Laporkan Masalah

Budaya Partisipatoris Penggemar BTS: Membaca Diskursus Konter terhadap Stereotip Penggemar K-Pop dan Filantropi Fandom ARMY Indonesia di Platform X (Twitter)

Heginia Putri Nabillah, Elok Santi Jesica, M.A.

2023 | Skripsi | Sosiologi

Penelitian ini memperluas studi aktivisme penggemar dengan mengkaji diskursus praktik penggemar ARMY Indonesia (fandom BTS/Bangtan Sonyeondan) di Twitter dan implikasi praktik tersebut dalam menciptakan budaya partisipatoris. Pertama, penelitian ini menyoroti kecenderungan masyarakat umum untuk menstereotipkan penggemar K-Pop sebagai kelompok individu yang fanatik, kekanak-kanakan, dan bodoh; sekaligus menelaah diskursus kontra ARMY dalam rangka menanggapi stereotip tersebut, baik secara individu maupun kolektif. Jika ditelaah secara seksama, stereotip semacam ini ternyata merugikan para penggemar K-Pop, karena berpotensi menghalangi penggemar K-Pop untuk mendapatkan haknya sebagai warga negara Indonesia. Sebagai contoh, ketika seorang K-popper menjadi korban penipuan, masyarakat awam non-penggemar K-Pop justru menyalahkan korban dan tidak menunjukkan simpati. Kedua, penelitian ini mengamati dan menganalisis praktik penggemar dalam bentuk fan-driven philanthropy. Penggemar BTS di Indonesia memanfaatkan afiliasi informal mereka untuk menghasilkan konten baru dengan meminjam elemen-elemen budaya massa, membentuk aliran media dalam bentuk unggahan blog mikro di Twitter, dan berkolaborasi sebagai tim untuk menyelesaikan permasalahan. Dua kasus penting yang dibahas dalam penelitian ini yaitu kampanye donasi untuk pengemudi ojol saat promosi menu BTS Meal McDonald’s di Indonesia dan penggalangan dana untuk korban Tragedi Stadion Kanjuruhan. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa budaya partisipatoris yang dimiliki ARMY Indonesia dibangun melalui diskursus yang tidak mengintimidasi di Twitter. Sebaliknya, mereka membangun narasi sebab dan akibat untuk memersuasi ARMY lain agar berpartisipasi dalam aktivitas pro-sosial. Terakhir, penelitian ini membuktikan bahwa aktivisme penggemar tidak selalu bersifat politis, dalam artian menuntut reformasi struktural. Keterlibatan sipil ARMY di Indonesia sebagian besar bersifat filantropis, bukan upaya untuk menciptakan perubahan drastis terhadap sistem yang sudah ada.

This study extends fan activism studies research by examining the discourse of Indonesian ARMY (fandom of BTS/Bangtan Sonyeondan) fan practices on Twitter and the implications of these practices to create participatory culture. First, this study highlights the general public’s tendency to stereotype K-Pop fans as a group of fanatical, childish, and unintelligent individuals; as well as investigating ARMY’s counter discourse towards these stereotypes, both individually and collectively. Through a careful examination, these kinds of stereotypes are found to be detrimental to K-Pop fans, because they have the potential to prevent K-Pop fans from getting their rights as Indonesian citizens. For example, when a K-Pop fan becomes a scam victim, the non-fans general public blame the victim and show no sympathy. Second, this study observes and analyzes fan practices in the form of fan driven philanthropy. Indonesian BTS fans utilize their informal affiliations to produce new contents using mass culture elements, shaping media flow by posting microblog posts, and collaborate as a team to solve problems. Two noteworthy cases explored in this research encompass the donation campaign for online motorcycle taxi drivers during the BTS Meal promotion by McDonald's in Indonesia and fundraising endeavors for the victims of the Kanjuruhan Stadium Tragedy. It can be concluded from this research that the participatory culture that the Indonesian ARMY has is built by non-intimidating discourse on Twitter. Instead, they construct a cause and effect narrative to persuade other ARMY to participate in pro-social activities. Lastly, this study proves that fan activism isn't always political, in the sense that it demands structural reforms. Indonesian ARMY's civic engagement is mostly philanthropic, rather than attempting to create drastic changes to an established system.

Kata Kunci : Aktivisme Penggemar, Analisis Diskursus, Budaya Partisipatoris, BTS, ARMY

  1. S1-2023-443241-abstract.pdf  
  2. S1-2023-443241-bibliography.pdf  
  3. S1-2023-443241-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2023-443241-title.pdf