Strategi Pengelolaan Hutan Kemasyarakatan di Kelompok Tani Hutan Sukobubuk Rejo Kabupaten Pati, Provinsi Jawa Tengah
Mohamad Dwijo Saputro, Prof. Dr. Ir. Ris Hadi Purwanto, M.Agr.Sc., IPU.; Dr. Senawi, M.P.
2023 | Tesis | S2 Ilmu Kehutanan
Salah satu
contoh pelaksanaan program perhutanan sosial di Pulau Jawa sesuai dengan
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan nomor 9 tahun 2021 adalah di
KTH Sukobubuk Rejo. KTH Sukobubuk Rejo pada awalnya mendapatkan izin IPHPS pada
tahun 2018 dan sudah bertransformasi menjadi izin Hutan Kemasyarakatan pada
tahun 2023. Pengelolaan hutan di KTH Sukobubuk Rejo masih mengalami kendala
antara lain sistem usaha tani yang masih sederhana dan subsisten, kemampuan
swadaya masyarakat yang relatif kecil karena hasilnya kurang bagus dan lebih
cenderung ke tanaman semusim, dan pengelolaan masih dan belum memperhatikan
input. Oleh karena itu, penelitian ini diarahkan untuk memberikan masukan dalam
pengelolaan hutan di KTH Sukobubuk Rejo.
Penelitian
ini menggunakan metode sequential exploratory, yaitu gabungan antara
pendekatan kualitatif dengan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kualitatif
dilakukan untuk mendeskripsikan kesesuaian jenis, pola tanam, modal sosial, dan
dinamika pengelolaan hutan serta perumusan analisis SWOT (kekuatan, kelemahan,
peluang, dan ancaman). Selanjutnya, disusun strategi kombinasi dari matriks SWOT,
untuk kemudian dilakukan pendekatan kuantitatif berupa pembobotan dengan metode
Analytical Hierarchy Process (AHP).
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa terdapat 3
pola tanam yang diterapkan di KTH Sukobubuk Rejo yaitu campuran, sistem jalur,
dan trees a long border. Pola tanam trees a long border perlu
ditingkatkan jumlah tanaman berkayu untuk memenuhi ketentuan proporsi tanaman
berkayu sebesar 50% sesuai dengan SK Hutan Kemasyarakatan. Anggota KTH
Sukobubuk Rejo memiliki modal sosial dalam pengelolaan hutan yaitu norma,
kepercayaan, dan jaringan sosial. Dinamika pengelolaan hutan di KTH
Sukobubuk Rejo berjalan secara dinamis berupa keterlibatan stakeholder,
masyarakat lebih flesksibel dalam pengelolaan, jenis yang ditanam berorientasi
multiusaha, dan peningkatan pendapatan masyarakat. Penyusunan strategi
berdasarkan matriks SWOT diperoleh nilai faktor internal 1,28 dan faktor
eksternal 1,23. Nilai tersebut menunjukkan bahwa strategi prioritas berada pada
kuadran strength-opportunity (strategi SO). Strategi tersebut adalah
optimalisasi kelembagaan (34%), mengait dukungan mitra (34%), penyempurnaan
agroforestri (12%), produk olahan hasil hutan (12%), dan promosi KTH Sukobubuk
Rejo sebesar 7%.
One example of implementing a social
forestry program on the island of Java in accordance with Minister of Environment
and Forestry Regulation number 9 of 2021 is at Sukobubuk Rejo Group. Sukobubuk
Rejo Group initially received an IPHPS permit in 2018 and has changed to a
Community Forest permit in 2023. Forest management at Sukobubuk Rejo Group
still experiences obstacles, including a farming system that is still simple
and subsistence, the ability of community self-help. relatively small due to
poor results and a preference for annual crops, and management still pays
little attention to input. Therefore, this research is directed at providing
input in forest management at Sukobubuk Rejo Group.
This research uses a sequential
exploratory method, namely a combination of a qualitative approach and a
quantitative approach. A qualitative approach was taken to describe species
suitability, planting patterns, social capital and forest management dynamics
as well as formulating a SWOT analysis (strengths, weaknesses, opportunities
and threats). Next, a combination strategy was developed from the SWOT matrix,
then a quantitative approach was carried out in the form of weighting using the
Analytical Hierarchy Process (AHP) method.
The research results show that there
are 3 planting patterns applied at Sukobubuk Rejo Group, namely mixed trees,
strip system, and long barriers. Trees with long-limited planting patterns need
to increase the number of woody plants to meet the proportion of 50% woody
plants according to the Community Forestry Decree. Members of Sukobubuk Rejo
Group have social capital in forest management, namely norms, trust and social
networks. The dynamics of forest management at Sukobubuk Rejo Group are dynamic
in the form of stakeholder involvement, the community has more freedom in
management, the types planted are multi-business oriented, and an increase in
community income. Strategy formulation based on the SWOT matrix obtained an
internal factor value of 1.28 and an external factor value of 1.23. This value
indicates that the priority strategy is in the strength-opportunity quadrant
(SO strategy). These strategies are institutional optimization (34%),
attracting partner support (34%), increasing agroforestry (12%), processed
forest products (12%), and promoting Sukobubuk Rejo Group by 7%.
Kata Kunci : sequential exploratory, analisis SWOT, pembobotan, analitycal hierarchy process