Perbandingan Jumlah Oosit Metafase II dengan Kualitas Baik antara Endometrioma dan Non-Endometrioma yang Dilakukan Stimulasi Ovarium Terkontrol Dilanjutkan dengan Ovum Pick-Up di Klinik Permata Hati RSUP Dr. Sardjito
Benza Asa Dicaraka, dr. Agung Dewanto, Sp.O.G, Subsp.FER, PhD ; Dr. dr. Shofwal Widad, Sp.O.G, Subsp.FER
2023 | Tesis-Spesialis | S2 Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan
Latar Belakang: Endometrioma adalah sebuah tipe kista yang terbentuk saat jaringan endometrium tumbuh pada epitel ovarium. Beberapa hal yang menyebabkan penurunan kualitas oosit pada endometrioma adalah morfologi korteks ovarium, sel-sel proinflamasi, kelainan meiosis, dan perubahan genetik. Penelitian mengenai endometrioma secara spesifik dan hubungannya dengan kualitas oosit, terutama di Indonesia, belum banyak dilakukan.
Tujuan: Membandingkan jumlah oosit metafase II (MII) dengan kualitas baik antara endometrioma dan non-endometrioma yang dilakukan stimulasi ovarium terkontrol (SOT) dilanjutkan dengan ovum pick-up (OPU) di Klinik Permata Hati RSUP Dr. Sardjito
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kohort retrospektif dengan data rekam medis di Klinik Permata Hati RSUP Dr Sardjito. Jumlah oosit pada MII dengan kualitas baik pada kelompok endometrioma dan non-endometrioma akan dinilai dan dibandingkan dengan uji statistik Independent T-test dan regresi multipel menggunakan SPSS ver. 25.
Hasil: Pada total 154 sampel, tidak terdapat perbedaan karakteristik yang signifikan dari usia dan anti-Mulerian hormone (AMH) pada kelompok endometrioma dan non-endometrioma. Analisis lebih lanjut menunjukkan perbedaan signifikan rerata jumlah oosit MII dengan kualitas baik antara kedua kelompok (p<0>p=0,001; r=0,424).
Kesimpulan: Terdapat perbedaan signifikan rerata jumlah oosit MII dengan kualitas baik antara kelompok endomterioma dan non-endometrioma. Kadar AMH menjadi prediktor dan faktor risiko yang paling signifikan terhadap jumlah oosit MII dengan kualitas baik pada kelompok endometrioma.
Background: Endometrioma is a type of cyst that forms when endometrial tissue grows on the ovarian epithelium. Some of the things that cause decreased oocyte quality in endometriomas are ovarian cortex morphology, pro-inflammatory cells, meiosis abnormalities, and genetic changes. Research on endometrioma specifically and its relationship with oocyte quality, especially in Indonesia, has not been widely conducted.
Objective: To compare the number of high quality metaphase II (MII) oocytes between endometrioma and non-endometrioma group performed controlled ovarian stimulation and ovum pick-up.
Method: This is a retrospective cohort study using medical record at Permata Hati Clinic, Dr. Sardjito Hospital. The number of high quality MII oocyte in the endometrioma and non-endometrioma groups will be assessed and compared statistically with Independent T-test and multiple regression using SPSS 25th ver.
Results: In a total of 154 samples, there were no significant difference characteristics of age and anti-mullerian hormone (AMH) in the endometrioma and non-endometrioma groups. Further analysis showed a significant difference in the mean number of high quality MII oocytes between two groups (p<0 p=0,001; r=0,24).>
Conclusion: There was a significant difference in the mean number of high quality MII oocytes between the endometrioma and non-endometrioma groups. AMH level was the most significant predictor and risk factor for the number of high quality MII oocytes in the endometrioma group.
Kata Kunci : Endometrioma, oosit metafase II, stimulasi ovarium terkontrol, ovum pick-up