Toponimi Kelurahan dan Desa di Kabupaten Sumenep
Vieki Ardhina, Dr. Hendrokumoro, M.Hum.
2023 | Tesis | S2 Linguistik
Penelitian ini mendeskripsikan toponimi nama-nama kelurahan dan desa di Kabupaten Sumenep secara linguistik. Dengan tujuan sebagai bentuk refleksi dari pemahaman masyarakat mengenai lingkungan sekitarnya, salah satunya toponimi nama-nama kelurahan dan desa melalui unsur sejarah, budaya, kegiatan masyarakat yang berkaitan dengan nama-nama kelurahan atau desa tersebut, serta bentuk pelestarian aset kebudayaan. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode simak dan metode cakap dalam pengumpulan data. Dalam analisis data menggunakan metode agih dan metode padan refrensial. Pengklasifikasian nama-nama kelurahan dan desa menggunakan teori toponimi yang diusung oleh Sudaryat, Gunardi, dan Hadiansah (2009). Hasil penelitian dideskripsikan berdasarkan analisis yang sesuai dengan data dan hasil wawancara. Penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan sebagai (1) bentuk kebahasaan pada toponimi kelurahan dan desa di Kabupaten Sumenep memiliki bentuk monomorfemis, polimorfemis, dan abreviasi. Bentuk polimorfemis yang ditemukan yaitu bentuk polimorfemis berafiks, kata majemuk, reduplikasi, dan abreviasi. (2) Latar belakang penamaan yang terdapat pada toponimi kelurahan dan desa di Kabupaten Sumenep, yaitu aspek perwujudan, aspek kemasyarakatan, aspek kebudayaan, dan aspek lainnya. Aspek perwujudan terdiri dari latar perairan, latar rupabumi, dan latar lingkungan alam. Aspek kemasyarakatan terdiri dari nama tokoh, harapan, profesi, nama kegiatan masyarakat, dan sifat masyarakat. Aspek kebudayaan terdiri dari legenda, mitos, dan cerita rakyat. Aspek lainnya terdiri dari peninggalan kerajaan, sejarah Sumenep, onomatope, dan penggantian nama. (3) Nilai-nilai kearifan lokal yang terdapat dalam toponimi kelurahan dan desa di Kabupaten Sumenep terdiri atas nilai rasa syukur, nilai kerukunan, nilai keseteiakawanan sosial, nilai budaya kerja keras, nilai pelestarian dan kreativitas budaya, dan nilai gotong royong.
Kata Kunci: toponimi, Sumenep, bahasa, budaya
This research describes the toponymy of the names of sub-districts and villages in Sumenep Regency linguistically. With the aim of being a form of reflection of the community's understanding of the surrounding environment, one of them is toponymy of the names of sub-districts and villages through elements of history, culture, community activities related to the names of these sub-districts or villages, as well as forms of preserving cultural assets. The method used in research is the observation method and the skill method in data collection. In data analysis using the agih method and the referential equivalent method. Classifying the names of sub-districts and villages uses the toponymy theory proposed by Sudaryat, Gunardi, and Hadiansah (2009). The research results are described based on analysis that is in accordance with the data and interview results. The research that has been carried out can be concluded as (1) the linguistic forms of sub-district and village toponymy in Sumenep Regency have monomorphemic, polymorphemic and abbreviation forms. The polymorphemic forms found were affixed polymorphemic forms, compound words, reduplication and abbreviation. (2) The naming background contained in the toponymy of subdistricts and villages in Sumenep Regency, namely embodiment aspects, social aspects, cultural aspects, and other aspects. The embodiment aspect consists of a water setting, a topographic background, and a natural environmental setting. The social aspect consists of the names of figures, hopes, professions, names of community activities, and the nature of the community. Cultural aspects consist of legends, myths and folklore. Other aspects consist of royal heritage, history of Sumenep, onomatopoeia, and name changes. (3) The local wisdom values contained in the toponymy of sub-districts and villages in Sumenep Regency consist of the value of gratitude, the value of harmony, the value of social solidarity, the cultural value of hard work, the value of cultural preservation and creativity, and the value of mutual cooperation.
Keywords: toponymy, Sumenep, language, culture
Kata Kunci : toponimi, Sumenep, bahasa, budaya