Fanatisme Ekstrem dalam Perspektif Teori Agama Peter L. Berger
Daffa Mizhan, Dr. Agus Himmawan Utomo, S.S., M.Ag., Drs. Mustofa Anshori Lidinillah, M.Hum., Dr. Arqom Kuswanjono, Drs. Farid, S.Ag., M.Hum.
2023 | Skripsi | ILMU FILSAFAT
Penelitian ini berjudul Fanatisme Ekstrem Beragama dalam Perspektif Teori Agama Peter L. Berger, berangkat dari munculnya sikap dan perilaku di masyarakat yang berlainan dengan nilai-nilai luhur agama sebagai pedoman kehidupan di dunia. Agama sebagai petunjuk dan pedoman hidup yang benar bagi para pengikutnya justru digunakan untuk menekan dan menyalahkan orang lain yang tidak sepaham dengan ajaran kebenaran tersebut. Gambaran tersebut sangat jauh dari tujuan luhur agama hadir di dunia sebagai pembawa pesan kedamaian dan ketentraman bagi seluruh alam semesta. Fanatisme ekstrim terjadi ketika menganggap agama atau kepercayaan lain rendah dan salah serta menganggap agama yang ia pahami adalah benar dan lebih tinggi dari lainnya. Perilaku fanatisme ekstrem yang menekan, menyudutkan dan menyalahkan agama atau kepercayaan lain dapat sewaktu-waktu menimbulkan konflik antar umat beragama. Indonesia memiliki berbagai macam bentuk agama dan aliran kepercayaan yang tersebar di seluruh wilayah Nusantara, sangat penting untuk memahami persoalan fanatisme ekstrem agar mampu memahami persoalan yang dihadapi oleh manusia dan agama. Tujuan dari penelitian ini untuk menjawab pertanyaan bagaimana fanatisme beragama secara ekstrem dapat muncul di tengah-tengah masyarakat sebagai respon terhadap suatu peristiwa. Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu menganalisis dari sudut pandang lain fanatisme
Penelitian ini merupakan sebuah kajian terhadap dinamika agama dengan menganalisis sikap dan perkembangan fanatisme ekstrim dalam beragama di Indonesia sebagai objek material dan menggunakan sudut pandang Peter Ludwig Berger dalam teori agama yang Ia ciptakan sebagai objek formal dalam penelitian ini. Model penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif yang bersifat filosofis. Penelitian ini dilakukan dengan cara studi kepustakaan yang bersumber dari buku, jurnal, hasil penelitian dan artikel ilmiah lainnya. Unsur analisis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini deskriptif, interpretasi, koherensi dan analisis.
Menurut teori agama Peter L. Berger, agama sebagai bentuk “alat” legitimasi nomos masyarakat terhadap lingkungan sekitarnya melalui tiga tahapan yaitu eksternalisasi, objektifikasi, internalisasi. Hasil dari penelitian ini yaitu setiap perkembangan agama dalam suatu wilayah, terdapat gesekan dalam bentuk sikap fanatisme ekstrem dalam beragama yang timbul karena adanya perbedaan dalam keyakinan, pemahaman, penafsiran dan adanya upaya untuk memenangkan kendali atas pengaruh klaim kebenaran dalam agama. Ketika sudah terjadi perbedaan persepsi mengenai agama dan menjadi eskalasi maka akan timbul gesekan serta perselisihan yang berujung pada konflik keagamaan. Fanatisme ekstrem bermula dari usaha untuk mengekspresikan nilai-nilai keagamaan yang dianut kemudian berusaha untuk mencurahkan dalam kehidupan terutama ke dalam lingkungannya, namun usaha-usaha aktualisasi atau pencurahan dirinya tersebut gagal karena tidak sesuai dengan apa yang lingkungan harapkan atau tidak sesuai dengan lingkungan tersebut sehingga timbul penolakan atau rasa tidak puas dari proses aktualisasi tersebut.
This study entitled Extreme Religious Fanaticism in the Perspective of Peter L. Berger's Theory of Religion departs from the emergence of attitudes and behavior in society that are different from the noble values of religion as a guide to life in the world. Religion, as a proper guide and guide for life for its followers, is used to pressure and blame others who disagree with the teachings of truth. This picture is very far from the lofty goal of religion to exist in the world as a messenger of peace and tranquility for the entire universe. Extreme fanaticism occurs when considering other religions or beliefs to be low and wrong and considering the religion he understands to be accurate and higher than others. Extreme fanaticism that suppresses, corners, and blames religion or other beliefs can, at any time, lead to conflict between religious communities. Indonesia has various forms of religion and beliefs spread throughout the archipelago. It is essential to understand the issue of extreme fanaticism to understand the problems faced by humans and religion. This study aims extreme religious fanaticism can appear in society as a response to an event. The results of this study are expected to analyze fanaticism from another point of view.
This research studies the dynamics of religion by analyzing the attitudes and development of extreme religious fanaticism in Indonesia as a material object and using Peter Ludwig Berger's point of view in the theory of religion that he created as the formal object of this research. This research model is a descriptive qualitative research that is philosophical. This research used literature studies from books, journals, research results, and other scientific articles. The elements of research analysis used in this study are descriptive, interpretation, coherence, and analysis.
According to Peter L. Berger's theory of religion, religion as a "tool" for legitimizing society's nomos towards the surrounding environment goes through three stages: externalization, objectification, and internalization. The results of this research are that with every development of religion in a region, there is friction in the form of extreme fanaticism in religion, which arises because of differences in belief, understanding, interpretation, and efforts to gain control over the influence of truth claims in religion. When there are differences in perceptions regarding religion, and they escalate, friction and disputes will arise, leading to religious conflict. Extreme fanaticism begins with efforts to express the religious values that are adhered to and then tries to pour them out in life, especially into the environment. However, these efforts to actualize or outpour themselves fail because they are not by what the environment expects or are not by the environment, so it arises—rejection or dissatisfaction from the actualization process.
Kata Kunci : Fanatisme Ekstrim, Peter L. Berger, Teori Agama