Perbedaan Kadar Albumin dan Globulin Serum Terhadap Derajat Keparahan Kanker Payudara pada Pasien Kanker Payudara di RSUP DR Sardjito Yogyakarta
Novita Permatasari Sigid Santosa, Dr. dr. Niken Indrastuti, Sp.KK(K); dr. Dyah Ayu Mira Oktarina, Ph.D, Sp.KK(K); dr. Agnes Sri Siswati, Sp.KK(K); dr. Fajar Waskito, Sp.KK(K), M.Kes., dr. Kristiana Etnawati, MPH, Sp.KK(K)
2023 | Tesis-Spesialis | S2 Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin
Latar Belakang: Radiodermatitis adalah perubahan kulit yang terjadi akibat radioterapi. Radioterapi dilakukan untuk menurunkan rekurensi dan tingkat kematian pada kanker payudara yang masih menjadi masalah kesehatan global dan merupakan penyebab kematian terbanyak kedua pada wanita. Pajanan radiasi yang berulang dan terakumulasi menyebabkan kulit tidak memiliki kemampuan untuk memulai proses penyembuhan luka. Penyembuhan luka dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah protein. Kekurangan protein dalam tubuh dapat menyeybabkan gangguan pada penyembuhan. Kadar albumin dan globulin serum adalah komponen protein yang paling mudah dinilai. Makalah ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kadar albumin serum, globulin serum, dan rasio albumin/gobulin (A/G) pada masing-masing derajat keparahan radiodermatitis pada pasien kanker payudara.
Tujuan: Mengetahui apakah terdapat perbedaan kadar albumin serum, globulin serum, dan rasio A/G pada masing-masing derajat keparahan radiodermatitis pada pasien kanker payudara.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan desain penelitian potong lintang. Subyek diambil dari Instalasi Kanker Terpadu Tulis RSUP Dr. Sardjito yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Analisis dilakukan dengan analisis komparatif untuk membandingkan antar variabel.
Hasil: Jumlah subyek radiodermatitis sebanyak 32 pasien; dengan 22 orang derajat 1, empat orang derajat I, dan enam orang derajat I. Hasil analisis menunjukkan perbedaan rata-rata kadar albumin serum pada masing-masing derajat keparahan didapatkan hasil yang bermakna (p=0,034), sedangkan tidak didapatkan hasil yang bermakna pada kadar globulin serum dan rasio A/G.
Kesimpulan: Terdapat perbedaan yang bermakna antara kadar albumin serum terhadap masing-masing derajat keparahan radiodermatitis.
Background: Radiodermatitis is a skin change that occurs as a result of radiotherapy. Radiotherapy is carried out to reduce recurrence and death rates in breast cancer, which is still a global health problem and is the second most common cause of death in women. Repeated and accumulated radiation exposure causes the skin to lack the ability to initiate the wound healing process. Wound healing can be influenced by several factors, one of which is protein. Lack of protein in the body can cause problems with healing. Serum albumin and globulin levels are the easiest protein components to assess. This paper aims to determine differences in serum albumin, serum globulin, and albumin/gobulin (A/G) ratios for each degree of severity of radiodermatitis in breast cancer patients.
Objective: To determine whether there are differences in serum albumin levels, serum globulin, and A/G ratio for each degree of severity of radiodermatitis in breast cancer patients.
Method: This study is an observational analytical research with a cross-sectional design. Subjects were taken from Instalasi Kanker Terpadu Tulip RSUP Dr. Sardjito who have met the inclusion and exclusion criteria. Comparative analysis was performed to compare between means.
Results: The number of radiodermatitis subjects was 32 patients; with 22 people in degree L, four people in degree I, and six people in degree I. The analysis showed that there were significant differences in the average serum albumin levels for each degree of severity (p=0.034), whereas no significant results were obtained for serum globulin levels and the A/G ratio.
Conclusion: There is a significant difference between serum albumin levels and each degree of severity of radiodermatitis.
Kata Kunci : albumin, globulin, radiodermatitis, faktor risiko, penyembuhan luka, albumin, globulin, radiodermatitis, risk factors, wound healing