PENYAMPAIAN FEEDBACK OLEH PASIEN SIMULASI PADA PEMBELAJARAN KEDOKTERAN GIGI: STUDI PHENOMENOLOGY PADA PERSPEKTIF PASIEN SIMULASI
Kertamaya Sundawan, dr. Widyandana, MHPE., Ph.D., Sp.M(K); Prof. dr. Mora Claramita, MHPE., Ph.D. Sp. KKLP
2023 | Tesis | S2 Ilmu Pendidikan Kedokteran
Latar belakang
Pemberian Umpan Balik kepada siswa oleh pasien simulasi (SP) merupakan bagian dari pembelajaran berbasis simulasi meningkatkan pengaturan diri siswa. Namun penelitian masih dalam konteks hierarkis dan kolektivistik menunjukkan bahwa Umpan Balik diberikan dalam satu arah. Oleh karena itu, kami ingin menjajaki lebih lanjut penyediaannya Umpan balik dari simulasi pasien kepada pelajar dalam konteks budaya ini.
Metode
Penelitian ini menggunakan metodologi kualitatif fenomenologi. Kami melibatkan 31 peserta simulasi pasien dan instrumen penelitian yang digunakan: observasi, forum diskusi kelompok, dan wawancara mendalam. Observasi dan wawancara FGD dilakukan untuk memperoleh gambaran fenomena, dan kemudian wawancara mendalam dilanjutkan untuk memperluas temuan hingga tercapai kejenuhan. Data dilakukan dengan menggunakan pendekatan analisis Colaizzi.
Hasil
Pengalaman pasien yang disimulasikan dalam memberikan Umpan Balik adalah proses yang kompleks. Hasil analisis menunjukkan perbedaan proses penyampaian Feedback kepada peserta yang telah bekerja < 5> 5 tahun. Perbedaan ini terjadi pada pokok bahasan informasi yang disampaikan; peserta dengan masa kerja < 5> lima tahun menyampaikan Masukan mengenai diagnosis dan medis Prosedur. Keduanya dianggap sebagai 'nasihat' mengenai prosedur medis yang dirasa perlu diberikan oleh SP kepada para siswa. Fenomena ini muncul pada semua simulasi pasien. Seluruh peserta nampaknya lebih memilih memberikan masukan mengenai prosedur kedokteran dibandingkan mendiskusikan bagaimana siswa berkomunikasi dan menjalin hubungan dokter-pasien. Fenomena ini mungkin disebabkan oleh pengetahuan pasien simulasi yang belum dikuasai sepenuhnya.
Kesimpulan
Pasien simulasi yang telah terlatih dan memiliki pengalaman bertahun-tahun belum menunjukkannya kemampuan optimal dan kurang percaya diri dalam memberikan masukan konstruktif kepada siswa. Ini Fenomena ini berakar pada persepsi SP bahwa Umpan Balik adalah 'saran' dan 'saran' itu aktif prosedur medis daripada berkomunikasi dengan pasien. Untuk meminimalkan fenomena ini, medis institusi pendidikan harus secara teratur mengembangkan pelatihan simulasi pasien dengan fokus pada penyediaan Umpan balik mengenai peran mereka sebagai 'pasien'.
Background
Providing Feedback to students by simulated patients
(SP) is part of simulation-based learning to improve students’ self-regulation. However,
research in hierarchical and collectivistic contexts
still shows that Feedback
is given in one direction. Thus, we want to explore further the provision of
Feedback by simulated patients
to students in this cultural context.
Methods
This study uses a qualitative methodology of phenomenology. We involved 31 participants of simulated patients
and used research
instruments: observation, forum group discussion, and in-depth
interviews. Observations and FGD interviews
were carried out to obtain an overview of the phenomenon, and then in-depth
interviews were continued to expand
the findings until saturation was reached. The data was carried out using a Colaizzi
analysis approach.
Results
The simulated patient's experience of providing Feedback
is a complex process. The analysis results show differences in the process of
delivering Feedback to participants who have worked for < 5>
five years. This difference occurred in the subject matter of the information
conveyed; participants with working time < 5>
five years conveyed Feedback regarding diagnosis and medical procedures. Both
are considered 'advice' on medical procedures that the SP perceived should be
given to the students. This phenomenon appears in all patient simulations that
perform synchronized Feedback. All participants seemed to prefer providing
input regarding procedural medicine rather than discussing how students
communicate and establish doctor-patient relationships. This phenomenon may be
caused by the simulation patient's knowledge not being fully mastered.
Conclusions
Simulation patients who have been trained and had years
of experience have yet to demonstrate optimal abilities and lack confidence in
providing constructive Feedback to students. This phenomenon is rooted in the
perception of the SP that Feedback is 'advice' and that 'advice' is on medical
procedures instead of communicating with patients. To minimize this phenomenon,
medical education institutions should regularly develop simulation patient
training by focusing on providing Feedback on their role as 'patients.'
Kata Kunci : Patient simulation, Feedback, phenomenological studies