Laporkan Masalah

Kitorang Tra Maju-Maju :: Marginalisasi Orang Papua di Kampung Sendiri

LEKITOO, Hanro Yonathan, Dr. Pujo Semedi, MA

2003 | Tesis | S2 Antropologi

Marginalisasi orang Papua atas nama pembangunan akhir-akhir ini mendapat perhatian serius dari berbagai kalangan baik akademisi, Lembaga Swadaya Masyarakat maupun pemerintah sendiri. Keprihatinan terhadap nasib orang Papua ini telah membawa sejumlah pemerhati sosial berusaha mengkaji fenomena tersebut. Sayangnya, kajian terhadap marginalisasi orang Papua sering terjebak pada tataran sebab akibat sehingga jawaban yang diberikan atas persoalan ini hanyalah sepotongsepotong dan cenderung menyederhanakan persoalan. Karya ini mengungkap marginalisasi orang Papua khususnya dalam sektor ekonomi di kota Jayapura provinsi Papua. Kajian terhadap marginalisasi yang kini melingkupi kehidupan orang Papua di atas tanahnya sengaja menghindar dari studi sebab akibat dan menggunakan ‘konteks’ sebagai perspektif. Konteks di sini adalah faktor yang memarginalkan orang Papua. Adapun konteks yang memarmarginalkan orang Papua, adalah mulai dari sejarah kontak dengan pihak luar yang mendominasi dan cenderung menanamkan hegemoninya bahkan mengabaikan kaum pribumi; kehadiran negara yang cenderung melemahkan orang Papua; pendidikan yang menghilangkan identitas orang Papua dan terkesan asal-asalan; hingga pada kekerabatan yang menghambat pertumbuhan wirausaha, serta gengsi dan mental ‘serba cepat’ dari dalam diri orang Papua yang turut melemahkan dan memarginalisasinya. Bagaimana orang Papua menyikapi fenomena marginalisasi dalam sektor ekonomi ini?. Tesis ini mengungkapkan bahwa mayoritas orang Papua cenderung berdiam diri dan pasrah pada keadaan yang ada. Namun demikian, tesis ini juga mencoba mengangkat satu dua orang Papua yang mungkin tidak berlebihan jika disapa sebagai ‘pahlawan-pahlawan’. Mereka layak disebut ‘pahlawan’ karena meskipun kaum wirausahawan Papua ini menggeluti bisnis yang tergolong sederhana, tetapi mereka ini memberikan secercah harapan bagi orang Papua lainnya. Mereka berbeda, karena mereka tidak pasrah pada nasib dan tidak rela menyandang citra sebagai orang marginal di atas tanah sendiri.

Marginalization to the Papuan on behalf of the development has received a serious attention from different circles, among others the academician, NGO, and government. Concern for the Papuan’s fate brought some social observers to studying this phenomenon. Unfortunately, studies on marginalization to the Papuan are often trapped into a level of cause and effect, so the answers to the addressed questions are only partial and tend to oversimplify the matter. This research studies marginalization to the Papuan, particularly in the economic sector in Jayapura city, Papua province. It intentionally avoids cause and effect study and uses contextual perspective. The context means how the factors encircles the phenomenon of marginalization to the Papuan. Factors that marginalizes the Papuan started from the history of contact with outsiders who dominated and wanted to push their hegemony, in addition to ignoring the native, the presence of the nation that weakened the Papuan, education that erodes their tribal identity and is carelessly managed, to the kinship that inhibits the growth of enterpreneurship as well as “instant” motive and mentality of Papuan which by itself already contributes to the weakening of, and marginalization to the Papuan. How do the Papuan face this marginalization phenomenon in the economic sector? The research reveals that the majority of Papuan prefer to keep silent and accept the existing situation. However, it also identifies one or two Papuan who are properly called a hero. These people deserve to be so called a hero because of their business, even though small, that gives light of hope to other Papuan. They are outstanding because they never accept their fate as it is and are not happy to bear the image as a marginalized native on their own land.

Kata Kunci : Antropologi Sosial,Marginalisasi Orang Papua, context, marginalization, on one’s own land, the Papuan


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.