Makna Etnoekologi pada Rumah Bari Pelang Kenidai di Sumatera Selatan
Maula Muhammad Auza, Dr. Daud Aris Tanudirjo, M.A.
2023 | Skripsi | ARKEOLOGI
Rumah
Bari merupakan bangunan tradisional melayu yang berkembang di Sumatera Selatan,
khususnya wilayah Pelang Kenidai, Kota Pagaralam. Rumah ini memiliki ciri khas
yaitu semua bagiannya menggunakan bahan dasar kayu dan dirakit menggunakan cara
sederhana serta dapat untuk dibongkar pasang. Hal ini menyebabkan, rumah ini
menarik untuk dikaji terutama terkait kerangka pikir masyarakat Semidang dalam
membangun rumah dengan memperhatikan kondisi lingkungan alamnya. Untuk mengungkapkan
hal tersebut, dilakukan penelitian menggunakan pendekatan etnoekologi untuk
mengetahui makna sosial dan alam yang terdapat pada rumah bari dengan meninjau komponen
rumah meliputi atap, pintu, dinding, jendela, tiang, tangga, lantai, kolong
rumah dan orientasi rumah. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data
primer yang diperoleh melalui observasi pada rumah bari dan lingkungan Desa
Pelang Kenidai, wawancara dengan narasumber juga dilakukan dengan didukung data
sekunder melalui kajian pustaka. Hasil penelitian menunjukkan kondisi rumah bari yang ada hingga kini pada umumnya masih bagus, meskipun beberapa sudah
mengalami perubahan. Kondisinya relatif masih terawat dengan baik. Terkait
dengan makna etnoekologi rumah bari terdapat setidaknya dua jenis makna rumah bari, yaitu fungsional dan sosial. Makna fungsional ditunjukkan pada bagian
atap, jendela, tiang, kolong rumah, arah hadap, serta pemilihan bahan lokal.
Bagian-bagian itu menunjukkan fungsi adaptasi rumah bari terhadap lingkungan
alamnya. Hal itu menyiratkan kemampuan pikir orang Semidang yang adaptif dalam
menghadapi kondisi lingkungan alam setempat, termasuk arah matahari, hembusan
angin, kondisi tanah setempat, keamanan, serta pemanfaatan sumber bahan lokal.
Sementara itu, makna sosial terdapat pada dinding rumah berornamen mendale kencane mandulike serta posisi rumah yang saling berhadapan. Keduanya dapat
diartikan sebagai kewajiban untuk menjaga persaudaraan dan kekerabatan. Tiang
rumah berjumlah sembilan bermakna membawa keberuntungan.
The
Bari House is a traditional malay building that developed in South Sumatra,
especially the Pelang Kenidai area, Pagaralam City. This house is characterized
by the fact that all its parts are made from wood and are assembled using
simple methods and can be disassembled. This makes this house interesting to
study, especially regarding the mindset of the Semidang people in building
houses by paying attention to the conditions of the natural environment. To
reveal this, research was carried out using an ethnoecological approach to
determine the social and natural meaning contained in the bari house by
examining the components of the house including the roof, doors, walls,
windows, pillars, stairs, floors, under the house and the house orientation.
The data used in this research is primary data obtained through observations at bari house and the Pelang Kenidai Village environment, interviews with
informants were also carried out and supported by secondary data through
literature review. The results of the research show that the condition of the
existing bari house is generally still good, although some have undergone
changes. However, it is still relatively well maintained. Regarding the
ethnoecological meaning of the bari house, there are at least two types of
meaning of the bari house, namely functional and social. The functional meaning
is shown in the roof, windows, pillars, under the house, house orientation, and
selection of local material sources. These parts show the function of the bari house's adaptation to its natural environment. This implies the Semidang
people's ability to think adaptively in dealing with local natural
environmental conditions, including the sun direction, wind breeze, local soil
conditions, security, and the local material sources utilization. Meanwhile,
the social meaning is found in the ornate mendale kencane mandulike house walls
and the position of the houses facing each other. Both can be interpreted as an
obligation to maintain brotherhood and kinship. The nine house pillars mean
they bring fortunate.
Kata Kunci : Etnoekologi, makna sosial , Rumah Bari, Pelang Kenidai