Laporkan Masalah

Pembuatan 3D City Model Sebagian Kawasan Kantor Pemerintahan Kabupaten Wonogiri Menggunakan Metode Semi-Automatic dari Foto Udara dengan Level of Detail 2

Arsa Fa'iz Nursyahrial, Erlyna Nour Arrofiqoh, S.T., M.Eng

2023 | Tugas Akhir | D4 TEKNOLOGI SURVEI DAN PEMETAAN DASAR

Saat ini setiap Pemerintah Kabupaten/Kota di Indonesia telah memiliki rancangan dan penataan ruang dalam bentuk peraturan RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah) dan RDTR (Rencana Detil Tata Ruang), tetapi perwujudan pembagian ruang-ruangnya masih dalam bentuk peta dua dimensi (2D). Seiring berjalannya waktu, permasalahan tata ruang semakin dinamis dan variatif, sehingga dibutuhkan representasi data pembagian ruang yang detil dan dinamis juga agar dapat dilakukan analisis terhadap permasalahan tersebut. Hal ini dapat diatasi dengan visualisasi model 3D pada suatu wilayah atau dikenal sebagai 3D City Model. Wilayah Kabupaten Wonogiri merupakan wilayah yang diproyeksikan menjadi kawasan strategis ekonomi baru berdasarkan RTRW Provinsi Jawa Tengah tahun 2009-2029. Diperlukan 3D City Model pada kawasan ini sebagai data dasar yang representatif untuk rekayasa pengembangan kawasan perkotaan, terutama pada kawasan kantor pemerintahan Kabupaten Wonogiri sebagai pusat ekonominya. Pembuatan 3D City Model kawasan kantor pemerintahan Kabupaten Wonogiri ini memiliki tingkat LoD 2. Hal ini dikarenakan mengacu standar dari Open Geospatial Consortium yang mana LoD 2 diperuntukan untuk memodelkan pada skala perkotaan/daerah yang lebih kecil serta waktu pemodelannya lebih cepat. Data yang dibutuhkan untuk pembuatan 3D City Model pada kegiatan ini adalah data foto udara beserta geotagging serta titik uji ICP-nya. Foto udara diolah hingga membentuk suatu DEM dan Orthophoto yang memenuhi uji ketelitian. Data orhtophoto digunakan untuk membuat footprint objek bangunan, jalan, dan lanskap yang berupa vegetasi, utilitas, dan taman. Data DEM diolah untuk membentuk DTM dan DSM, yang kemudian melalui perhitungan raster calculator akan menghasilkan data nDSM. Data ini kemudian digunakan untuk ekstraksi nilai ketinggian objek footprint. Hasil objek footprint yang telah memiliki nilai ketinggian selanjutnya dapat digunakan untuk pembuatan 3D City Model metode semi-automatic menggunakan perangkat lunak CityEngine dengan rule Computer Generated Architecture (CGA). Model yang dihasilkan kemudian dilakukan uji akurasi geometri sesuai dengan standar LoD 2 yaitu < 2m>completeness, correctness, dan accuracy tidak kurang dari 85%. Hasil dari 3D City Model yang telah dibuat berupa objek bangunan, jalan, dan lanskap yang berupa vegetasi, utilitas, dan taman. Bangunan disajikan berdasarkan jenis kawasan, yaitu kawasan pendidikan, pertokoan, pemukiman, perkantoran umum, kawasan tempat peribadatan, perkantoran pemerintah kabupaten, serta fasilitas umum. Kualitas akurasi geometri yang dihasilkan sebesar 0,1369 m dari toleransi LoD 2 < 2m>hip, gable, shed, pyramid, flat) berkisar antara 86,412-100?n akurasi visual keseluruhan sebesar 91,745 %. Toleransi yang disyaratkan untuk ketelitian uji akurasi visual adalah < 85>City Model yang telah dibuat memiliki tingkat akurasi yang dapat diterima. Penyajian 3D City Model yang telah memenuhi uji akurasi ini kemudian disajikan dalam bentuk WebScene CityEngine dan peta cetak 3D.

Every government in Indonesia currently has spatial plans and arrangements in the form of RTRW (Rencana Detil Tata Ruang) / regional spatial plan and RDTR (Rencana Detil Tata Ruang) / detailed spatial plan regulations, but the implementation of spatial division is still in the form of two-dimensional maps (2D). As time goes by, spatial issues become more dynamic and varied, requiring a detailed and dynamic representation of spatial division for analysis of these issues. This can be addressed by visualizing a 3D model of an area, also known as a 3D City Model. Wonogiri Regency is an area that is projected to become a new strategic economic area based on the Central Java Province Regional Spatial Plan 2009-2029. A 3D City Model is needed in this area as representative basic data for urban development engineering, especially in the Wonogiri Regency government office area as its economic center.  The 3D City Model of the Government Office Area in Wonogiri Regency was classified as Level of Detail 2 (LoD 2), as it adhered to the standard set by the Open Geospatial Consortium. LoD 2 is suitable for modeling smaller urban/area scales and allowed for faster modeling. The data required for creating the 3D City Model in that activity included aerial photos with geotagging and ICP (Iterative Closest Point) test points. The aerial photos were processed to form a Digital Elevation Model (DEM) and Orthophoto that met the accuracy tests. The Orthophoto data was used to create footprints of buildings, roads, and landscape elements such as vegetation, utilities, and parks. The DEM data was processed to generate nDSM (normalized Digital Surface Model) by subtracting the Digital Terrain Model (DTM) data, and the nDSM results were then used for extracting the height values of the footprint objects. The footprint objects with height values were then used to create the 3D City Model using a semi-automatic method, utilizing the CityEngine software with Computer Generated Architecture (CGA) rules. The resulting 3D City Model was then subjected to geometric accuracy testing according to LoD 2 standards, which required <2m>. The output of the 3D City Model included buildings, roads, and landscape elements such as vegetation, utilities, and parks. Buildings were categorized based on their area types, including educational areas, commercial, residential, public office, places of worship, government office, and public facility areas. The geometric accuracy achieved was 0.1369 m, which met the LoD 2 tolerance of <2m>


Kata Kunci : Foto udara,3D City Model,Computer Generated Architecture

  1. D4-2023-483446-abstract.pdf  
  2. D4-2023-483446-bibliography.pdf  
  3. D4-2023-483446-tableofcontent.pdf  
  4. D4-2023-483446-title.pdf