Hubungan antara ciri-ciri femur dengan kompleksitas bekal kubur :: Studi osteologis femur populasi rangka prasejarah dari Gilimanuk, Bali
MARTADIRADJA, Nyi Raden Julianty, Prof.Dr. T. Jacob, MS.,MD
2003 | Tesis | S2 AntropologiManusia prasejarah Gilimanuk diketahui memiliki kebiasaan mengubutkan mayat langsung ke dalam tanah (inhumasi) baik secara primer maupun secara sekunder. Pada kubur-kubur tersebut ditemukan berbagai benda penyerta yang disimpulkan sebagai benda bekal kubur untuk menemani mayat di alam arwah. Berdasarkan benda bekal kubur tersebut disimpulkan bahwa masyarakat prasejarah Gilimanuk telah mengnal stratifikasi sosial dan studi arkeologis membagi kelas bekal kubur berdasarkan tingkat kompleksitasnya menjadi “sederhana†dan “kompleksâ€.. Dalam studi paleoantropologi diketahui pula bahwa rangka yang bersal dari kubur yang secara artefaktual mewah ternyata tingkat robustisitasnya lebih rendah dibandingkan dengan rangka dari kubur yang lebih sederhana. Dengan demikian ada hubungan antara tingkat kompleksitas bekal kubur dengan ciri-ciri rangka. Penelitian ini bertujuan mengkaji ciri-ciri osteometrik femur rangka prasejarah Gilimanuk secara deskriptuf analitik dan mengkaji hubungan antara ciri-ciri tersebut dengan tingkat kompleksitas bekal kubur. Cara penelitian adalah osteoskopi (pengamatan terhadap tulang) dan osteometri (pengukuran tulang). Tujuh belas femur (8 laki-laki, 9 perempuan) koleksi Laboratorium Bioantropologi dan Paleoantropologi, Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada telah diteliti. Jenis analisis yang dilakukan adalah uji t dari Cochran untuk mengetahui signifikansi perbedaan ciri osteometrik femur dari kedua kelas bekal kubur, dan uji korelasi Spearman untuk mengetahui hubungan antara ciri-ciri osteometrik femur dengan tingkat kompleksitas bekal kubur. Uji korelasi Spearman menggunakan program statistik untuk komputer SPSS versi 9.0 sedangkan uji t Cochran dihitung secara manual. Pada penelitian ini diketahui bahwa ada hubungan antara ciri-ciri osteometrik femur dengan tingkat kompleksitas bekal kubur, tetapi hubungan tersebut secara statistik tidak signifikan. Pengecualian terdapat pada indeks platimerik femur laki-laki dan indeks pilasterik serta diameter anteroposterior subtrochanter femur perempuan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada rangka prasejarah Gilimanuk hubungan antara ciri osteometrik dengan tingkat kompleksitas bekal kubur hanya terdapat pada ketiga ukuran tersebut
It is known that prehistoric people of Gilimanuk, who lived around 2000 years ago, used to bury their dead in the ground (inhumation) either primarily or secondarily. Along with these graves were found various goods accompanying the dead on their way to another world. Archaeologists came into conclusion that, on the basis of the degree of grave-goods complexity, these prehistoric people were subject to social stratification; and they have classified the degree of grave-goods complexity as “poor†and “complexâ€. Researches on palaeoanthropology have proven that individuals from artefactually rich graves have less robust skeleton than do the individuals from poorer graves. There is a relationship between the degree of grave-goods complexity and skeletal characteristics. In this study we seek the relationship between osteometrical characteristics and the degree of grave-goods complexity by conducting osteoscopic and osteometric studies. Seventeen femora (8 males, 9 females) belonging to Laboratory of Bioanthropology and Paleoanthropology, Gadjah Mada University, Faculty of Medicine, were examined. Cochran’s t-test has been run manually to seek the difference between femora from poor graves and richer graves while Spearman’s rho correlation (using statistic programme SPSS version 9.0) has been done to seek the relationship between femoral characteristics and the degree of grave-goods complexity. The result is, there is a relationship between femoral characteristics and the degree of grave-goods complexity, but the relationship is not statistically significant. Significant relationship appears in male’s platymeric index and female’s pilasteric index and female’s subtrochanteric anteroposterior diameter. The study came into conclusion that the relationship between femoral characteristics and the degree of grave-goods complexity appears only in those three measurement
Kata Kunci : Antropologi,Rangka Prasejarah Gilimanuk,Osteologis Femur