PENGARUH EKSTRAK DAUN SAWO MANILA (Manilkara zapota) TERHADAP DESTRUKSI BIOFILM BAKTERI Streptococcus sanguinis ATCC 10556 Kajian In Vitro
FAIZA HUSNIA, Prof. drg. Tetiana Haniastuti, M.Kes., Ph.D. dan Dr. drg. Alma Linggar Jonarta, M.Kes.
2023 | Skripsi | PENDIDIKAN DOKTER GIGI
Streptococcus
sanguinis
merupakan bakteri pionir yang berperan dalam pembentukan biofilm. Perkembangan
biofilm dapat menyebabkan terjadinya penyakit di rongga mulut sehingga
keberadaan biofilm perlu dikontrol. Daun sawo manila memiliki kandungan
flavonoid, saponin, alkaloid, dan tanin yang bersifat sebagai antibakteri dan
antibiofilm. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak daun
sawo manila terhadap destruksi biofilm bakteri S. sanguinis ATCC 10556.
Jenis penelitian ini adalah eksperimental
laboratoris. Daun sawo manila sebanyak 1 kg diekstraksi dengan metode maserasi
menggunakan pelarut etanol 70% sehingga diperoleh ekstrak kental. Model biofilm
merupakan biakan murni bakteri S.
sanguinis (1,5 x 108 CFU/mL) dalam 96-wells microtiter plates dan diinkubasi pada suhu 37oC
selama 24 jam. Selanjutnya, pada biakan S.
sanguinis dipaparkan ekstrak daun sawo manila konsentrasi 10,42%, 5,21%
(sebagai Minimum Inhibitory Concentration terhadap bakteri S.
sanguinis ATCC 10556), dan 2,60% sebagai kelompok perlakuan. Klorheksidin
glukonat 0,1% dipakai sebagai kontrol positif, sedangkan NaCl 0,9% sebagai
kontrol negatif. Setelah dilakukan inkubasi selama 24 jam, sumuran diwarnai
dengan kristal violet 0,1%. Optical
density dibaca dengan spektrofotometer (?=450 nm). Data dianalisis dengan uji One-way ANOVA dan uji Post-Hoc Least Significant Difference (LSD).
Hasil uji One-way
ANOVA menunjukkan perbedaan yang signifikan antar kelompok (p<0>Post-Hoc LSD menunjukkan terdapat
perbedaan bermakna (p<0> Berdasarkan data yang diperoleh disimpulkan bahwa ekstrak daun
sawo manila memiliki kemampuan dalam mendestruksi biofilm S. sanguinis ATCC 10556 dengan ekstrak konsentrasi 10,42% memiliki
kemampuan paling tinggi dalam mendestruksi biofilm dibandingkan dengan ekstrak
konsentrasi 2,60?n 5,21?n kemampuannya setara dengan kloeheksidin
glukonat 0,1%.
Streptococcus
sanguinis is a pioneer bacterium playing a crucial role in
biofilm formation. Oral diseases can be caused by biofilm development, so its
presence needs to be controlled. Manila sapodilla leaves contain flavonoids,
saponins, alkaloids, and tannins with antibacterial and antibiofilm properties.
This study aimed to determine the effect of manila sapodilla leaf extract on
the destruction of S. sanguinis ATCC 10556 bacterial biofilm.
The method
used in this study was an experimental laboratory test. 1 kg manila sapodilla
leaves were subjected to maceration using 70% ethanol as a solvent to obtain a
thick extract. The
biofilm model was created by culturing
S. sanguinis bacteria (1,5 x 108 CFU/mL) in 96-well
microtiter plates and incubated at 37°C for 24 hours. Treatments were applied to the formed biofilm, namely the addition of
manila sapodilla leaves extract at concentrations of 10.42%, 5.21% (as
the Minimum Inhibitory Concentration against S. sanguinis ATCC 10556), and 2.60% as treatment groups.
Chlorhexidine gluconate 0.1% was used as a positive control, while NaCl 0.9% as a negative control. After
incubation for 24 hours, the wells were stained with 0.1% crystal violet. Optical density was measured using a
spectrophotometer (?=450 nm). Data were analyzed through One-way ANOVA and Post-Hoc Least
Significant Difference (LSD)
tests.
Significant
differences among groups (p<0>One-way ANOVA test
results. Post-hoc LSD analysis indicated a significant difference (p<0>S. sanguinis ATCC 10556 biofilm, with
the 10.42% concentration having the highest efficacy compared to the 2.60% and
5.21% concentrations. Its efficacy is comparable to 0.1% chlorhexidine
gluconate.
Kata Kunci : daun sawo manila, destruksi biofilm, Streptococcus sanguinis