Perubahan Makna dan Relasi Konsep Uchi-Soto pada Penerjemahan Ungkapan Honorifik Bahasa Jepang dalam Takarir Drama Jepang
Dhia Ardhina Salsabila, Drs. Tatang Hariri, M.A., Ph.D.
2023 | Tesis | S2 Linguistik
Pola interaksi masyarakat Jepang menerapkan konsep uchi-soto sebagai pedomannya. Uchi merupakan ruang lingkup yang berada di wilayah pembicara, sementara soto merupakan ruang lingkup yang tidak memiliki hubungan yang dekat dengan pembicara. Konsep tersebut memiliki peran penting dalam penggunaan bahasa sopan dalam bahasa Jepang. Dalam bidang penerjemahan, ungkapan honorifik (bahasa sopan) bahasa Jepang sering kali ditemukan pada berbagai media penerjemahan termasuk media audiovisual. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dalam bidang penerjemahan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis perubahan makna yang terjadi pada penerjemahan ungkapan honorifik dalam takarir drama Jepang serta mengungkap alasan yang mempengaruhinya. Data yang digunakan dalam penelitian merupakan data lisan dan tulisan dalam drama Shinbun Kisha dan Gekikaradou beserta takarirnya. Ungkapan honorifik yang muncul diidentifikasi menggunakan teori yang diungkapkan Iori (2001), kemudian perubahan makna yang terjadi dalam takarir drama dianalisis dengan mengacu pada teori perubahan makna dari Ullmann (2007) beserta dengan alasan-alasan yang mempengaruhi terjadinya perubahan makna.
Hasil analisis menunjukkan bahwa ketiga bentuk honorifik yang ditemukan dalam kedua sumber data. Honorifik teineigo merupakan jenis honorifik yang paling banyak ditemukan. Perubahan makna yang terjadi dalam penerjemahan honorifik lebih banyak ditemukan dalam perubahan makna total dan penyempitan. Penerjemah seringkali menyesuaikan dengan konteks yang terdapat dalam media audiovisual. Selain itu, terdapat beberapa alasan lain yang mengakibatkan terjadinya perubahan makna seperti kurangnya perhatian penerjemah akan budaya dalam bahasa sumber, adanya homofon atau kata-kata dalam bahasa sumber yang memiliki bunyi yang mirip, pemilihan diksi yang kurang sesuai yang dilakukan oleh penerjemah, serta strategi yang digunakan oleh penerjemahan karena terbatasnya ruang untuk takarir. Perubahan makna yang terjadi dalam penerjemahan ungkapan honorifik juga seringkali menyebabkan nuansa kesantunan dalam bahasa sumber menurun.
The interaction pattern of Japanese society applies the uchi-soto concept as a guideline. Uchi is a scope that is in the speaker's area, while soto is a scope that does not have a close relationship with the speaker. This concept has an essential role to usage of polite language in Japanese. The usage of Japanese honorific (polite language) often found in various translation media including audiovisual media. This research uses of qualitative descriptive methods in the field of translation. This research aims to analyze the changes in meaning that occured in the translation of honorific expressions in Japanese drama subtitles and reveal the reasons that influence them. The data used in the research are oral and written datas in the dramas Shinbun Kisha and Gekikaradou with their subtitles. The honorific expressions that appear were analyzed using the keigo theory by Iori (2001) and the changes in meaning that occur in the drama subtitles are analyzed by referring to the theory of semantic change from Ullmann (2007) along with the reasons that influence the changes in meaning.
The research result shows that the three honorific forms are found in both data sources. Teineigo is the most common type of honorific. Semantic changes in honorific translation are often found in total changes and narrowing. Translators often adapt to the context contained in audiovisual media. Apart from that, several other reasons result in changes in meaning, such as the translator's lack of attention to the culture in the source language, the presence of homophones or words in the source language that have similar sounds, inappropriate diction choices made by the translator, and strategies that used by translation due to limited space for subtitles. Semantic change that occurs in honorific expression translation also often causes the nuances of politeness in the source language to decrease.
Kata Kunci : konsep uchi-soto, penerjemahan audiovisual, perubahan makna, ungkapan honorifik, audiovisual translation, honorific expressions, semantic change, uchi-soto concept