Laporkan Masalah

Pengaruh Stimulus Fiskal Terhadap Pemulihan Ekonomi Negra (Studi Komparatif Indonesia dan Jepang)

IRA MEIYENTI, Prof. Dr. Wahyudi Kumorotomo, MPP ; Dr. Yuyun Purbokusumo, M.Si

2023 | Disertasi | DOKTOR ILMU ADMINISTRASI PUBLIK

Penelitian ini berjudul “Pengaruh Stimulus Fiskal Terhadap Pemulihan Ekonomi Negara (Studi Komparatif Indonesia Dan Jepang)”.

Penelitian ini dilatar belakangi oleh beberapa hal yaitu, pertama tekanan pada penganggaran publik ketika krisis keuangan mengakibatkan negara berada pada situasi problematis antara meningkatkan perekonomian dengan pengeluaran stimulus fiskal yang lebih besar dan di sisi lain dituntut untuk mampu mencapai keseimbangan anggaran. Kedua, penelitian terkini tentang stimulus fiskal pada umumnya dominan berfokus pada aspek positif terkait efek multiplier Keynesian dalam mengakselerasi pertumbuhan ekonomi yang dianalisis menggunakan metode kuantitatif pada konteks negara maju terutama ketika terjadinya krisis keuangan global akibat Pandemi Covid-19. Ketiga, walaupun terdapat perdebatan secara teoritik terkait stimulus fiskal, penelitian terdahulu cenderung menggunakan intervensi stimulus fiskal Keynesian model jangka pendek untuk mencapai keseimbangan fiskal. Kesenjangan literatur ini menggambarkan teori intervensi negara sejatinya belum terlalu berkembang terutama dalam melihat sejauh apa negara dapat melakukan intervensi terhadap perekonomian untuk menuju keseimbangan fiskal. Untuk mengisi kesenjangan penelitian tersebut, maka disertasi ini menawarkan analisis yang menggunakan metode serta konteks yang berbeda dalam menjelaskan stimulus fiskal terhadap pemulihan ekonomi negara dan efektivitas serta komposisi anggaran sebelum dan pada saat Pandemi Covid-19 terjadi yang mempertimbangkan pertumbuhan ekonomi jangka panjang untuk menjaga sustainabilitas fiskal. 

Penelitian ini menggunakan metode penelitian gabungan dengan model Sequential Explanatory dalam kerangka studi komparatif antara negara berkembang (Indonesia) dan negara maju (Jepang) sebagai representatif dari kritikan bahwa negara berkembang bisa memiliki pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dan signifikan dari negara maju. Alat/tools yang dipergunakan adalah regresi data panel dengan bantuan alat software e-view 10 untuk menganalisis data kuantitatif dan selanjutnya dilakukan analisis data kualitatif dengan kedua analisis tersebut menggunakan sumber data/bukti sekunder. Sumber data sekunder dalam penelitian ini meliputi literatur hasil penelitian terdahulu yang terkait, dokumen anggaran negara, dokumen kebijakan, surat edaran resmi lembaga terkait, artikel media berita, jejak pendapat publik serta laporan Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional dan laporan perkembangan kasus Covid-19 secara real-time seperti yang dipublikasikan oleh IMF, OECD dan ECDC. Pengambilan data panel di Indonesia dan Jepang dilakukan dalam rentang waktu 2014 hingga 2021 yang dibagi menjadi 4 kuartal sehingga didapatkan jumlah total sampel adalah 64. 

Hasil penelitian disertasi ini menjelaskan bahwa, intervensi pemerintah melalui stimulus fiskal secara garis besar berpengaruh dalam pemulihan ekonomi Negara Indonesia dan Jepang pada periode 2014-2021 dengan variabel dummy Pandemi Covid-19 sekaligus memoderasi pengaruh yang terjadi. Interaksi antara kasus Pandemi Covid-19 dengan stimulus fiskal sektor kesehatan berpengaruh positif terhadap pemulihan ekonomi negara namun tidak untuk stimulus fiskal sektor non kesehatan. Stimulus fiskal baik sektor kesehatan maupun non kesehatan pada negara Jepang dominan berorientasi kepada pengeluaran investasi sosial kemudian disusul oleh konsumsi sosial, walaupun di sisi lain peningkatan terus terjadi pada pengeluaran sosial disebabkan oleh penuaan populasi. Di sisi lain, Negara Indonesia juga melakukan pengeluaran terhadap investasi sosial, namun lebih dominan berfokus kepada konsumsi dan pengeluaran sosial. Selanjutnya, intervensi negara melalui penerapan stimulus fiskal di Indonesia berada pada kategori tinggi dengan persentase sebesar 92,24?n level instrumen kebijakan sedang hingga tinggi, sedangkan Jepang berada pada kategori rendah dengan persentase sebesar 57,82?n level instrumen kebijakan rendah hingga sedang. Temuan baru penelitian ini yaitu, pertama penelitian ini berhasil menunjukkan skala kuantitatif penganggaran publik dan kategorisasi level instrumen kebijakan sehingga mampu menjelaskan intervensi penerapan stimulus fiskal. Kedua, penelitian ini mengungkapkan sejauh mana intervensi pemerintah yang baik dapat dilakukan dengan menyajikan identifikasi setiap dampak kategori intervensi rendah, sedang dan tinggi pada negara Jepang dan Indonesia sehingga mampu mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Terakhir, penelitian memiliki dua keterbatasan. Pertama, data sekunder yang dikumpulkan berkemungkinan mengandung bias konfirmasi. Kedua, penelitian ini hanya menggunakan section sebanyak dua negara sehingga terdapat model estimasi regresi data panel yang tidak muncul. Ketiga, penelitian ini kurang memperhatikan aspek non negara berupa masyarakat dan bagaimana partisipasinya dalam mendorong keberhasilan implementasi stimulus fiskal sehingga efektif dalam menggenjot pemulihan ekonomi negara.

