PENAKSIRAN POTENSI KAYU PERKAKAS DAN KAYU BAKAR JENIS SENGON (Paraseriantltesfalcataria) DI HUTAN RAKYAT (Studi Kasus di Desa Kepuharjo, Kabupaten Sleman)
Masayu Veni Erliani, Dr. Ir. Ris Hadi P., M.Agr.Sc.
2007 | Skripsi | S1 KEHUTANANPertambahan penduduk yang sangat pesat, berkurangnya luasan hutan, dan kondisi hutan yang semakin kritis apabila dibiarkan akan mengancam kelestarian alam. Hutan rakyat merupakan salah satu metode pengelolaan sumberdaya alam ya.rig berdasarkan atas kehendak masyarakat sendiri dan mempunyai peranan dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk menaksir potensi kayu perkakas dan kayu bakar jenis sengon (Paraserianthes falcataria) di wilayah penelitian. Penelitian ini dilakukan di Desa Kepuharjo, Kabupaten Sleman. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah Proportional Stratified Random Sampling. Data penelitian meliputi data potensi hutan, data sosial ekonomi masyarakat, dan data pendukung yang relevan. Pengambilan data potensi kayu dilakukan dengan inventarisasi 100% pada setiap lahan responden, data sosial ekonomi diperoleh melalui wawancara, dan data pendukung diperoleh dari instansi terkait. Berdasarkan basil penelitian diperoleh hubungan antara diameter batang setinggi dada ( dbh) dan tinggi total pohon sengon dengan menggunakan model persamaan logarithmic, adalah Y = 9,5023 Ln (X) -8,4468 dengan nilai R2 = 0,9102. Bilangan bentuk untuk jenis sengon di Desa Kepuharjo adalah 0,5950 yang merupakan angka rata-rata dari 40 pohon sampel. Persamaan alometrik yang digunakan untuk mengetahui 2besarnia 00469 kllf1 perkakas 2 dan kayu bakar jenis sengoo, adalah Vkp = 0,0000423(DH) ·dengan R=98,92% dan Vkb = 0,0000240(D2H)°,969008, dengan R2 =97,47%. Hasil penelitian potensi hutan rakyat menunjukkan bahwa pada lahan pekarangan diperoleh volume kayu perkakas sebesar 30,02 m3/ha dan volume kayu bakar sebesar 12,64 m3/ha. Sedangkan pada lahan tegalan, diperoleh volume kayu perkakas sebesar 28,91 m3/lia dan volume kayu bakar sebesar 12,40 m3/ha .
The rapid growth population, decreased forest wide, and the more critical condition of the forest, if permitted will threat to the sustainable nature. The community forest is one of the methods to manage the natural resources based on community initiative. Community forest has a role to increase the community welfare. The objection of this research was to estimate the merchantable and fire wood potency in this research location.
The research was carried out in Kepuharjo Village, Sleman Regency. The sampling method used was Proportional Stratified Random Sampling. Data collected were forest potency, public social economic, and other supporting data. The estimation of timber potency was done by stocktaking I 00% estimation of timber potency in each farmer's land, social economic data were gathered from interview, and supporting data were obtained from local government.
Based on result of the research indicated that relation beetwen diameter (dbh) and total high of sengon using logarithmic equation model, Y = 9,5023 Ln (X) -8,4468 with R2 = 0,9102. Form factor for sengon in Kepuharjo Village is 0,5950, that representing average from 40 tree sample. Allometric equation used to know the volume of merchantable wood and volume of fire wood of sengon, Vkp = 0,0000423(D2H)1'004697 with R2 =98,92% and Vkb = 0,0000240(D2H)0'
Kata Kunci : hutan rakyat, sengon, kayu perkakas, kayu bakar, penaksiran potensi