Pengaruh Safety Climate terhadap Safety Behaviour pada Karyawan Departemen Operasi pada Perusahaan Pupuk
Rachmanita Indah Wulandari, Ir. Rini Dharmastiti, M.Sc., Ph.D., IPM., ASEAN Eng
2023 | Skripsi | TEKNIK INDUSTRI
Kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja meningkat di Indonesia setiap tahunnya. Menurut data Program Jaminan Kecelakaan Kerja BPJS, jumlah karyawan yang terkena dampak terus bertambah dari 210.789 orang pada tahun 2019, 221.740 orang pada 2020, hingga 234.370 orang pada 2021. Dengan korban sebesar 80.607 dari tahun 2019 hingga 2021, industri dasar dan kimia menjadi industri ke-4 tertinggi yang mengalami kasus kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara safety climate dengan safety behavior serta mengetahui faktor safety climate yang paling kuat pengaruhnya terhadap safety behavior pada karyawan departemen produksi.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif, dengan menggunakan kuesioner NOSACQ-50 dan kuesioner safety behavior. Kuesioner NOSACQ-50 terdiri dari tujuh dimensi safety climate dengan total 50 item. Jumlah responden sebanyak 99 dari departemen produksi. Safety climate sebagai variabel independen dan safety behavior sebagai variabel dependen. Analisis regresi linier berganda digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui hubungan safety climate terhadap safety behavior karyawan departemen produksi pada perusahaan pupuk.
Hasil penelitian menunjukkan variabel-variabel safety climate secara positif mempengaruhi safety behavior. Penelitian ini juga mengungkap dua variabel independen yang memiliki pengaruh paling kuat terhadap safety behavior yaitu, variabel prioritas keselamatan, komitmen dan kemampuan manajemen (X1) yang memberikan kontribusi terbesar, mencapai 84,99?n pemberdayaan manajemen keselamatan kerja (X2) yang memberikan kontribusi sebesar 6,91%. Implikasi berdasarkan variabel tersebut dapat berfokus pada mengkomunikasikan informasi mengenai keselamatan kerja, inspeksi keselamatan terjadwal dan aksi proaktif dari manajer dalam pengawasan karyawan.
Work accidents and occupational diseases are increasing in Indonesia every year. According to data from the BPJS Work Accident Insurance Program, the number of affected employees continues to grow from 210,789 people in 2019, 221,740 people in 2020, to 234,370 people in 2021. With 80,607 victims from 2019 to 2021, the basic and chemical industry is the 4th highest industry experiencing cases of work accidents and occupational diseases. This study was conducted to determine the relationship between safety climate and safety behavior and to determine the safety climate factor that has the strongest influence on safety behavior in production department employees.
The research method used is quantitative research method, using NOSACQ- 50 questionnaire and safety behavior questionnaire. The NOSACQ-50 consists of seven dimensions of safety climate with a total of 50 items. The number of respondents was 99 from the production department. Safety climate as the independent variable and safety behavior as the dependent variable. Multiple linear regression analysis was used in this study to determine the relationship of safety climate to safety behavior of production department employees in fertilizer companies.
The results showed a very strong correlation between the seven independent and dependent variables. Through linear regression analysis, it was found that safety climate variables positively influence safety behavior. The t-test also revealed two independent variables that partially influenced safety behavior, namely, the safety priority variable, commitment and management capabilities (X1) which made the largest contribution, reaching 84.99% and safety management empowerment (X2) which contributed 6,91%. Implications based on these variables can focus on communicating information regarding occupational safety, scheduled safety inspections and proactive actions from managers in employee supervision.
Kata Kunci : Safety Climate, Safety Behavior, NOSACQ-50
