SIFAT FISIKA DAN DIMENSI SERAT BAMBU LEGI (Gigantochloa verticillata Munro.) ARAH AKSIAL PADA TIGA TAHAP PERTUMBUHAN

FAJAR SETIAJI , Dr. Ir. Sri Nugroho Marsoem, M.Agr.

2009 | Skripsi | S1 KEHUTANAN

Bambu merupakan salah satu hasil hutan non kayu yang dikenal dekat dengan kehidupan masyarakat yang tinggal di Indonesia. Jumlah terbanyak terdapat di Pulau Jawa dengan jumlah rumpun sebesar 29,1 juta. Bambu yang paling banyak ditemukan di pekarangan milik masyarakat adalah bambu apus, wulung, petung dan legi. Bambu apus, wulung dan petung sudah umum digunakan dan disukai masyarakat, namun bambu Legi kurang banyak manfaatnya. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian mengenai karakteristik fisika dan dimensi serat bambu legi dengan tujuan untuk memperoleh informasi pemanfaatan yang tepat, khususnya pada pulp dan kertas. Penelitian ini menggunakan rancangan acak dengan dua faktor yaitu aksial (pangkal, tengah dan atas) dan 3 tahap pertumbuhan (umur± 4 bulan, ± 1,5 tahun dan ± 3 tahun). Kedua faktor tersebut akan diulang sebanyak 3 kali sehingga terdapat 27 sampel. Parameter yang diuji adalah fisika dan dimensi serat. Karakteristik fisika meliputi kadar air, kepadatan, dan stabilitas dimensi. Dimensi serat meliputi panjang serat, dimensi lebar, lebar lumen, tebal dinding sel dan nilai turunan serat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bambu legi (Gigantochloa verticil/ata Munro.) mempunyai kadar air sebesar 20,06% dan kepadatan sebesar 0,59. Perubahan dimensi bambu yaitu penyusutan memanjang sebesar 0,35%, penyusutan lebar sebesar 9,32%, dan penyusutan tebal sebesar 14,34%. Serat tersebut memiliki panjang 2,41 mm, diameter serat 13,20 µm, diameter lumen 8,17 µm, dan tebal dinding serat 5,03 µm. Berdasarkan nilai serat yang diturunkan, bambu Legi (Gigantochloa verticillata Munro.) mempunyai runkel sebesar 1,26 (kualitas 4), muhlsteph sebesar 0,61% (kualitas 3), tenunan i 8.5.24 (kualitas 1), nilai kelenturan 0,62 (kualitas 3) dan nilai kekakuan sebesar 0,38 (kualitas 4). Sebagai bahan baku pulp dan kertas, bambu legi tergolong memiliki kualitas sedang.

Bamboo is a non-timber forest products known as close to the life of people living in Indonesia. It is mostly found on the island of Java with 29.1 million the number of clumps. Bamboo mostly found in yards of land owned by the people are bamboo apus, wulung, petung and Legi. Bamboo apus, wulung and petung are commonly used and preferred by the people, but bamboo Legi less in benefit. Therefore, research needs to be done about the characteristics of physics and the dimensions of the bamboo legi fiber with the purpose for obtaining infonnation of appropriate utilization, specifically in pulp and paper. This research used a random design with two factors, namely the axial (base, middle and top) and 3 stages of growth (age± 4 months,± 1.5 years and± 3 years). Both of factors will be repeated 3 times so that there are 27 samples. Parameters of the test is physics and fiber dimensions. Characteristics of physics include moisture content, density, and dimension stability. Dimension fiber include fiber length, dimensions width, lumen width, cell wall thickness and fiber derived value. Results of research show that the bamboo legi (Gigantochloa verticil/ata Munro.) has a moisture content of 20.06% and density of 0.59. Dimension changes of bamboo are longitudinal shrinkage of 0.35%, width shrinkage of 9.32%, and thickness shrinkage of 14.34%. The fiber has a length of 2.41 mm, fiber diameter of 13.20 µm, lumen diameter of 8.17 µm, and thick walls of 5.03 µm fiber. Based on the derived value fiber, bamboo Legi ( Gigantochloa verticillata Munro.) have runkel of 1.26 (4th quality), muhlsteph of 0.61% (3rd quality), the weaving of i 8.5.24 (1st quality), the value of flexibility 0.62 (3rd quality) and stiffitess values of 0.38 ( 4th quality). As a pulp and paper raw material, bamboo legi could be considerd as having medium quality.

Kata Kunci : Bambu legi, kedudukan aksial, tahapan pertumbuhan, sifat fisika, dimensi serat.