Studi Fenomenologi Terhadap Keputusan dan Negosiasi Perempuan yang Memutuskan untuk Menjadi Childfree
Christmastuti Destriyani, Dr. Amelia Maika, M.A., M.Sc.
2023 | Tesis | S2 Sosiologi
Konstruksi sosial mempercayai bahwa perempuan memiliki sifat-sifat naluriah untuk menjadi ibu, sehingga reproduksi merupakan tugas utama dan kodratnya. Di sisi lain reproduksi dipandang sebagai pilihan di mana perempuan memiliki kebebasan baik untuk menjalani ataupun menghindarinya. Namun, kebebasan reproduksi ini dianggap bertentangan dari konstruksi sosial dan menyebabkan kesempatan perempuan untuk menjadi individu yang otonom dalam menjalankan tugas reproduksinya semakin kecil. Penelitian ini berupaya untuk memahami otonomi perempuan dalam tugas reproduksi, khususnya melalui keputusan untuk menjadi childfree dengan mengeksplorasi alasan-alasan yang melatarbelakangi serta proses negosiasi yang dihadapi dengan orang-orang di sekitar mereka. Penelitian ini menggunakan metode fenomenologi dengan melakukan wawancara mendalam yang bersifat semi terstruktur dengan tujuh orang perempuan yang memutuskan untuk menjadi childfree. Penelitian ini menemukan bahwa keputusan untuk menjadi childfree merupakan salah satu bentuk wujud otonomi perempuan terkait tugas reproduksi. Keputusan ini merupakan sintesis dari penolakan para informan terhadap sosialisasi peran perempuan yang telah mereka terima sejak masa kanak-kanak yang kemudian mendorong mereka pada keputusan yang berbeda dan hal ini pun tergambar lewat alasan-alasan yang melatarbelakangi keputusan tersebut. Penelitian ini menemukan bahwa setiap informan melakukan berbagai jenis negosiasi ini mulai dari negosiasi pasif, defensif, dan proaktif. Penggunaan negosiasi ini bergantung dari tingkat otonomi diri masing-masing informan dan juga dari karakteristik lingkungan sosial yang mereka hadapi.
Social construction believes that women have innate qualities to be mothers, so reproduction is their primary duty and destiny. On the other hand, reproduction is seen as a choice where women can either undergo or avoid it. However, this reproductive freedom is considered contrary to social construction and causes women opportunities to become autonomous individuals in their reproductive tasks. This study aims to understand women’s autonomy in reproductive tasks, primarily through the decision to be childfree. It explores the reasons behind it and their negotiation process with the people around them. This study uses a phenomenological method by conducting semi-structured, in-depth interviews with seven women who decided to be childfree. This study found that the decision to be childfree is one manifestation of women’s autonomy related to reproductive tasks. This decision is a synthesis of the informants’ rejection of the socialization of women’s roles that they have received since childhood, leading them to a different decision, reflected in the reasons behind their decision. This study found that each informant performed various types of negotiation, ranging from passive, defensive, and proactive. The use of negotiation depends on the level of self-autonomy of each informant and the characteristics of the social environment they face.
Kata Kunci : childfree, otonomi perempuan, Diana T. Meyers, reproduksi perempuan