Peran Perhutanan Sosial dalam Mengurangi Tekanan Penduduk Terhadap Lahan di Desa Ngancar, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri
Aldo Setyawan, Ir. Dwiko Budi Permadi, S.Hut., M.Sc., Ph.D., IPU.
2023 | Skripsi | KEHUTANAN
Tekanan penduduk terhadap lahan terjadi akibat adanya kelebihan penduduk tanpa diikutinya peningkatan daya dukung lahan di suatu wilayah. Perhutanan sosial menjadi salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan daya dukung lahan pada wilayah yang berdekatan dengan hutan. Pengakuan dan Perlindungan Kemitraan Kehutanan dengan Perhutani menjadi salah satu bentuk perhutanan sosial yang terdapat di Desa Ngancar, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung nilai tekanan penduduk terhadap lahan dengan dan tanpa adanya perhutanan sosial di lokasi penelitian. Selain itu dilakukan proyeksi nilai tekanan penduduk terhadap lahan dua puluh tahun ke depan dengan asumsi variabel lainnya tetap untuk merumuskan simulasi strategi mengendalikan tekanan penduduk terhadap lahan dengan beberapa upaya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survei. Pengumpulan data penelitian melalui observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Populasi penelitian ini yaitu kepala keluarga petani di Desa Ngancar yang berjumlah 1176 KK. Penentuan jumlah sampel berdasarkan rumus Taro Yamane dengan toleransi error 0,1 dan diperoleh 93 responden. Pengumpulan sampel dilakukan dengan Accidental Sampling. Analisis dan pengolahan data pada penelitian ini menggunakan deskriptif kuantitatif melalui persamaan Otto Soemarwoto Model III dan penyusunan strategi untuk mengendalikan tekanan penduduk terhadap lahan dianalisis melalui variabel pada persamaan Otto Soemarwoto Model III yang disajikan dalam LFA (Logical Framework Analysis). Hasil penelitian menunjukan tanpa adanya perhutanan sosial nilai tekanan penduduk terhadap lahan pada tahun 2023 yaitu 14,88 dan dengan adanya perhutanan sosial menjadi 1,62. Proyeksi nilai tekanan penduduk tanpa adanya perhutanan sosial pada tahun 2033 dan 2043 yaitu 15,39 dan 15,92. Sedangkan proyeksi tanpa adanya perhutanan sosial pada tahun 2033 dan 2043 diperoleh sebesar 1,68 dan 1,74. Nilai tekanan penduduk > 1 dapat diartikan bahwa lahan belum mampu memenuhi kebutuhan petani sehingga terdapat dorongan untuk memperluas lahan untuk memenuhi kebutuhan hidup di lokasi penelitian. Arti nilai tekanan penduduk 1,62 pada tahun 2023 adalah petani membutuhkan lahan sebesar 1,62 kali lebih luas atau penambahan lahan 0,62 dari lahan yang dimiliki saat ini. Berdasarkan hasil proyeksi diketahui nilai tekanan penduduk semakin meningkat. Hasil perumusan strategi untuk mengendalikan tekanan penduduk terhadap lahan di Desa Ngancar adalah pembuatan regulasi tata niaga nanas, pelatihan pembuatan alternatif pupuk kimia, dan pembuatan unit usaha BUMDES pengolahan komoditas unggulan desa (Nanas).
Population pressure on land occurs due to excess population without an increase in the carrying capacity of land in an area. Social forestry is one of the government's efforts to increase the carrying capacity of land in areas bordering forests. Recognition and Protection of Forestry Partnership with Perhutani is a form of social forestry in Ngancar Village, Ngancar District, Kediri Regency. This research aims to calculate the value of population pressure on land with and without social forestry at the research location. In addition, projections of the value of population pressure on land for the next twenty years are carried out assuming other variables remain constant to formulate a simulation strategy for controlling population pressure on land with several efforts. This research uses a quantitative approach with survey methods. Collecting research data through observation, interviews and documentation studies. The population of this study were heads of farming families in Ngancar Village, totaling 1176 heads of families. The sample size was determined based on the Taro Yamane formula with an error tolerance of 0.1 and obtained 93 respondents. Sample collection was carried out using Accidental Sampling. Data analysis and processing in this research uses quantitative descriptive through the Otto Soemarwoto Model III equation and the preparation of strategies for controlling population pressure on land is analyzed through the variables in the Otto Soemarwoto Model III equation which are presented in LFA (Logical Framework Analysis). The research results show that without social forestry the value of population pressure on land in 2023 will be 14.88 and with social forestry it will be 1.62. The projected population pressure value without social forestry in 2033 and 2043 is 15.39 and 15.92. Meanwhile, the projections without social forestry in 2033 and 2043 are 1.68 and 1.74. A population pressure value > 1 means that the land is unable to meet the needs of farmers, so there is pressure to expand land to meet living needs at the research location. The meaning of a population pressure value of 1.62 in 2023 is that farmers need 1.62 times more land or 0.62 additional land compared to the land they currently have. Based on the projection results, it is known that population pressure is increasing. The results of formulating strategies to control population pressure on land in Ngancar Village are the creation of pineapple trade regulations, training in making alternative chemical fertilizers, and the creation of a BUMDES business unit that processes the village's superior commodity (pineapples).
Kata Kunci : Tekanan Penduduk, Lahan, Perhutanan Sosial, LFA, Strategi; Population Pressure, Land, Social Forestry, LFA, Strategy