Persepsi dan rencana pengembangan budaya organisasi di Akademi Kesehatan Gigi Departemen Kesehatan Banjarmasin Propinsi Kalimantan Selatan
UTAMI, Naning Kisworo, Prof.dr. Ali Ghufron Mukti, MSc.,PhD
2004 | Tesis | S2 Ilmu Kedokteran GigiPengantar: Pendekatan komponen budaya organisasi dapat memberikan petunjuk dan merupakan kontrol dalam pembinaan perilaku bagi anggotadi AKG Depkes Banjarmasin. Penelitian ini menggunakan teori Tunggal dalam mengidentifikasi budaya organisasi, yang terdiri dari 7 (tujuh) komponen yaitu inovasi dan pengambilan risiko, perhatian secara detil, orientasi hasil, orientasi orang, orientasi tim, proaktif dan kemantapan. Metode: Penelitian ini merupakan studi kasus. Data dianalisis secara kualitatif, pengumpulan data dilakukan melalui data sekunder, pengisian kuesioner, observasi selama 3 bulan dan wawancara yang didasarkan pada komponen-kompenen budaya organisasi berdasarkan teori Tunggal. Unit analisis adalah AKG Depkes Banjarmasin di Banjarbaru, sedangkan subyek penelitian adalah seluruh karyawan yang berstatus pegawai negeri sipil yang terdiri dari 28 responden untuk lingkungan internal dan lingkungan eksternal yang terdiri dari 23 responden yang berasal dari pengguna, responden minimal telah bekerja minimal 2 tahun di lingkungan AKG Depkes Banjarmasin. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah lingkungan internal, lingkungan eksternal dan komponen budaya organisasi. Hasil: Komponen budaya organisasi yang ada di AKG Depkes Banjarmasin masuk dalam katagori “sedangâ€. 7 (tujuh) Komponen budaya organisasi teori Tunggal berpengaruh terhadap organisasi walaupun ada beberapa aitem yang harus ditingkatkan oleh Akademi Kesehatan Gigi Depkes Banjarmasin dan rencana pengembangan budaya organisasi menitikberatkan pada sumber daya manusia.
Background: Organizational culture is a common meaning by members that differentiates the organization from other organizations. Organizational culture may give guideline and control in improving behavior among the organizational members. This study applied single theory in identifying the organizational culture, consisting of 7 components of innovation and risk-taking, detailed attention, result-orientation, human orientation, team orientation, proactive and power of management. Methods: This was a case study. Data were analyzed quantitatively and qualitatively. Data were obtained via secondary data, questionnaires, 3- month observation and interviews based on the organizational culture components based on Single Theory (2000). The analysis unit was Dental Health Academy, Health Department of Banjarmasin, Banjarbaru. The subjects were all state employees consisting of 28 respondents from the internal environment and 23 respondents who were customer. Respondents at least had worked for 2 years in the Dental Health Academy of Banjarmasin. The variables for this study were based on internal environment, external environment, and organizational culture components. Results: Organizational culture components in Dental Health Academy, Health Department of Banjarmasin in “fair†catagori. The seventh component of Tunggal theory organization are influence, and the developing organizational culture held by Dental Health Academy, Health Department of Banjarmasin which are: to merease the items of organizational culture, to developt human resoures, to aeld the facilities and amenities, last to elect a definitive leaders.
Kata Kunci : Manajemen Kesehatan Gigi, Budaya Organisasi, Akademi Kesehatan Gigi, internal environment, external environment, organizational culture