Studi Senyawa Aktif Herba Sambiloto (Andrographis paniculata (Burm.f.) Nees) pada Aktivitas Penghambatan Alfa-Glukosidase dan Dipeptidil Peptidase IV dengan Pendekatan Kemometri

I Putu Priyasana, Dr.rer.nat. apt. Yosi Bayu Murti, M.Si.; apt. Dyaningtyas Dewi Pamungkas Putri, Ph.D., M.Sc.

2023 | Tesis | S2 Ilmu Farmasi

Sambiloto merupakan tumbuhan herbal yang sering dimanfaatkan untuk mengobati diabetes melitus di Indonesia. Penghambatan alfa-glukosidase dan dipeptidil peptidase IV (DPP-IV) merupakan salah satu mekanisme pada antidiabetes. Senyawa penanda pada sambiloto yakni andrografolid. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya senyawa selain andrografolid yang bertanggung jawab pada penghambatan alfa-glukosidase dan DPP-IV di Indonesia. Analisis kemometri dilakukan menggunakan principal component analysis (PCA). Herba sambiloto dikumpulkan dari tiga lokasi berbeda (Denpasar, Sukoharjo, dan Sleman) dan diekstraksi dengan tiga pelarut berbeda (metanol 100%, metanol 50%, dan air). Penelitian ini meliputi penetapan kadar andrografolid, sidik jari fitokimia, penghambatan alfa-glukosidase dan DPP-IV.

Ekstrak metanol 50% menghasilkan kadar andrografolid tertinggi pada tiap lokasi tumbuh. Perbedaan pelarut menunjukan pengaruh yang signifikan. Ekstrak metanol 50% juga menghasilkan penghambatan alfa-glukosidase yang lebih besar dibandingkan ekstrak air dan metanol 100%. Akan tetapi, variasi pelarut dan lokasi tumbuh tidak menunjukan pengaruh yang signifikan. Penghambatan DPP-IV lebih dipengaruhi oleh variasi pelarut dibandingkan lokasi tumbuh. Ekstrak air memiliki aktivitas penghambatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan ekstrak lainnya. Loading plot pada PCA menunjukan besarnya kadar andrografolid berkorelasi positif dengan penghambatan alfa-glukosidase, tetapi tidak berkorelasi dengan penghambatan DPP-IV. Analisis sidik jari fitokimia pada fase gerak 1 (n-heksan:etil asetat (2:3 v/v)) pembacaan UV232 nm menunjukan lima peak berkorelasi positif terhadap aktivitas alfa-glukosidase, salah satunya yakni andrografolid. Pada fase gerak 2 (etil asetat:asam formiat:asam asetat glasial:air (12:0,5:0,5:1 v/v)) pembacaan UV254 nm menunjukkan sepuluh peak berkorelasi positif terhadap penghambatan alfa-glukosidase dan satu peak terhadap penghambatan DPP-IV. Sedangkan pembacaan pada UV365 nm menunjukan 13 peak berkorelasi positif terhadap aktivitas penghambatan alfa-glukosidase. Beberapa peak tersebut terkonfirmasi senyawa golongan flavonoid. Sehingga analisis PCA menunjukan adanya senyawa selain andrografolid yang berkorelasi positif pada penghambatan alfa-glukosidase dan DPP-IV.

Sambiloto is one of the herbal plants commonly used to treat diabetes mellitus in Indonesia. Inhibition of ?-glucosidase and dipeptidyl peptidase IV (DPP-IV) is one of the antidiabetic mechanisms. The marker compound in sambiloto is andrographolide. This study aims to determine whether or not compounds other than andrographolide are responsible for inhibiting ?-glucosidase and DPP-IV. Chemometric analysis was carried out using principal component analysis (PCA). Sambiloto was collected from three locations (Denpasar, Sukoharjo, and Sleman) and extracted with three different solvents (100% methanol, 50% methanol, and water). The research includes determining andrographolide levels, phytochemical fingerprinting, inhibition of ?-glucosidase and DPP-IV.

The results showed that 50% methanol extract produced the highest andrographolide levels at each location. The difference in solvents shows a significant effect. The 50% methanol extract also exhibits greater ?-glucosidase inhibition than the 100% methanol and water extracts. However, various solvents and locations do not show significant effects. DPP-IV inhibition is more influenced by solvent than various locations. Water extract showed higher inhibitory activity than other extracts. The loading plot on PCA shows that andrographolide levels are positively correlated with ?-glucosidase inhibition but not with DPP-IV inhibition. Phytochemical fingerprint analysis in mobile phase 1 (n-hexane:ethyl acetate (2:3 v/v)) at UV232 nm shows five peaks positively correlated with ?-glucosidase inhibition, including andrographolide. In mobile phase 2 (ethyl acetate:formic acid:glacial acetic acid:water (12:0.5:0.5:1 v/v)) at UV254 nm, ten peaks positively correlated with ?-glucosidase inhibition and one peak with DPP-IV inhibition. Meanwhile, 13 peaks positively correlated with ?-glucosidase inhibition at UV365 nm. PCA shows that compounds other than andrographolide positively correlate with the inhibition of ?-glucosidase and DPP-IV.

Kata Kunci : sambiloto, andrografolid, alfa-glukosidase, DPP-IV, kemometri, andrographolide, alpha-glucosidase, DPP-IV, chemometrics