Evaluasi Penerapan PSAK 48 Penerapan Nilan Aktiva Tetap Pada PT Telkom
SUMADI, Ahmad, Dr. L.Suparwoto, M.Sc
2003 | Tesis | S2 AkuntansiPSAK 48 menyatakan bahwa pada setiap tanggal neraca, perusahaan harusmereview ada atau tidaknya indikasi penurunan nilai aktiva. Jika terdapat indikasi penurunan nilai aktiva, perusahaan harus menaksir jumlah yang dapat diperoleh kembali dari aktiva tersebut. Yang dimaksud dengan jumlah yang dapat diperoleh kembali adalah nilai tertinggi antara harga neto dan nilai pakai suatu aktiva. Jika jumlah yang dapat diperoleh kembali dari aktiva tersebut lebih kecil dari nilai tercatatnya, perusahaan harus mengakui kerugian penurunan nilai dalam laporan keuangan. Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi peneapan PSAK 48 yang diterapkan PT. Telkom terhadap aktiva tetap yang dimilikinya, apakah penerapannya telah sesuai sebagaimana dimaksudkan PSAK 48. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif analisis. Data dikumpulkan dengan cara studi kepustakaan dan studi lapangan. Hasil pembahasan data menunjukkan bahwa penerapan PSAK 48 pad aPT Telkom dilakukan dengan membandingkan nilai tercatat aktiva tetap unit penghasil kas dengan nilai pakai aktiva tetap unit penghasil kas. Perhitungan nilai pakai aktiva tetap unit penghasil kas dilakkan dengan menggunakan tool worksheet financial model. Melalui financial model ini diperoleh taksiran aliran kas neto untuk lima tahun ke depan dan selanjutnya didiskontokan sehinga diperoleh hasil akhir berupa nilai pakai aktiva tetap unit penghasil kas. Dari hasil perhitungan nilai pakai aktiva tetap unit penghasil kas Datel Jakarta Pusat diketahui bahwa nilai pakai aktiva tetap lebih besar dari nilai tercatatnya sehingga tidak ada kerugian penurunan nilai aktiva. Penerapan PSAK 48 dengan cara menghitung nilai pakai aktiva tetap unit penghasil kas dan membandingkan dengan nilai tercatat tetap tersebut telah sesuai sebagaimana dimaksudkan dalam PSAK 48.
PSAK 48 requires that an entity should assess at each balance sheet date whether there is any indication that any of its assets may be impaired. If there is any indication that any of its assets may be impaired, the entity should estimate the recoverable amount. Recoverable amount is the higher of an asset’s net selling price and its value in use. If recoverable amount is lower than carrying amount, an entity should recognized an impairment loss in the financial statement.The objective of this study is to evaluate the aplication of PSAK 48 in PT Telkom for its fixed assets, whether the application conform with PSAK 48. This study is descriptive analysis. Data is collected by field research and library research.The result show that application of PSAK 48 in PT Telkom is done by comparing carrying amount for fixed asset’s cash generating unit with value in use for fixed asset’s cash generating unit. The calculation value in use for fixed asset’s cash generating unit be done with tool worksheet financial model. The result of financial model is net cash flow projections for five years and then discounted, finally is acquired value in use for fixed asset’s cash generating unit. The result of calculation value in use for fixed asset’s cash generating unit Datel Jakarta Pusat show that value in use for fixed asset’s cash generating unit is higher than carrying amount, so the asset is not impaired. The application of PSAK 48 with comparing carrying amount for fixed asset’s cash generating unit and value in use for fixed asset’s cash generating unit onform PSAK 48
Kata Kunci : Aset, Penurunan Nilai, PSAK 48, Impairment Asset, Recoverable Amount, Carrying Amount, Value in Use, Cash Generating Unit.