Laporkan Masalah

HUBUNGAN ANTARA LEBAR JALUR HIJAU DENGAN KEMIRINGAN PANTAI DI KAWASAN HUTAN ALAM MANGROVE TAMAN NASIONAL ALAS PURWO BANYUWANGI JAWA TIMUR

ANDIKA PULUNG PRAYOGI , Dr. Erny Poedjirahajoe, M.P.

2009 | Skripsi | S1 KEHUTANAN

INTISARI Lebar jalur hijau inerupakan ruang tumbuh yang optimal bagi tanaman mangrove (Soekardjo, 1993). Lebar jalur hijau diharapkan mampu mangembalikan fungsi hutan mangrove sebagaimana mestinya. Beberapa peraturan telah dibuat dan diterapkan dalam menentukan lebar jalur hijau sehingga pertumbuhan tanaman mangrove diharapkan mampu optimal. Namun demikian lebar jalur hijau itu sendiri berbeda di setiap pantai sehingga lebar jalur hijau yang dibutuhkan ditentukan dari hasil pemodelan dan sesuai dengan karakteristik pesisirnya. Penelitian ini dilakukan pada kawasan hutan alam mangrove di Resort Grajagan yang termasuk dalam kawasan Taman Nasional Alas Purwo dimana kondisinya masih baik dengan pertumbuhan tanaman mangrove yang alami. Penelitian ini mencoba mencari hubungan antara lebar jalur hijau berdasarkan kemiringan pantai yang berbeda. Dengan mencari lebar jalur hijau di lapangan yaitu mengukur jarak antara pasang tertinggi dan surut terendah pada setiap lokasi penelitian. Lalu diukur pula kemiringan pantai dan tebal tanaman mangrove serta tebal lumpur yang ada di setiap lokasi. Disamping melakukan pengukuran terhadap kondisi fisik pantai, diukur pula kondisi habitat sebagai data pendukung. Untuk mengetahui tingkat signifikansi dari parameter yang diukur digunakan ANAV A dengan bantuan program SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada signifikansi antara kemiringan pantai dengan lebar jalur hijau dan lebar jalur hijau dengan tebal mangrove kecuali pada parameter tebal lumpur terhadap tebal mangrove. Rata-rata dari kemiringan pantai antar lokasi menunjukan angka yang sangat kecil yakni antara 0,8 % -1,70 % dan rata-rata lebar jalur hijau yang ada berkisar antara 229, 6 m -743,33 m. Peningkatan rata-rata kemiringan sekitar 0,31 % menyebabkan penurunan lebar jalur hijau sebanyak 211,777 m.Sebaliknya penunman rata-rata kemiringan sekitar 0,46 % menyebabkan kenaikan lebar jalur hijau sebesar 257,72 m. Dari kondisi tersebut dapat diketahui bahwa semakin landai suatu topografi pantai maka jalur hijau yang dihasilkan akan semakin lebar sehingga tanaman mangrove yang terbentuk semakin tebal, begitu pula sebaliknya. Dengan demikian terdapat adanya hubungan korelasi yang terjadi antara lebar jalur hijau yang terbentuk dengan kemiringan pantai di kawasan hutan mangrove alam di Taman Nasional Alas Purwo. Peresentase tebal tanaman mangrove terhadap lebar jalur hijau adalah sebesar 95,74 %. Dengan pertumbuhan mangrove yang stabil akan menjadikan fungsi hutan mangrove berjalan sebagaimana peruntukannnya.

The green belt width was utilized as optimum growth space for mangroves (Soekardjo, 1993). The green belt width was expected to have capability on retwning the mangrove forest function natura11y. Some rules have been made and implemented in order to establish the green belt width so that could be hope the optimal growth of mangrove. The fact that the width of green belt itself is different at every coast that is why the green belt width needed should be established through the result of the models which have suitability to the coast characteristics. This research was carried out at mangrove natural forest territory of Grajagan Resort as part of Alas Purwo National Park territory at a good condition where the mangrove could grow naturally. This research try to find the relationship between the width of green belt and the variation of coastal slope. The green belt width at the field was measured as the distance between the highest and the lowest wide at every site. The costal slope. the thick of mangrove and the thick of mud at every site was measured respectiveJy. Beside measuring the coast physical condition also measured the habitat condition as suppoJting data. The ANOVA using SPSS software was used to know the significancy of parameters measured. The result of research showed that there was a significantly different between coastal slope and the green belt width, as well as between the green belt width and the mangrove thick with an exception the thick of mud parameter to the mangrove thick The average of coastal slope among locations shown the lowest value of 0.8% -1.70% and the width of green belt vary from 229.6 m to 743.33 m. The increase of the average of coastal slope of about 0.31 % caused decrease of the green belt width of 211.777 m. while the decrease on the average of coastal slope of about 0.46% caused the increase on the green belt width of 257. 72 m. From those condition could be shown that the more undulate the coastal slope caused the wider width of green belt so that the mangrove formed was wider and vice versa. From those conditions there was a re1ationship between the green belt width formed and the coastal slope at the Natural Mangrove Forest territory of Alas Pc.rwo National Park. The percentage of the mangrove thickness to the width of green belt was as 95.74%. The better mangrove growth could improve the mangrove forest function naturally.

Kata Kunci : lebar jalur hijau, kemiringan pantai, tebal tanaman mangrove

  1. Abstract.pdf  
  2. Bibliography.pdf  
  3. Table_of_Content.pdf  
  4. Title.pdf