatif mengetahui mengenai Tanah Hak Ulayat. Laporan hasil penelitian ini bersifat deskriptif analisis, hasil penelitian dianalisis kemudian dideskripsikan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kedudukan Ammatoa selaku pemimpin adat di dalam wilayah desa Tana Toa (kawas;tn adat) adalah sebagai pemimpin tertinggi. Kewenangan Ammatoa dalam ha1 pengurusan, penguasaan dan penggunaan tanah dalam wilayah Desa Tana toa masih dalarn wilayah wewenang kekuasaan Ammatoa. Dalam kawasan adat Desa Tana Toa yang dalam kewenangan Ammatoa terdapat tanah hak ulayat yang sampai sekarang masih tefap ada. Dikeluarkannya peraturan Menteri Agraria/ kepala Badan Pertanahan NasionaC No 5 Tahun 1999 tentang kriteria penentu keberadaan hak ulayat, menunjukkan bahwa Peraturan Menteri tersebut merupakan Pedoman bagi daerah, yaitu daerah otonop menurut UU No 22 Tahun 1999 untuk melakukan urusan pertanahan dalam kaitannya dengan hak ulayat yang masih ada di daerahnya. Penyelesaian Konflik internal dan eksternal yang terjadi didalam kawasan adat diselesaikan secara musyawarah tanpa campur tangan dari pemerintah setem pat
The objective of this research is to address these problems: the status and authority of Ammatoa as adat leader in relation with administration, ownership, and utilization of land in the adat territory of Tana Toa village, and conflict resolution when internal or external conflicts arise in connection with the utilization of adat land.
The research is juridical and normative as it conducted library research to obtain secondary data, and field research for primary data. The research located in Tana Toa village of Kajang sub-district, Bulukumba Regency, South Sulawesi. It used 28 respondents selected in 25 simple random sampling, and added other 3 respondents selected purposively from adat figures or persons involved in Ammatoa leadership structure and 5 representative government officials who know about ulayat land. The research reported the results descriptively and analytically by describing and then analysing them.
The research results show that the status of Amatoa is as the highest adat leader in the territory of Tana Toa village (adat territory). His authority in administration, ownership, and utilization of land in the territory of Tana Toa village is still within the authority of Ammatoa. In the territory of Tana Toa village, which is under
Kata Kunci : Hukum Agraria,Tanah Hak Ulayat,Pengelolaan, ulayat land, adat society