This research is entitled  "The Effect of Fiscal Stimulus on the Country's Economic Recovery (Comparative Study of Indonesia and Japan)".

This research is motivated by several things, namely, pressure on public budgeting when the financial crisis causes the country to be in a problematic situation between improving the economy with greater fiscal stimulus spending and achieving budget balance. Second, recent research on fiscal stimulus generally focuses on positive aspects related to the Keynesian multiplier effect in accelerating economic growth, which is analyzed using quantitative methods in the context of developed countries, especially during the global financial crisis due to the Covid-19 pandemic. Third, although there is theoretical debate regarding fiscal stimulus, previous research has used short-term Keynesian fiscal stimulus interventions to achieve budgetary equilibrium. This literature gap illustrates that the theory of state intervention is underdeveloped, especially in how the state can intervene in the economy to achieve fiscal balance. To fill the research gap, this dissertation offers an analysis that uses different methods and contexts in explaining fiscal stimulus to the country's economic recovery and the effectiveness and composition of the budget before and during the Covid-19 Pandemic, which considers long-term economic growth to maintain fiscal sustainability. 

This study uses a combined research method with the Sequential Explanatory model in the framework of a comparative study between developing countries (Indonesia) and developed countries (Japan) as a representative of criticism that developing countries can have higher and more significant economic growth than developed countries. The tools used are panel data regression with the help of e-view 10 software tools to analyze quantitative data, and then qualitative data analysis is carried out with both analyses using secondary data sources/evidence. Secondary data sources in this study include related literature from previous research, state budget documents, policy documents, official circulars of relevant institutions, news media articles, public opinion polls, as well as World Bank and International Monetary Fund reports and real-time Covid-19 case development reports as published by the IMF, OECD and ECDC. Panel data collection in Indonesia and Japan was carried out between 2014 and 2021, divided into 4 quarters, so that the total number of samples was 64.

The results of this dissertation research explain that government intervention through fiscal stimulus is broadly influential in the economic recovery of Indonesia and Japan in the 2014-2021 period with dummy variables of the Covid-19 pandemic while moderating the influence that occurs. The interaction between the Covid-19 pandemic case and fiscal stimulus in the health sector positively affects the country's economic recovery but not fiscal stimulus in the non-health sector. Fiscal stimulus, both health and non-health sectors in Japan, is predominantly oriented towards social investment spending, followed by social consumption, although on the other hand, the increase continues to occur in social expenditures due to population ageing. On the other hand, the Indonesian state also spends on social investment but focuses more dominantly on consumption and social spending. Furthermore, state intervention through the implementation of fiscal stimulus in Indonesia is in the high category with a percentage of 92.24% and the level of medium to high policy instruments, while Japan is in the low category with a percentage of 57.82% and the level of low to medium policy instruments. The new findings of this study are, first, that it succeeded in showing the quantitative scale of public budgeting and categorisation of policy instrument levels to explain interventions in applying fiscal stimulus. Second, this study reveals the extent to which good government intervention can be carried out by identifying the impact of low, medium, and high intervention categories on Japan and Indonesia to support sustainable economic growth.

Lastly, the research has two limitations. First, the secondary data collected may contain confirmation bias. Second, this study only used two sections, so there was a panel data regression estimation model that did not appear. Third, this study does not pay attention to non-state aspects of society and how their participation in encouraging the successful implementation of fiscal stimulus effectively boosts the country's economic recovery.

Kata Kunci : Covid-19, Economic Recovery, Fiscal Stimulus, Public Financial Administration, Public Budgeting

  1. S3-2023-468226-abstract.pdf  
  2. S3-2023-468226-bibliography.pdf  
  3. S3-2023-468226-tableofcontent.pdf  
  4. S3-2023-468226-title.pdf