KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG DI KAWASAN PERLINDUNGAN SETEMPAT DAN PERKEBUNAN SAWIT PT. INTI INDOSAWIT SUBUR, KABUPATEN BATANGHARI, PROPINSI JAMBI
RIFKY FIRMANA PRIMASATYA , Dr. Satyawan Pudyatmoko, S.Hut., M.Sc.
2009 | Skripsi | S1 KEHUTANANPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui densitas jenis burung dan keanekaragaman jenis burung di habitat Kawasan Perlindungan Setempat (KPS), kebun sawit inti, dan kebun sawit plasma, serta untuk membandingkan keanekaragaman jenis burung pada ketika kawasan tersebut. Selain merupakan bentuk usaha perlindungan dan konservasi keanekaragaman hayati, hasil yang diperoleh diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi penyusunan rencana manajemen pengelolaan kawasan konservasi dalam perkebunan kelapa sawit. Penelitian ini dilakukan di PT Inti Indosawit Subur, Kab. Batanghari, Propinsi Jambi. Penelitian dilakukan dari bulan Februari 2009 sampai Maret 2009. Metode untuk mengumpulkan data burung adalah metode titik hitung (Point Count) dari Bibby. Analisis untuk menghitung densitas dan keanekaragamanjenis burung adalah rumus estimasi densitas burung model Bibby, indeks keanekaragaman Shannon-Wiener, dan indeks ketidaksamaan jenis Sorrensen. Adapun, perbandingan keanekaragaman jenis burung pada tiap lokasi dianalisis dengan uji statisktik Kruskal-Wallis. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 64 jenis burung dari 32 farnili. Jenis burung yang memiliki densitas tertinggi di KPS, Kebun Inti, dan Kebun Plasma masing-masing adalah kutilang (Pycnonotus aurigaster) dengan nilai 10,524 individu/ha, merbah cerukcuk (Pycnonotus goiavier) dengan nilai 14,983 individu/ha, dan Perenjak rawa (Prinia flaviventris) dengan nilai 9,053 individu/ha. Indeks keanekaragaman jenis burung tertinggi terdapat di KPS dengan nilai 3,67; diikuti kebun inti dengan nilai 3, 19; lalu kebun plasma dengan nilai 2,98. Keanekaragaman jenis burung di ketiga kawasan tersebut berbeda nyata dengan nilai Asymp. Sig. adalah sebesar 0,000 (3.271 x 10^-10) lebih kecil dari 0,05. Tingginya keanekaragaman di KPS tersebut karena masih utuhnya kondisi hutan di tempat itu.
The research goals are to study birds density and diversity of Protection Area within palm oil plantation (KPS) habitat, core palm plantation (palm oil fully managed by the company), and plasma palm oil plantation (palm oil plantation managed under collaboration between company and local community), and also to compare the diversity of each bird species on that area. Not only for biodiversity protected and conservation, but also the result can contribute to configure management planning for conservation area in palm oil plantation. This research take a place in PT. Inti Indosawit Subur, Batanghari district, in Jambi Province. Research was conducted on February 2009 until March 2009. Point Count Method was used to collect the bird data. Bird density and diversity is measured by Bird Density Estimation formula by Bibby model, Shannon-Wiener Diversity Index, and Sorrensen Differences Index. Meanwhile, bird diversity comparison on each location analyzed by Kruskal-Wallis Stastical test. The result of this researchs indicated that there are 64 species of bird from 32 family. The highest density of bird in Protection Area is kutilang (Pycnonotus aurigaster) with 10,524 individual/ha, in core palm plantation merbah cerukcuk (Pycnonotus goiavier) with 14,983 individual/ha, in plasma palm plantation is Perenjak rawa (Prinia flaviventris) with 9,053 individual/ha. The highest bird diversity index is in the Protection Area with 3,67; second in the core palm oil plantation with 3, 19; and the third is in the plasma palm oil plantation with 2,98. Bird diversity in each location significantly difference, with Asym. Sig. value 0,000 (3,271 x 10^-10) ) or less than 0,05. The high diversity in protection area caused by the good condition of forest.
Kata Kunci : Burung, densitas, keanekaragaman, kelapa sawit.