Analisis Perbandingan Unit Cost Tindakan Radiofrekuensi dan Tarif INA-CBGs pada Pasien Nyeri Radikuler Lumbosakral RSUP Dr Sardjito

Titania Juwitasari, Dr. Diah Ayu Puspandari, Apt, MBA, M.Kes.; Dr. dr. Rizaldy Taslim Pinzon, M.Kes, Sp.S

2023 | Tesis | MAGISTER KEBIJAKAN DAN MANAJEMEN KESEHATAN

Latar belakang: Nyeri merupakan keluhan yang sering ditemukan pada pasien di layanan kesehatan dan membutuhkan terapi konservatif maupun intervensi. Sebagian besar pasien di rumah sakit menggunakan jaminan JKN sehingga sistem pembayaran layanan di rumah sakit akan diklaimkan sesuai dengan tarif INA-CBGs. Dalam pelaksanaannya, sering ditemukan adanya perbedaan antara biaya yang dikeluarkan rumah sakit dengan tarif INA-CBGs.

Tujuan: Mengidentifikasi dan membandingkan unit cost tindakan radiofrekuensi dengan tarif INA-CBGs pada pasien nyeri radikuler lumbosakral Klinik Nyeri RSUP Dr Sardjito.

Metode: Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan rancangan cross sectional dan metode kuantitatif. Lokasi penelitian dilaksanakan di RSUP Dr Sardjito. Unit cost dihitung dengan menggunakan metode Activity Based Costing (ABC). Data yang diambil adalah rekam medis pasien, berkas klaim BPJS, laporan kunjungan pasien, laporan keuangan dan data lain yang berhubungan dengan tindakan radiofrekuensi.

Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan unit cost tindakan radiofrekuensi pada pasien nyeri radikuler lumbosakral tanpa penyakit penyerta pada lebih rendah dibandingkan tarif INA-CBGs pada kelas I, kelas II dan kelas III. Selisih positif antara unit cost dengan tarif INA-CBGs pada kelas III Rp100.419, kelas II Rp976.419 dan kelas I Rp1.726.419. Biaya yang memiliki besaran tertinggi pada unit cost adalah biaya bahan habis pakai dan jasa medis tindakan. 

Kesimpulan: Unit cost pada tindakan radiofrekuensi pada pasien nyeri radikuler lumbosakral memiliki selisih positif pada kelas I, II dan III dibandingkan dengan tarif INA-CBGs.

Background: Pain is one of the most common patients’ complaints in clinical settings and requires conservative of even interventional therapy. Most of the patients in the hospital use National Health Insurance or JKN, so the payment system for health service will be claimed according to INA-CBGs rates. In practice, it is often found that there is a difference between the costs incurred by hospital and the INA-CBGs rate.  

Objectives: The aim of the study is to identify and compare the unit cost of radiofrequency intervention in lumbosacral radiculopathy with INA-CBGs rates.

Methods: This study is a descriptive study with cross sectional and quantitative method. Location of the study is in Dr. Sardjito General Hospital. Unit cost will be determined using Activity Based Costing method. Data was obtained from patient medical records, BPJS claim files, financial reports, patient visit reports and other data related to radiofrequency procedure.

Results: The result of this study showed that the unit cost of radiofrequency procedures in patients with lumbosacral radicular pain without comorbidities was lower than the rates for INA-CBGs in class I, class II and class III. The positive difference between the unit cost and the INA-CBGs tariff in class III was IDR 100,419, class II IDR 976,419 and class I IDR 1.726.419. The costs that have the highest unit costs were the costs of consumable materials and medical services.

Conclusion: The unit cost of radiofrequency procedures in patients with lumbosacral radicular pain had positive difference in class I, II and III compared to the INA-CBGs rates.

Kata Kunci : unit cost, radiofrekuensi, nyeri radikuler lumbosakral, INA-CBGs, metode ABC