Laporkan Masalah

Potret Eksistensi Awig-Awig Dalam Mewujudkan Well-Being Di Desa Tenganan Pegringsingan, Kabupaten Karangasem, Bali

Putu Ananda Sanjiwani Saskita, Milda Longgeita Pinem, S.Sos., M.A., Ph.D.

2023 | Tesis | S2 PEMBANGUNAN SOSIAL DAN KESEJAHTERAAN

Studi ini secara teoritis memandang well-being tidak hanya diwujudkan secara individual, melainkan secara komunal dengan mengutamakan keberlangsungan proses. Dalam mengamati praktik well-being di Negara Selatan, White (2009) menjelaskan well-being tidak sebatas subjektifitas individu dan relasi antar individu, tetapi juga relasi dengan sumber daya. Berkaitan dengan hal tersebut, penulis memilih komunitas komunal tradisional Desa Tenganan Pegringsingan, Provinsi Bali sebagai lokus penelitian karena praktik pemenuhan well-being dilakukan berdasarkan tradisi dan kepatuhan terhadap awig-awig (hukum adat) yang disampaikan secara turun-temurun. Dalam refleksi kolektif masyarakat Tenganan Pegringsingan, well-being dilihat sebagai hadirnya rasa aman secara ekonomi, biologis, sosial, budaya dan politik. Salah satu aturan awig-awig, menganjurkan masyarakat Tenganan Pegringsingan melakukan pernikahan endogami. Melalui pernikahan ini  masyarakat berkesempatan mengakses hal-hal penunjang well-being yang disediakan oleh desa adat diantaranya 1) Hak untuk menerima bagian dari hasil tanah kolektif desa; 2) Hak untuk pola menetap; 3) Hak untuk menjadi pemimpin desa (Maria, S & Rupa, I W, 2007) yang mengandung nilai ekonomis dan religi. Jika diamati dari aspek penunjang well-being, keistimewaan tersebut menimbulkan konsekuensi positif terhadap terciptanya akses kesejahteraan jangka panjang berkaitan dengan 1) keutuhan keluarga; 2) pemenuhan kebutuhan dasar; serta 3) pemenuhan aspek relasional. Terdapat dua determinan yang menyebabkan masyarakat tetap menjalankan awig-awig. Pertama, kentalnya karakter komunal membuat mereka loyal terhadap segala bentuk nilai bersama. Kedua, aturan pada awig-awig cenderung mewujudkan praktik equality dan sustainability penunjang well-being.

 

 

This study theoretically views well-being as not only realized individually, but communally by prioritizing the continuity of the process. In observing the practice  of well-being  in the South, White (2009) explained that well-being is not limited to individual subjectivity and relationships between individuals, but also relationships with resources. In this regard, the author chose the traditional communal community of Tenganan Pegringsingan Village, Bali Province as the locus of research because the practice of fulfilling well-being is  carried out based on tradition and adherence to awig-awig (customary law) which is passed down from generation to generation. In the collective reflection of the Tenganan Pegringsingan community, well-being is seen as the presence of a sense of security economically, biologically, socially, culturally and politically. One  of the rules of awig-awig, encourages the people of Tenganan Pegringsingan to perform endogamous marriages. Through this marriage, the community has the opportunity to access well-being supporting things  provided by customary villages, including 1) The right to receive a share of the village's collective land products; 2) The right to sedentary patterns; 3) The right to be a village leader (Maria, S & Rupa, I W, 2007) which contains economic and religious value. If observed from the supporting aspect  of well-being, this privilege has positive consequences for the creation of long-term welfare access related to 1) family integrity; 2) fulfillment of basic needs; and 3) fulfillment of the relational aspect. There are two determinants that cause society to continue to run awig-awig. First, the thick communal character makes them loyal to all forms of shared values. Second, the rules on  awig-awig  tend to embody equality and sustainability practices  that support well-being.

Kata Kunci : well-being negara selatan, well-being komunitas adat, relasional well-being.

  1. S2-2023-471553-abstract.pdf  
  2. S2-2023-471553-bibliography.pdf  
  3. S2-2023-471553-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2023-471553-title.pdf