Laporkan Masalah

Kajian Geografi Dialek Bahasa Manggarai di Kabupaten Manggarai Barat

Salahuddin, Dr. Daru Winarti, M.Hum.

2023 | Tesis | S2 Linguistik

Verheijen (1967) mencatat terdapat 43 subdialek bahasa Manggarai yang dikelompokkan menjadi lima kelompok dialek: Manggarai Barat, Manggarai Barat-Tengah, Manggarai Tengah, Manggarai Timur, dan Manggarai Timur Jauh. Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa menyebutkan bahwa bahasa Manggarai memiliki lima dialek yang salah satunya adalah dialek Tangge yang dituturkan di Kabupaten Manggarai Barat. Kedua penelitian itu tidak disertai dengan bukti saintifik yang mendasari pengelompokan subdialek. Oleh karena itu, penelitian ini berusaha untuk mengevaluasi kembali variasi bahasa Manggarai terutama yang dituturkan di Kabupaten Manggarai Barat dengan menyediakan bukti secara kualitatif dan kuantitatif. Data diperoleh dengan menanyakan 200 kosakata Swadesh di sepuluh sampel daerah pengamatan. Hasilnya menunjukan bahwa bahasa Manggarai di Kabupaten Manggarai Barat terbagi atas tiga variasi dialek, yaitu dialek Kempo, dialek S>H Kolang, dan dialek daerah peralihan. Secara kuantitatif, dialek Kempo dibuktikan dengan pengelompokan yang konsisten berdasarkan perhitungan dialektometri dan analisis kluster yang meliputi desa Mbuit, Watu Wangka, Sano Nggoang, Siru, dan Benteng Dewa. Dialek S>H Kolang, pada sisi lain, hanya terdiri atas desa Golo Lajang Barat saja karena menunjukan perbedaan linguistik yang tinggi dengan daerah lain yang berdekatan. Adapun dialek daerah peralihan meliputi desa Watu Waja, Poco Rutang, Lale, dan Tentang. Perhitungan dialektometri dan analisis kluster menunjukan bahwa desa Watu Waja memiliki tingkat kemiripan yang tinggi dengan Golo Lajang Barat, akan tetapi, ada beberapa unsur kebahasaan di desa tersebut menyerap dari dua dialek yang berbeda sekaligus. Secara kualitatif, perbedaan dialek Kempo dan Kolang ditandai dengan adanya korespondensi bunyi [e] - [ea], [i] - [ie], [k] - [?], [s] - [h], [c] - [s], dan [h] - [gh], sedangkan semua unsur kebahasaan tersebut cenderung melebur di dialek daerah peralihan. Perbedaan leksikal tidak menunjukan pola tertentu karena ditemukan secara acak namun hasil penelusuran menunjukan bahwa banyak dari leksikal tersebut memiliki kemiripan yang tinggi dengan bahasa-bahasa di dalam kelompok Flores-Sumba-Hawu.

Verheijen (1967) noted that there are 43 sub-dialects of the Manggarai language, which are grouped into five dialect groups: West Manggarai, West-Central Manggarai, Central Manggarai, East Manggarai, and Far East Manggarai. However, the Language Development and Fostering Agency states that the Manggarai language has five dialects, including the Tangge dialect in West Manggarai Regency. Neither study was accompanied by scientific evidence underlying the sub-dialect grouping. Therefore, this research aims to provide qualitative and quantitative evidence to re-evaluate the variations of the Manggarai language, especially those spoken in West Manggarai Regency. Data was obtained by asking 200 Swadesh vocabularies in ten sample observation areas. The results show that the Manggarai language in West Manggarai Regency is divided into three dialect variations, namely the Kempo dialect, the S>H Kolang dialect, and the Transition area dialect. Quantitatively, consistent grouping based on dialectometric calculations and klaster analysis proves that Kempo dialect includes Mbuit, Watu Wangka, Sano Nggoang, Siru, and Benteng Dewa. On the other hand, the S>H Kolang dialect only consists of Golo Lajang Barat because it shows high linguistic differences from other nearby areas. The Transition area dialect includes Watu Waja, Poco Rutang, Lale, and Tentang. Dialectometric calculations and cluster analysis show that Watu Waja village has a high level of similarity with Golo Lajang Barat. However, several linguistic elements in the area are absorbed from two different dialects simultaneously. Qualitatively, the differences between the Kempo and Kolang dialects are marked by the sound correspondences [e] - [ei], [i] - [ie], [k] - [?], [s] - [h], [c] - [s], and [h] - [gh]. All these linguistic features tend to merge in the transition area. Lexical differences do not show a particular pattern because they were found randomly. The search results show that many of these lexical items are similar to languages in the Flores-Sumba-Hawu group.

Kata Kunci : Bahasa Manggarai, Geografi Dialek, Manggarai Barat

  1. S2-2023-489398-abstract.pdf  
  2. S2-2023-489398-bibliography.pdf  
  3. S2-2023-489398-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2023-489398-title.pdf