Kajian Klinis dan Laboratoris Babesiosis pada Sapi di Kecamatan Sleman, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta
Ageng Ilham Ramadhani, Dr. drh. Guntari Titik Mulyani, M.P; Dr. drh. Ana Sahara, M.Si
2023 | Tesis | S2 Sain Veteriner
Babesiosis
merupakan penyakit yang disebabkan oleh parasit darah Babesia sp. dan
dapat ditularkan melalui vektor caplak famili Ixodidae. Laporan kejadian babesiosis
pada sapi di Kecamatan Sleman, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta yang
berkaitan dengan kajian klinis dan laboratoris belum pernah dilaporkan,
sehingga tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui manifestasi
klinis dan pemeriksaan laboratoris babesiosis pada sapi di wilayah tersebut. Teknik
pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan kriteria sapi
terinfestasi caplak, tidak bunting/pasca IB, sudah diberi obat cacing, dan
sudah vaksin PMK dengan jumlah sampel sebanyak 45 ekor sapi. Metode penelitian
diawali dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik pada sapi, dilanjutkan
pemeriksaan laboratoris berupa ulas darah dengan pewarnaan Giemsa 10%,
pemeriksaan hematologi, urinalisis serta nested
Polymerase Chain Reaction (PCR) berdasarkan sekuens Internal Transcribed Spacer (ITS1-5.8s). Sekuens yang didapat dianalisis menggunakan software MEGA XI. Hasil uji mikroskopis ulas darah menunjukkan
sebanyak 2,2% positif terhadap Babesia sp.
dan hasil uji PCR menunjukkan sebanyak 13,3% sampel positif terhadap Babesia naoakii. Temuan klinis sapi yang
mengalami babesiosis pada penelitian ini menunjukkan 33% sapi mengalami demam,
30% laju jantung meningkat, dan 16,5% laju respirasi meningkat. Seluruh sampel
mengalami kepucatan dan tidak ditemukan adanya hemoglobinuria. Hasil hematologi
sapi yang mengalami babesiosis menunjukkan 33,3% anemia normositik hipokromik,
16,6% anemia makrositik normokromik, 50% trombositopenia, 50% monositosis, dan 16,6%
leukopenia. Sanitasi kandang, pemberian antiektoparasit, dan infestasi caplak berhubungan
erat dengan kejadian babesiosis. Seluruh sampel pada penelitian ini identik
terhadap sekuens Babesia naoakii yang
berasal dari Sri Lanka dengan panjang sekuens 509 nt dan jarak genetik 0,2%.
Babesiosis is the disease
caused by Babesia sp. and transmitted by tick vector from Ixodidae
family. The report of cattle babesiosis occurance in Sleman Subdistrict, Sleman
District, Special Region of Yogyakarta related with clinical findings and
laboratory examination had not been published, thus the purpose of this study was
to obtain the data of clinical findings and laboratory examination of cattle
babesiosis in these area. The sampling method used purposive sampling with
some criterias, such as tick infestation of the cattle, not pregnant/post AI,
dewormed, and FMD vaccinated with 45 samples of beef cattles. The method was initiated
by taking the history and physical examination of the cattles, laboratory
examination used blood smear with Giemsa 10% staining, hematology, urinalysis,
and nested Polymerase Chain Reaction (PCR) based on Internal Transcribed Spacer (ITS1-5.8s) sequences. The obtained sequences were analyzed with
MEGA XI software. The microscopic result showed 2,2% samples were positive with
Babesia sp. and 13,3% positive with Babesia naoakii by nested PCR method.
The clinical findings of cattle babesiosis in this research showed 33?ttles
got fever, 30% heart rate increased, 16,5% respiration rate increased. All the
samples were pale in membrane mucous and hemoglobinuria were absent. The
hematology result showed 33,3% hypochromic normocytic anaemia, 16,6%
normochromic macrocytic anaemia, 50% thrombocytopenia, 50% monocytosis, and
16,6% leucopenia. All the samples in this research were similar with Babesia naoakii sequences from Sri Lanka
with the sequences length 509 nt and genetic distance was 0,2%.
Kata Kunci : Babesia, babesiosis, ITS, sapi/Babesia, babesiosis, cattle, ITS