Laporkan Masalah

Dekomposisi Makna Istilah Budaya Dalam Novel Terjemahan Bahasa Indonesia Seribu Satu Malam Dari Novel Bahasa Arab Alfu Laylah Wa Laylah

Fikri, Dr. Adi Sutrisno, M.A.

2023 | Tesis | S2 Linguistik

Pengurangan kuantitas makna sering terjadi dalam proses penerjemahan sebuah karya terjemahan. Kesalahan pemahaman pembaca sebuah karya terjemahan sering terjadi akibat adanya distorsi makna dari TSu ke TSa. Berdasarkan ciri dan pola temuan yang terdapat pada data, fenomena pengurangan komposisi makna yang terjadi pada penerjemahan kitab Alfu Laylah wa Laylah ke Indonesia mengindikasikan terjadinya sebuah dekomposisi makna. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pola-pola dekomposisi makna berdasarkan teori lexical distortion (James, 1998), loss and gain (Bassnet, 2003), dan omission (Baker, 2018), faktor pendorong terjadinya, serta implikasi yang terjadi akibatnya. Data berupa kata, frasa, dan/atau kalimat berunsur budaya dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif dan teknik komparatif. Berdasarkan temuan data, ditemukan tiga pola dekomposisi makna dengan budaya material sebagai jenis istilah budaya yang paling banyak mengalami dekomposisi makna. Pola dekomposisi makna terjadi akibat faktor-faktor seperti gaya dan nuansa bahasa yang berbeda, ketiadaan glosarium atau catatan kaki, pengurangan nuansa negatif, konteks yang tidak terlalu dipertimbangkan, penyederhanaan teks, kekurangan ekuivalen yang tepat, serta adanya makna dan konotasi kultural. Faktor ini mendorong beberapa implikasi seperti berkurangnya nilai kedetailan cerita untuk pembaca, berkurangnya peningkatan imajinasi visual pembaca TSa, serta tidak tersampaikannya informasi penting sebagai pengetahuan baru bagi pembaca terkait pengetahuan sosio-kultural. Berdasarkan analisis data, dapat ditarik kesimpulan bahwa penerjemah memiliki peran penting sebagai pengambil keputusan untuk melakukan kehati-hatian dalam menerjemahkan hal-hal yang berkaitan dengan istilah budaya. Penerjemah juga harus memiliki kemampuan dan pemahaman budaya yang menjadi faktor utama dalam meminimalisir terjadinya bentuk dekomposisi makna pada komponen-komponen budaya. Keseimbangan antara kesepadanan dan resistensi budaya dapat melahirkan rasa penasaran yang lebih terhadap cerita dan cakrawala pengetahuan baru bagi pembaca TSa. 


The quantity decresion of meaning often occurs in the translation process. Misunderstandings by readers of a translated work often occur due to distortion of meaning from the source language to the target language. Based on the characteristics and patterns of findings in this study, the phenomenon of reduction in meaning composition that occurred in the translation of the book Alfu Laylah wa Laylah into Indonesian indicates that a decomposition of meaning occurred. This research aims to describe patterns of meaning decomposition based on theory of lexical distortion (James, 1998), loss and gain (Bassnet, 2003), omission (Baker, 2018), the factors driving its occurrence, and the implications that appear as a result. Data in the form of words, phrases and/or sentences with cultural elements were analyzed using qualitative descriptive methods and comparative techniques. According to the findings, three patterns of meaning decomposition were found with material culture as the type of cultural term experiencing the most meaning decomposition. Various meaning decomposition patterns occur due to factors such as different language styles and nuances, the absence of a glossary or footnotes, the reduction of negative nuances, the context not being properly considered, the simplification of the text, the lack of appropriate equivalents, and the presence of cultural meanings and connotations. These factors have several implications such as reducing the value of story details for readers, reducing the increase in visual imagination of TL readers, and not conveying important information as new knowledge for TL readers regarding socio-cultural knowledge. Concerning on data analysis, it can be concluded that translators have an important role as decision makers to exercise caution in translating things related to cultural terms. Translators must also have the ability and understanding of culture which is the main factor in minimizing the occurrence of decomposition of meaning in cultural components. The balance between appropriateness and cultural resistance can give rise to more curiosity about the story and new horizons of knowledge for TL readers. 


Kata Kunci : dekomposisi makna, istilah budaya, Seribu Satu Malam, Alfu Laylah wa Laylah

  1. S2-2023-490277-abstract.pdf  
  2. S2-2023-490277-bibliography.pdf  
  3. S2-2023-490277-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2023-490277-title.pdf