Laporkan Masalah

Pengaruh jumlah stasiun hujan terhadap unjuk kerja metode storage function dalam penentuan debit rancangan :: Studi kasus DAS Kali Madiun

HARI, Bambang Kuncoro, Dr.Ir. Rachmad Jayadi, M.Eng

2003 | Tesis | S2 Teknik Sipil

Metode storage function adalah metode untuk mencari debit banjir dengan mempertimbangkan karakteristik DAS. Metode ini sudah lazim digunakan di Indonesia dan biasanya dikerjakan oleh tenaga ahli dari Jepang. Debit yang dihasilkan dari perhitungan metode ini, sangat dipengaruhi oleh hujan rata-rata yang diperoleh dari sejumlah stasiun hujan, sehingga perbedaan jumlah stasiun hujan yang digunakan akan sangat berpengaruh pada akurasi hasil perhitungan debit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan jumlah stasiun hujan terhadap nilai parameter model dan akurasi hasil perhitungan debit dengan metode storage function pada DAS Kali Madiun. Konsep yang digunakan dalam model dengan metode storage function ini, pada dasarnya adalah neraca air, di mana dalam analisanya memakai model matematik. Masukan (input) untuk program ini adalah data sekunder yang berupa hujan jam-jaman selama 10 hari disaat terjadi banjir dan parameter model yang berupa konstanta karakteristik DAS. Memasukkan nilai konstanta karakteristik DAS tersebut dilakukan dengan coba-coba untuk setiap jumlah stasiun hujan ( 2, 3, 4, 5, 6 dan 7 stasiun ), sehingga menghasilkan debit jam-jaman selama 10 hari, dan hasilnya dikalibrasikan dengan data observasi. Dari kalibrasi tersebut, diambil yang memiliki penyimpangan terkecil untuk setiap jumlah stasiun hujan. Nilai parameter model yang digunakan dan penyimpangan terhadap data observasi yang diperoleh adalah nilai parameter dan penyimpangan yang dicari. Penyimpangan yang ditelit i adalah penyimpangan terhadap volume dan debit jam-jaman untuk semua jumlah stasiun di lokasi titik uji debit yaitu di AWLR Sekayu dan AWLR A.Yani. Dari hasil kalibrasi menunjukkan bahwa pada AWLR Sekayu, yang memiliki penyimpangan volume terbesar terjadi pada jumlah 2stasiun hujan sebesar 31,64% dan yang terkecil terjadi pada jumlah 6 stasiun hujan sebesar 17,43%, sedangkan untuk penyimpangan debitnya yang terbesar adalah untuk jumlah 2 stasiun hujan Sebesar 37,29% dan terkecil untuk jumlah 3 stasiun hujan sebesar 27,71%. Kemudian untuk lokasi AWLR A. Yani, yang memiliki penyimpangan volume terbesar adalah untuk jumlah 2 stasiun hujan sebesar 14,46% dan terkecil untuk jumlah 3 stasiun hujan sebesar 7,55% sedangkan penyimpangan debitnya yang terbesar dan terkecil berturut- turut adalah untuk jumlah 2 stasiun hujan sebesar 36,7% dan jumlah 7 stasiun hujan sebesar 26,39%. Dari hasil tersebut meskipun bukan yang terbanyak jumlah stasiun hujannya adalah yang paling akurat, tetapi secara keseluruhan dengan grafik menunjukkan bahwa kecenderungan makin banyak stasiun hujan maka akan memiliki keakurasian hasil yang lebih baik.

Storage Function method is a method applied in discharge calculation with consideration on catchments characteristics. This method is commonly used in Indonesia by Japanese experts. The discharge calculation provided by this method is highly influenced by the average rainfall, thus the difference of rainfall station numbers will affect on the accuracy of calculation result. The objective of this study is to know the effect of different rainfall station numbers to the value of model parameters and the accuracy of discharge calculation using storage function method on Kali Madiun basin. Basically, the concept used in this storage function method is a water balance in which using mathematical model for analyzing. The secondary data used in this research are hourly rainfall for 10 days when flood occurs, and catchments characteristic constant as a model parameters. By trial, the catchments characteristic constant as input for each of the numbers of rainfall station (2; 3; 4; 5; 6 and 7 stations), will provide hourly discharge for 10 days, then the result will be calibrated with observed data. From the calibration result, the smallest deviation of each rainfall station numbers will be selected, thus the model parameters is knowable and the deviation to the observed data could be provided. The observed deviation is a deviation of volume and hourly discharge control node which are at AWLR Sekayu and AWLR A.Yani. From this calibration result, it is shown that at AWLR Sekayu the biggest volume deviation is 31.64% occurs on 2 rainfall stations, while the smallest occurs on 6 rainfall stations with deviation is 17.43%. As for the biggest discharge deviation of 37.29% occurs on 2 rainfall stations and the smallest discharge deviation with 27.71% occurs on 3 rainfall stations. At AWLR A.Yani the biggest volume deviation with 14.46% occurs on 2 rainfall stations and the smallest deviation with 7.55% occurs on 3 rainfall stations. As for the biggest and smallest discharge deviation respectively are 36.7% occurs on 2 rainfall stations and the smallest discharge deviation with 26.39% occurs on 7 rainfall stations. From the result though which is not a lot of its rainfall station is most accurate, but in general as shown in graphical results indicate that the tendency is the more amount of rainfall station will provide better accuracy.

Kata Kunci : Hidrologi,Banjir,Jumlah Stasiun Hujan,Storage Function, Rainfall station numbers, storage function, and result accuracy


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.