Menjadi katolik bagi keturunan Cina di Jawa :: Pertukaran sosial antara keturunan Cina dan Gereja Katolik di Jawa
RAJABANA, Antonius, Dr. Heddy Shri Ahimsa-Putra, MA
2003 | Tesis | S2 AntropologiSejak tahun 1966 sampai sekarang, ratusan ribu keturunan Cina beralih dari agama semula menjadi Katolik. Jumlah yang sedemikian besar itu menimbulkan pertanyaan yang serius. Apa sebetulnya yang terjadi sehingga keturunan Cina beralih menjadi pemeluk agama Katolik? Apakah ada ajaran yang serupa antara agama Katolik dan tradisi Cina? Atau ada peristiwa sosial politik yang memicu terjadinya ex.5'odus itu? Apa keuntungan keturunan Cina menjadi Katolik? Dan apa yang didapat oleh gereja Katolik dengan masuknya mereka sebagai anggota baru? Apakah ada pertukaran sosial yang intensif antara kedua pihak? Berdasarkan pertanyaan itu penulis meneliti sejarah keturunan Cina di Indonesia dan secara khusus sejarah keturunan Cina di Jawa. Ternyata peristiwa sosial-politik yang terjadi sepanjang sejarah keturunan Cina di Jawa menyebabkan keturunan Cina menjalin relasi yang intensif dengan gereja Katolik. Dalanr bahasa Sahlin dikatakan bahwa terjadi pertukaran sosial yang seimbang antara keturunan Cina dan gereja Katolik di Jawa. Pertukaran sosial itu dipicu oleh permusuhan yang berkembang sepanjang sejarah antara keturunan Cina dan penduduk Jawa. Kebijakan pemerintah Hindia Belanda yang berat sebelah menjadi awal munculnya rasa anti pati antara penduduk Jawa dan keturunan Cina di Jawa. Keturunan Cina dipandang sebagai antek penjajah untuk memeras kekayaan rakyat. Belanda dengan politik devide ef impem nya mampu memanfaatkan keadaan menjadi sarana untuk menguasai Nusantara. Keturunan Cina yang dinilai ulet, pekerja keras dan oportunis dimanfaatkan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk menarik pajak dan menghisap kekayaan tanah j aj ahan. Mereka diberi hak monopoli atas paj ak, cukai, perdagangan dan bahan kebutuhan pokok. Akibatnya anti pati penduduk Jawa terhadap keturunan Cina makin membara. Permusuhan antara keturunan Cina dan orang-orang Jawa itu sesuai dengan skenario pemerintah Hindia Belanda. Politik devide el impcra berhasil memecah kesatuan yang pernah ada antara keturunan Cina dan penduduk lainnya di Jawa. Semula permusuhan itu lebih menyangldrt suku yang berbeda, tidak menyangkut agama. Tetapi karena kebanyakan orang Jawa beragama Islam, sementara keturunan Cina lebih berorientasi ke Belanda yang Kristen maka permusuhan antara keturunan Cina dan penduduk Jawa merembet ke masalah agama. Akibatnya keturunan Cina banyak yang memeluk agama Kristen. Dengan masuknya orang-orang keturunan Cina ke dalam agama Kristen maka j arak antara keturunan Cina dan penduduk Jawa yang kebanyakan beragama Islam makin j auh. Karena tidak terj adi pertukaran dengan penduduk Jawa yang Islam maka keturunan Cina semakin intensif dalam pertukaran sosialnya dengan gereja Katolik. Gereja Katolik dipandang dapat menjadi masyarakat baru yang lebih menerima dan menghargai keturunan Cina dari pada masyarakat sipil. Oleh karena itu semakin banyak orang-oran g keturunan Cina yang beralih menj adi pemeluk agama Katolik.
Available in Fulltext
Kata Kunci : Antropologi Sosial,Keturunan Cina,Agama,Pertukaran Sosial