Laporkan Masalah

Kesintasan dan Faktor Prediktor Leukemia Mieloblastik Akut pada Anak

Ruth Yanti Pratiwi Silaban, Dr. dr. Sri Mulatsih, MPH, SpA(K); dr. Indah Kartika Murni, M.Kes., Ph.D., SpA(K)

2023 | Tesis | S2 Kedokteran Klinik

Latar Belakang: Leukemia mieloblastik akut (LMA) merupakan keganasan dengan prevalensi terbesar kedua di Indonesia, dengan tingkat remisi dan kesintasan rendah, relaps dan kematian tinggi, serta memiliki keterbatasan sumber daya untuk pemeriksaan prediktor independen (sitogenetik dan molekular), sehingga diperlukan prediktor sederhana untuk stratifikasi luaran terapi.

Tujuan: Untuk mengetahui kesintasan yaitu event free survival (EFS) dan overall survival (OS), serta faktor prediktor relaps dan kematian pada anak dengan LMA.

Metode: Sebuah penelitian kohort retrospektif terhadap anak usia 1-18 tahun dengan LMA di RSUP Dr. Sardjito periode 1 Januari 2015 sampai 30 Desember 2020. Pasien dengan mixed phenotypic leukemia dan rekam medis tidak lengkap tidak diikutsertakan dalam analisis statistik. Kesintasan dinyatakan dengan kurva Kaplan-Meier OS dan EFS serta analisis Cox regression terhadap kejadian relaps dan kematian untuk menentukan hazard ratio (HR), dengan interval kepercayaan (IK) 95?n tingkat kemaknaan statistik p <0>

Hasil: Penelitian ini melibatkan 119 pasien, mayoritas laki-laki, <10>abandonment 10,1%, drop out 7,6%, dan kematian 68,9%. Kematian terbanyak terjadi setelah fase induksi dengan penyebab utama infeksi 35,4?n perdarahan 17,3%. Dalam analisis Cox regression, kematian lebih tinggi pada laki-laki (HR 1,83; IK 95% 1,17-2,86), usia <10>Low-intensity merupakan rekomendasi paling baik dengan remisi lebih tinggi (85,7%), relaps lebih rendah (50%), dan kematian lebih rendah (50,0%).

Kesimpulan: Kesintasan LMA pada anak masih rendah dengan relaps dan kematian yang tinggi. Protokol kemoterapi low intensity memberikan luaran yang lebih baik.

Background: Acute myeloblastic leukemia (AML) is the second most prevalent malignancy among Indonesian children, with low remission and survival rates, high relapses and deaths, as well as limited resources for independent predictor factor investigations (cytogenetic and molecular). Therefore, a study to determine the simpler predictor factors is needed for stratification of therapeutic outcome.

Objective: To determine the survival, namely event-free survival (EFS) and overall survival (OS), and predictor factors for relapse and death in children with AML.

Methods: A retrospective cohort study was conducted among children aged 1-18 years with AML at RSUP Dr. Sardjito for the period January 1st, 2015 to December 30th, 2020. Patients with mixed phenotypic leukemia or patients with an incomplete medical record were excluded from this study. Survival was presented by Kaplan-Meier curve and cox regression analysis for the incidence of relapse and death to determine the hazard ratio (HR), with a 95% confidence interval (CI) and a statistical significance level of p<0>

Results: This study involved 119 patients, with the majority male, aged <10>

Conclusion:  The survival of pediatric AML is poor with a high relapse and mortality rates. Treatment with the Low Intensity Protocol develop a better outcome.

Kata Kunci : LMA, faktor prediktor, protokol kemoterapi, remisi, OS, EFS, relaps, kematian

  1. S2-2023-452956-abstract.pdf  
  2. S2-2023-452956-bibliography.pdf  
  3. S2-2023-452956-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2023-452956-title.pdf