Geologi Pengembangan Wilayah Kecamatan Baturetno, Kabupaten Wonogiri
Fiki Fahris Maziyya Kamila, Dr.Eng. Ir. Wawan Budianta, S.T., M.Sc., IPM.
2023 | Skripsi | TEKNIK GEOLOGI
Kecamatan
Baturetno Kabupaten Wonogiri yang secara strategis dilewati oleh Jalan Raya
Solo – Pacitan memiliki 13 Desa dengan luas wilayah cukup luas dan penduduk
cukup padat, diprediksi akan terus bertambah sehingga memiliki potensi
pemanfaatan lahan sebagai pemukiman. Dalam pengembangan wilayah menjadi suatu
kawasan pemukiman, terdapat persyaratan yang diatur pada Permen PU Nomor 20
Tahun 2007. Diluar peraturan tersebut, kajian geologi menjadi hal penting dalam
menentukan kemampuan suatu lahan. Penelitian ini mempertimbangkan aspek geologi
yang mencakup beberapa parameter berupa bencana kekeringan, bencana gerakan
massa, jarak terhadap mata air, tingkat kelerengan, tingkat kekerasan batuan,
tingkat kembang-susut tanah, dan nilai TDS mata air. Pengambilan data dilakukan
secara langsung di lapangan juga didapatkan dari studi pustaka berupa buku,
jurnal, peta dan bahan peta. Parameter tersebut kemudian diolah dengan metode Analytical
Hierarchy Process (AHP) untuk mengetahui bobot masing-masing parameter juga
bobot subparameter yang membagi parameter menjadi tiga kelas. Setelah itu
dilakukan overlay yang menghasilkan zona kemampuan lahan. Dilakukan uji
sensitivitas dengan trial and error dalam penentuan bobot masing-masing
parameter untuk dipilih secara logis sesuai dengan kondisi daerah penelitian. Zona
hasil overlay kemudian dieliminasikan dengan kawasan perlindungan. Daerah
penelitian terbagi menjadi tiga zona kemampuan. Zona sangat mampu (42,53%)
meliputi Desa Glesungrejo, Gambiranom, Baturetno, Boto, Kedungombo, Setrorejo,
Saradan Watuagung, Balepanjang. Zona mampu (26,21%) meliputi Desa Sendangrejo, Temon,
Talunombo, Saradan, Watuagung, dan Balepanjang. Dan zona kurang mampu (16,11%)
mencakup sebagian Desa Setrorejo, Sedangrejo, Temon, Belikurip, dan Watuagung.
Baturetno
District, Wonogiri Regency, strategically crossed by the Solo – Pacitan
Highway, has thirteen villages with a large area and dense population which is
predicted to increase continuously so it has potential for residential area
development. In regional development into residential areas, there are
requirements regulated in Minister of Public Regulation Number 20 of 2007.
Apart from these regulations, geological studies are also important in
determining the capacity of a land. This research considers some geological aspects
with several parameters such as drought disasters, mass movement disasters,
distance from springs, slope level, rock hardness level, soil swell, and
shrinkage level, and spring TDS value. Data collection was carried out directly
in the field and also obtained from literature studies as books, journals,
maps, and map materials. These parameters were then processed using the
Analytical Hierarchy Proceed (AHP) method to determine the weight of each parameter
as well as the weight of the subparameters which divided the parameters into
three classes. After that, an overlay is carried out which produces land
capability zones. A sensitivity test was carried out using trial and error in
determining the weight of each to be chosen logically according to the
conditions of the research area. The overlay result zone was then eliminated
with the protection area. The research area was divided into three capability
zones. The very capable zone (42,53%) includes the villages of Glesungrejo,
Gambiranom, Baturetno, Boto, Kedungombo, Setrorejo, Saradan, Watuagung, and
Balepanjang. The capable zone (26,21%) includes the villages of Sendangrejo,
Temon, Talunombo, Saradan, Watuagung, and Balepanjang. The less capable zone (16,11%)
includes parts of Setrorejo, Sendangrejo, Temon, Belikurip, and Watuagung
villages.
Kata Kunci : Geologi pengembangan wilayah, Analytical Hierchy Process, zona kemampuan lahan