Aplikasi penginderaan jauh untuk kajian fenomena eksokarst di Pegunungan Seribu

LUKITO, Herwin, Prof.Dr. Dulbahri

2003 | Tesis | S2 Penginderaan Jauh

Penelitian ini bertujuan (1) mengkaji kemampuan citra Landsat ETM untuk mengenali fenomena eksokarst (2) menganalisis hubungan antara fenomena eksokarst dan struktur geologi. Lokasi penelitian adalah di daerah Pegunungan Seribu, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Interpretasi citra Landsat ETM dilakukan dengan cara pengamatan visual digital dengan kombinasi saluran. Obyek utama penelitian adalah eksokarst dan kelurusan (lineament). Dasar pengenalan obyek menggunakan unsur interpretasi citra berdasarkan unsur karakteristik citra dan karakteristik morfologi. Hasil interpretasi eksokarst (dolin, ponor, lembah kering dan resurgence), kelurusan struktur geologi dan peta geologi kemudian dipakai sebagai dasar dalam pembuatan peta eksokarst. Untuk mencocokkan peta sementara hasil interpretasi dengan keadaan lapangan dilakukan uji lapangan. Untuk menilai kemampuan citra landsat dilakukan dengan cara deskriptif berdasarkan kemudahannya untuk mendapatkan informasi obyek eksokarst. Sedangkan uji statistik dilakukan dengan metode regresi berganda. Struktur geologi sebagai variabel tetap dan variabel bebasnya adalah obyek eksokarst dan kelurusan Berdasarkan indeks faktor optimum (OIF) kombinasi saluran yang terbaik untuk mengenali obyek eksokarst adalah R:G:B= 4:5:7 dan 2:4:5. Hasil akhir yang diperoleh menunjukkan hubungan yang lemah antara eksokarst (dolin, lembah kering, ponor, resurgence) dengan kelurusan struktur geologi yaitu secara berurutan memiliki angka korelasi sebesar 0,408 , -0,060 , 0,033 , 0,000. Keempat fenomena eksokarst tersebut memiliki koefisien determinasi sebesar 19,9 %. Artinya hanya 19,9% saja Struktur geologi di daerah Pegunungan Seribu yang dapat dijelaskan dengan empat fenomena eksokarst, sisanya oleh sebab lain. Kemampuan citra Landsat ETM sangat baik untuk pengamatan kelurusan struktur geologi tetapi kurang peka untuk obyek ponor, lembah kering dan resurgence.

The objectives of this research are : (1). to examine the capability of Landsat ETM image to identify exokarts phenomena and the existence of structural geology and (2). to analyze the association of exokarst phenomena with structural geology. This study takes place in Pegunungan Seribu, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. The main objects of this research are exokarst and lineament. The analysis of Landsat ETM image is performed through on-screen interpretation by means of band combination employing image characteristic and morphology expression. Preliminary exokarst map and structural geology are produced based on the exokarst interpretation (dolena, ponor, dry valley, and resurgence) and lineament from satellite images supported by geological map. Field observation is then carried out to verify the resulted preliminary map with actual condition. The capability of Landsat image is assessed descriptively based on its sensitivity to extract exokarst phenomena. Statistical method employed in this study is multiple regression analysis treating structural geology as independent variable and both lineament and exokarst phenomena as dependent variable. The result shows that based on the analysis of Optimum Index Factor (OIF) the appropriate band combinations for identifying exokarst object are R:G:B=4:5:7 and 2:4:5. Statistical analysis using multiple regression shows weak correlation between exokarst phenomena (dolena, dry valley, ponor, resurgence) with lineament (the correlation coefficients : 0,408 , -0,060 , 0,033 , 0,000 respectively). The determination coefficient of the four exokarst phenomena is 19,9 %. It means that only 19,9 % of the existence of lineament can be explained by exokarst phenomena, while the rest is by other factors. Although Landsat ETM image is excellent for lineament identification, it is less sensitive to identify ponor, dry valley, and resurgence objects.

Kata Kunci : Citra Landsat ETM,Fenomena Eksokarst,Struktur Geologi, exokarst, dolena, ponor, resurgence, and dry valley