Laporkan Masalah

Hubungan Rasionalitas Terapi Antibiotik Empiris Dengan Luaran Klinis Pada Pasien Anak Gastroenteritis Akut Di Instalasi Rawat Inap RS Mardi Rahayu Kudus

Lydia Sherly Evelina, Dr. dr. Probosuseno, Sp.PD, K-Ger, SE,MM; Prof. Dr. apt. Zullies Ikawati

2023 | Tesis | S2 Mag.Farmasi Klinik

Antibiotik merupakan salah satu penatalaksanaan pengobatan gastroenteritis karena bakteri. Penggunaan antibiotik  yang tidak rasional dapat menyebabkan masalah resistensi dan peningkatan biaya kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui rasionalitas terapi antibiotik empiris serta pengaruhnya terhadap luaran klinis pada pasien anak dengan  gastroenteritis akut di Rumah Sakit Mardi Rahayu Kudus.

Desain penelitian analitik observasional dengan desain cohort retrospektif. Subyek penelitian yaitu pasien anak usia < 18 xss=removed> yang mendapat antibiotik empiris dan sudah menjalani rawat inap > 3 hari setelah admisi di RS Mardi Rahayu Kudus. Luaran klinis yang diamati yaitu melalui  perbaikan respon terapi selama perawatan setelah pemberian antibiotik empiris yang ditunjukkan dengan penurunan frekuensi BAB dan/atau penurunan suhu badan dan/atau perbaikan klinis lain yang dinyatakan oleh dokter.

Hasil penelitian menunjukkan adanya 104 pasien dengan 123 regimen antibiotik empiris selama periode dari 1 Januari 202131 Desember 2022. Antibiotik yang paling banyak diresepkan adalah seftriakson. Terdapat 64 regimen (50,42%) yang rasional menurut metode Gyssens. Ketidakrasionalan penggunaan antibiotik terjadi pada 63 regimen (49,6%), pada kategori V (tidak ada indikasi penggunaan antibiotik) sebanyak 23 kasus (18,1%), IV-A (ada antibiotik lain yang lebih efektif) sebanyak 8 kasus (6,3%), III-B (penggunaan antibiotik terlalu singkat) sebanyak 9 kasus (7,1%) dan II-A (penggunaan antibiotik tidak tepat dosis) sebanyak 23 kasus (18,1%). Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara rasionalitas terapi antibiotik empiris dengan luaran klinis pasien (p> 0,05).

 

Antibiotics are one of the treatments for bacterial gastroenteritis. Irrational use of antibiotics can lead to resistance problems and increased health costs. This study aims to determine the rationality of empirical antibiotic therapy and its effect on clinical outcomes in pediatric patients with acute gastroenteritis at Mardi Rahayu Kudus Hospital.

Observational analytical research design with a retrospective cohort design. The research subjects were pediatric patients aged < 18> 3 days after admission at Mardi Rahayu Kudus Hospital. The clinical outcomes observed were through improved therapeutic response during treatment after administering empiric antibiotics as indicated by a decrease in the frequency of defecation and/or a decrease in body temperature and/or other clinical improvements stated by the doctor.

The research results showed that there were 104 patients with 123 empirical antibiotic regimens during the period from 1 January 2021 – 31 December 2022. The most commonly prescribed antibiotic was ceftriaxone. There were 64 regimens (50.42%) that were rational according to the Gyssens method. Irrational use of antibiotics occurred in 63 regimens (49.6%) in category V (no indication for antibiotic use) in 23 cases (18.1%), IV-A (there were other more effective antibiotics) in 8 cases (6, 3%), III-B (use of antibiotics too short) was 9 cases (7.1%) and II-A (use of antibiotics at the wrong dose) was 23 cases (18.1%). There was no significant relationship between the rationality of empirical antibiotic therapy and the patient's clinical outcomes (p> 0.05).

Kata Kunci : Gastroenteritis, antibiotik, rasional, metode Gyssens, luaran klinis

  1. S2-2023-476142-abstract.pdf  
  2. S2-2023-476142-bibliography.pdf  
  3. S2-2023-476142-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2023-476142-title.pdf