Adaptasi Masyarakat Lokal Maluku Terhadap Perubahan Iklim
Fredrik Theodorus Tita, Prof. Dr. Ahmad Maryudi; Prof. Dr. Ir. Ris Hadi Purwanto, M.Agr.Sc., IPU.
2023 | Tesis | S2 Ilmu Kehutanan
Perubahan iklim merupakan salah satu isu
permasalahan global saat ini. Perubahan iklim berdampak sangat luas terlebih
pada masyarakat lokal yang menggantungkan hidupnya pada sumber daya alam.
Provinsi Maluku merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang terdiri dari
pulau-pulau kecil memiliki tingkat kerentanan yang sangat tinggi terhadap
perubahan iklim. Penelitian ini hendak melihat tingkat pengetahuan masyarakat lokal
Maluku terhadap perubahan iklim dan bagaimana strategi adaptasi yang dilakukan
masyarakat untuk pemenuhan penghidupan keseharian.
Penelitian ini dilakukan di provinsi Maluku dengan
dua tipe desa yang berbeda. Masyarakat Negeri Soya akan
mewakili masyarakat hutan sedangkan masyarakat Desa Eti akan mewakili
masyarakat pesisir. Penelitian ini menggunakan metode campuran dengan Model Sequential. Pendekatan
kuantitatif akan menjawab permasalahan tingkat pengetahuan dengan menggunakan
skala likert sedangkan pendekatan kualitatif akan menjawab permasalahan
strategi adaptasi dengan pendekatan deskripsi bersifat explore. Metode
pengumpulan data berupa survei dan wawancara. Penentuan
sampel menggunakan Formula Yamane dengan
error tolerance 10%.
Hasil penelitian menunjukkan
sebagian besar tingkat pengetahuan masyarakat
lokal Maluku berada pada kategori sedang (72%). Masyarakat lokal Maluku hanya
mengenal perubahan iklim sebagai suatu pancaroba. Masyarakat lokal Negeri Soya memiliki
tingkat pengetahuan yang tinggi dibanding masyarakat Desa Eti. Permasalahan
akibat perubahan iklim di Negeri Soya berupa
tanah longsor, kekeringan, perubahan pola cuaca dan
musim panen, penurunan produktivitas hasil hutan dan pertanian serta
ketersediaan air dalam tanah. Masyarakat Desa Eti berupa kenaikan muka air
laut, erosi pantai dan intrusi air laut, kenaikan suhu muka air laut, perubahan
pola cuaca dan musim panen, serta ketersediaan biota laut di sekitar mangrove.
Strategi adaptasi masyarakat lokal dikedua desa dibagi
menjadi tiga bentuk strategi yakni strategi
individu, strategi bersama dan intervensi pemerintah. Bentuk
strategi adaptasi masyarakat Negeri Soya pada
dasarnya menerapkan sistem adat untuk perlindungan terhadap
vegetasi yang ada, sementara masyarakat
Desa Eti beradaptasi lewat pengalaman untuk pemenuhan kehidupan sehari-hari.
Tingkat pengetahuan terkait perubahan iklim berdampak pada persepsi mereka
terhadap dampak buruk perubahan iklim. Masyarakat dengan tingkat pengetahuan
yang rendah memerlukan intervensi langsung dengan pemerintah; Masyarakat
dengan tingkat pemahaman sedang akan membentuk strategi adaptasi kolaborasi
dimana bersifat individu dan intervensi pemerintah; Masyarakat
dengan tingkat pemahaman yang tinggi dapat melakukan adaptasi
tersendiri tanpa bantuan pemerintah.
Climate change is one of the most urgent issues affecting the global,
particulary for local communities who depend on natural resources. Maluku, a
province in eastern Indonesia, is among the most vulnerable. Maluku is made up
of numerous small islands that are extremely prone to climate change. The aim
of this study is to investigate local communities' understanding of climate
change and adaptation strategies for sustaining their livelihoods.
This study has been carried out in Maluku, using two distinct types of
neighborhoods. The forest community is represented by the Soya Society, and the
coastal community is represented by the Eti Society. A mixed-method approach
with a sequential model was used in this study. The quantitative approach
employed a Likert scale to assess comprehension level, whereas the qualitative
approach used exploratory descriptions to address adaptation strategies. Data
is gathered through surveys and interviews. The Yamane tenique was used to
determine the sample with a 10% error tolerance.
The results showed that the majority of the participants' level of
understanding was moderate (72%). Local communities only recognise climate
change as a transition (Pancaroba). Soya's local community knows more than Eti
ones. Climate change in Soya has resulted in landslides, drought, changes in
weather patterns and harvest seasons, decreased production of forest and
agricultural goods, and soil availability. On the other hand, rising sea
levels, coastal erosion and seawater intrusion, rising sea temperatures,
changing weather patterns, and the availability of marine animals around
mangroves are all having an impact on the Eti community. Individual
initiatives, common strategies, and government intervention are the three types
of community adaptation strategies. Furthermore, the Soya community uses a
traditional approach to conserve existing plants, whereas the Eti community
adapts to daily living through experience. Their
judgment of the adverse impact of climate change is influenced by their level
of understanding of climate change. Communities with a low level of
understanding will require government intervention; communities with a moderate
level of understanding will form a collaborative adaptation strategy that
includes both individual and government intervention; and communities with a
high level of understanding will be able to adapt on their own without
government intervention.
Kata Kunci : Perubahan iklim, Masyarakat lokal, Strategi adaptasi