Klausa relatif Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia :: Analisis kontrastif strategi perelatifan, fungsi dan karakteristik alat perelatif
DALILAN, Dr. Mulyono, MA
2003 | Tesis | S2 LinguistikPenelitian ini bertujuan mengidentifikasi dan membandingkan fungsi dan karakteristik pronomina relatif (prorel) who, whom, which/that, dan whose dalam Bahasa Inggris (BING) dan kata yang dalam Bahasa Indonesia (BI), dan juga mengidentifikasi dan membandingkan strategi perelatifan dalam klausa relatif kedua bahasa dengan menggunakan analisis kontrastif dan hasil analisis dijelaskan melalui metode deskriptif komparatif. Berdasarkan hasil analisis perbandingan didapati kekhasan perbedaan dan kesamaan kedua sistem perelatifan dalam kedua bahasa tersebut. Dalam BING, beragam alat perelatif tersebut benar-benar berstatus argumen, artinya kehadirannya berfungsi menggantikan unsur nomina atau frase nomina (FN/N) dalam klausa bawahan. Unsur-unsur yang diganti tersebut menduduki posisi subjek, objek langsung, dan objek tak langsung atau objek dari suatu preposisi. Sementara itu, kata yang dalam BI tidak berstatus argumen secara penuh. Kata yang lebih berfungsi sebagai ligatur atau pengikat FN/N dengan atribut sesudahnya. Ligatur yang juga berfungsi sebagai penanda kategori FN/N. Selain berfungsi sebagai kata ganti prorel dalam BING juga berfungsi sebagai alat penghubung klausa inti dengan klausa bawahan sehingga menjadi kalimat luas. Akibat penghubungan ini klausa bawahan berubah menjadi klausa relatif yang disematkan dalam kalimat luas tersebut. Sedangkan dalam BI kata yang dapat pula bertugas sebagai alat penghubung klausa inti dan klausa bawahan. Sebagai alat penghubung prorel dalam BING memiliki kekhasan sifat kehadirannya. Prorel sifatnya wajib hadir apabila menggantikan unsur FN/N dalam klausa bawahan, akan tetapi sifatnya manasuka apabila menggantikan unsur FN/N yang menduduki posisi Objek Langsung atau Objek Tak Langsung. Tidak seperti halnya dalam BING, dalam BI ligatur yang wajib hadir sebagai pengikat unsur FN/N dengan atributnya yang mengandung makna penerang dan sebagai penanda kategori FN/N. Kehadiran alat perelatif ini berkaitan dengan strategi perelatifan klausa relatif. Dalam merelatifkan unsur FN/N, BING menerapkan strategi urutan kata yang cenderung menggunakan pemakaian pola kalimat aktif. Sementara dalam BI strategi perelatifan yang digunakan adalah strategi penanda verba yang lebih cenderung menggunakan pola kalimat pasif yang ditandai dengan awalan di- pada verbanya.
This research aims at identifying and comparing the function and characteristic of relative pronouns in English and the ligature yang in Indonesian, and also identifies and compares the relative clause strategy of both languages by using contrastive analysis. The research findings are explained by using the method of comparative description. The research then leads to the finding that both English and Indonesian have differences and similarities in terms of relative clause construction. In English, the various relative pronouns fully have an argument status within relative clauses, meaning that these pronouns function as the substitute of noun phrase (NP) elements which are in the position of object, direct object, and indirect object or object of a preposition within dependent clauses. Meanwhile, the ligature yang in Indonesian cannot have an argument status within relative clauses. This yang is more likely as a ligature; it ties an NP with its attributes that come after it. The ligature yang also functions as a noun phrase category marker. Besides functioning as substitute of an NP element, the relative pronouns in English also function as a connector or as such a kind of a conjunction that connects an independent clause and a dependent clause. This connection results in that the dependent clause changes into relative clause that attribute the head noun phrase embedded in the major sentence. Similarly, in Indonesian the word yang can function as a connector or such a kind of a conjunction, because it also can connect an independent clause and a dependent clause. As a connector or a conjunction the relative pronouns in English have privilege in terms of its existence within a relative clause, in other words it can be obligatory and optional. It is obligatory if the relative prono uns function as the substitute of an NP element which is in the position of subject within dependent clauses. However, it is optional if these pronouns substitute NP elements which are in the position of direct object and indirect object. In contrast, the word yang is obligatory as a ligature or as a noun phrase category marker. The existing of the relative pronouns in English and the ligature yang in Indonesian concerns with the relative clause strategy applied by both languages. In the relativization of an NP, English applies the word order strategy which tends to using active sentence pattern. In Indonesian, on the other hand, applies the verb marking strategy which tends to using passive sentence pattern marked by a prefix di- attached to the verb.
Kata Kunci : Bahasa Indonesia,Bahasa Inggris,Klausa Relatif, relative pronoun, ligature, noun phrase, relative clause strategy