Perbedaan kadar antibodi S-RBD berdasarkan derajat keparahan pada penyintas COVID-19
Tri Lestari, Dr. dr. Umi S. Intansari, M.Kes, Sp.PK(K) ; dr. Windarwati, M.Sc, Sp.PK(K)
2023 | Tesis | S2 Kedokteran Klinik
Latar belakang: Pandemi COVID-19 meningkatkan angka
morbiditas dan mortalitas sehingga identifikasi faktor risiko penting untuk
mencegah keparahan. Protein Spike-Receptor
Binding Domain (S-RBD) merupakan kunci masuknya virus ke dalam sel.
Antibodi spesifik SARS-CoV-2, khususnya yang mencegah interaksi spike RBD dengan reseptor ACE2 pada
inang dapat memberikan kekebalan protektif, dan mempengaruhi hasil klinis
pasien COVID-19. Pasien yang sakit parah mengembangkan respon antibodi spesifik
SARS-CoV-2 yang lebih tinggi dibandingkan pasien rawat jalan dan individu tanpa
gejala. Sampai saat ini, belum ada penelitian yang menyelidiki kadar antibodi
S-RBD berdasarkan derajat keparahan pada penyintas COVID-19, terutama di RSUP
Dr. Sardjito.
Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui perbedaan kadar antibodi S-RBD berdasarkan derajat keparahan pada
penyintas COVID-19.
Metode: Desain penelitian ini cross sectional dengan kriteria inklusi penyintas COVID-19, usia ? 18 tahun, tidak vaksinasi, setuju terlibat dalam penelitian serta bersedia datang ke Instalasi Laboratorium Terpadu RSUP Dr. Sardjito untuk dilakukan pengambilan sampel darah vena serta pemeriksaaan antibodi S-RBD. Kriteria eksklusi: data rekam medik dan elektronik tidak lengkap, sampel lisis, subjek mengundurkan diri, hamil. Perbandingan parameter penelitian dianalisis menggunakan One Way Annova atau Kruskal Wallis. Analisis data menggunakan IBM SPSS Statistic 25 dengan nilai p<0>
Hasil : Subjek penelitian
secara keseluruhan adalah 48 subjek yang memenuhi kriteria inklusi dan
eksklusi. Rerata usia subjek penelitian adalah 45,10±14,03
dengan didominasi oleh laki-laki dibandingkan perempuan (52,1% vs 47,9%).
Subjek penelitian sebagian besar obesitas dengan IMT ³ 25 (45,8%) dan didominasi penyintas dengan
komorbid hipertensi (27,1%). Kadar antibodi S-RBD signifikan lebih tinggi pada
derajat berat dibandingkan derajat sedang maupun ringan. Kadar antibodi S-RBD
signifikan lebih tinggi pada penyintas dengan komorbid dibandingkan penyintas
tanpa komorbid serta lebih tinggi pada penyintas dengan hipertensi dibandingkan
tanpa hipertensi.
Simpulan : Penelitian ini membuktikan bahwa kadar antibodi
S-RBD penyintas COVID-19 signifikan lebih tinggi pada derajat berat
dibandingkan derajat sedang maupun ringan.
Background:
The
COVID-19 pandemic is increasing morbidity and mortality rates, so identifying
risk factors is important to prevent severity. The Spike-Receptor Binding
Domain (S-RBD) protein is key to virus entry into cells. SARS-CoV-2 specific
antibodies, particularly those that prevent the interaction of the spike RBD
with the ACE2 receptor in the host can provide protective immunity, and
influence the clinical outcome of COVID-19 patients. Severely ill patients
develop a higher SARS-CoV-2 specific antibody response than outpatients and
asymptomatic individuals. To date, there have been no studies investigating
S-RBD antibody levels based on severity in COVID-19 survivors, especially at Dr
Sardjito Hospital.
Objective:
The
purpose of this study was to determine differences in S-RBD antibody levels
based on the degree of severity in COVID-19 survivors.
Methods: The design of this study was cross sectional with the inclusion criteria of COVID-19 survivors, age ? 18 years, not vaccinated, agreeing to be involved in the study and willing to come to the Integrated Laboratory Installation of Dr Sardjito Hospital for venous blood sampling and S-RBD antibody testing. Exclusion criteria: incomplete medical and electronic record data, sample lysis, subject resignation, pregnancy. Comparison of study parameters was analysed using One Way Annova or Kruskal Wallis. Data analysis using IBM SPSS Statistic 25 with a p value of <0>
Results: The
overall study subjects were 48 subjects who met the inclusion and exclusion
criteria. The mean age of the study subjects was 45.10 ± 14.03 with dominated
by men compared to women (52.1% vs 47.9%). The study subjects were mostly obese
with BMI ³ 25
(45.8%) and dominated by survivors with comorbid hypertension (27.1%). S-RBD
antibody levels were significantly higher in severe than in moderate and mild
degrees. S-RBD antibody levels were significantly higher in survivors with
comorbidities than survivors without comorbidities and higher in survivors with
hypertension than without hypertension.
Conclusion: This
study proves that the S-RBD antibody levels of COVID-19 survivors are
significantly higher in severe degrees than in moderate or mild degrees.
Kata Kunci : Kata kunci : COVID-19, penyintas COVID-19, antibodi S-RBD COVID-19