POTENSI KAYU BAKAR DAN NILAI KALOR HUTAN TANAMAN JATI UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN MASYARAKAT DESA HUTAN (Kasus di BKPH Karangasem KPH Purwodadi)
MELIYA HADY , Dr. Ir. Ris Hadi Purwanto, M.Agr.Sc. dan Rohman, S. Hut., MP.
2009 | Skripsi | S1 KEHUTANANPenggunaan kayu sebagai bahan bakar masih menjadi kebutuhan pokok bagi sebagian masyarakat yang ada di Indonesia, terutama masyarakat yang tinggal di sekitar hutan. Hal ini berlaku juga pada masyarakat Desa Karangasem selaku masyarakat enclave BKPH Karangasem, yang menjadikan kayu bakar sebagai kebutuhan pokok untuk industri rumah tangga genteng, rumah makan dan memasak sehari-hari. Jumlah kebutuhan kayu bakar masyarakat yang besar tentunya harus diimbangi dengan potensi hutan tanaman yang ada serta jenis-jenis yang sesuai digunakan sebagai kayu bakar, sehingga penggunaan suatu jenis tanaman sebagai kayu bakar dapat tepat sasaran. Salah satu indikator suatu jenis kayu yang baik digunakan sebagai kayu bakar adalah mempunyai nilai kalor yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai kalor yang terkandung pada suatu jenis kayu sehingga jenis tersebut baik digunakan sebagai kayu bakar, serta untuk mengetahui kemampuan BKPH Karangasem dalam memenuhi kebutuhan kayu bakar masyarakat desa hutan. Metode Pengambilan sampel yang digunakan adalah stratified random sampling. Data penelitian meliputi data potensi kayu bakar yang diperoleh dengan pengukuran langsung di lapangan dan data konsumsi kayu bakar masyarakat yang diperoleh dari wawancara dan kuisioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari jenis yang ada, jenis yang memiliki nilai kalori tertinggi sehingga sangat baik digunakan sebagai kayu bakar adalah jenis Kesambi (Schleichera oleosa). Potensi kayu bakar yang dapat diproduksi BKPH Karangasem sebesar 1.044,32 m3/tahun, sedangkan kebutuhan kayu bakar masyarakat Desa Karangasem adalah 119.054,11 m3/tahun. Kemampuan BKPH Karangasem dalam memenuhi kebutuhan kayu bakar masyarakat desa hutan sebesar 0,88%. Sedangkan besarnya nilai kalori yang mampu disuplai oleh kawasan hutan untuk memenuhi kebutuhan kalori kayu bakar masyarakat sebesar 1,02% dari total kebutuhan masyarakat.
Firewood is still becoming one of substantial needs for community in some parts of Indonesia, especially those who live surround the forest. This also applies for community of Karangasem Village which is an enclave of BKPH Karangasem. In this village, fuelwood is used for household daily use, restaurant, and roof tile industries. This large need has to be supported by the source of fuelwood, that is the plantation forest. One of indicators of good fuelwood is the height of caloric value. This research is aimed at estimating caloric value of species in the area and calculating the capacity ofBKPH Karangasem in supplying the fuelwood to local community. Stratified random sampling was applied in this research. Variables related to wood potency were measured. Firewood consumption was investigated through interview. This reseach found that Kesambi (Schleichera oleosa) containts the highest calory amongs other species in the area. Fuelwood potency in BKPH Karangasem is 1,044.32 m3/year, while the need of fuelwood in Karangasem Village is 119,054.11 m3 /year. The capacity of BKPH Karangasem to supply fuelwood is 0.88%, which is equivalent to 1.02% of total calory.
Kata Kunci : BKPH Karangasem, kayu bakar, hutan tanaman jati.