Strategi Pelarangan Ekspor Bijih Nikel Mentah Indonesia
Era Cakra Perlawanan, Dr. Muhadi Sugiono
2023 | Skripsi | Ilmu Hubungan Internasional
Pelarangan
bijih ekspor nikel yang dilakukan Indonesia telah menjadi perhatian serius
dalam hubungan dagang antara Indonesia dan Uni Eropa. Uni Eropa, pada waktu
yang hampir bersamaan, memberlakukan pelarangan impor CPO dari Indonesia
sebagai tanggapan terhadap kebijakan pelaragan ekspor tersebut. Uni Eropa
merupakan salah satu pihak yang cukup bergantung terhadap ekspor bijih nikel
yang dilakukan oleh Indonesia. Sikap yang diambil oleh kedua belah pihak
mencerminkan pendekatan merkantilistik yang mendasari kebijakan perdagangan
mereka.
Indonesia
sendiri mengambil langkah-langkah strategis yang memiliki jangka waktu yang
lebih panjang untuk mengatasi dan meminimalkan dampak dari pelarangan impor
yang diterapkan oleh Uni Eropa. Sebagai bagian dari upaya ini, Indonesia
menjalin kerjasama erat dengan Australia. Kerjasama ini memberikan landasan
yang kuat bagi Indonesia dalam membangun perekonomiannya dalam jangka waktu
yang panjang. Salah satu poin kunci dalam kerjasama ini adalah pengembangan
sumber daya manusia yang sejalan dengan pembangunan industri dalam negeri, di
mana salah satunya adalah pembangunan fasilitas smelter nikel.
Upaya
ini merupakan bagian integral dari proyeksi pembangunan ekonomi secara
menyeluruh dalam jangka waktu yang panjang. Meskipun kerjasama ini memiliki
banyak potensi negatif terhadap perekonomian Indonesia, tidak bisa diabaikan
bahwa ada faktor-faktor yang juga memiliki potensi untuk menguntungkan
Indonesia dalam kerjasama ini. Menghalau ketergantungan dan ancaman terhadap
meluasnya pengaruh Cina adalah salah satunya.
Pembangunan
yang terjadi di Indonesia, pelarangan ekspor bijih nikel, dan kerjasama dengan
Australia merupakan rangkaian kebijakan yang dilakukan pemerintah Indonesia
yang mendasari sikap merkantilistik dalam melakukan pembangunan ekonominya.
Keseluruhan kebijakan tersebut merupakan strategi yang berusaha diusung sebagai
sarana pemerintah dalam memanfaatkan sumber daya alam dan menyikapi kondisi
politik internasional.
Indonesia's ban on nickel ore exports has
raised serious concerns in the trade relations between Indonesia and the
European Union. The European Union, almost concurrently, imposed a ban on the
import of Indonesian Crude Palm Oil (CPO) in response to this export
restriction policy. The European Union is a significant recipient of
Indonesia's nickel ore exports. The stances taken by both parties reflect a
mercantilist approach underlying their trade policies.
Indonesia, in response, has implemented
strategic measures with a longer-term horizon to address and minimize the
impacts of the European Union's import ban. As part of these efforts, Indonesia
has entered into a close partnership with Australia. This cooperation provides
a robust foundation for Indonesia to develop its economy over the long term.
One key aspect of this collaboration is the development of human resources in
line with domestic industrial growth, including the construction of nickel
smelting facilities.
These efforts are integral to the broader
economic development outlook over the long term. While this cooperation carries
potential negative implications for Indonesia's economy, it cannot be
overlooked that there are factors with the potential to benefit Indonesia
within this partnership. One such aspect is the mitigation of dependence on and
the threat of expanding Chinese influence.
The developments in Indonesia, the ban on
nickel ore exports, and cooperation with Australia represent a series of
policies undertaken by the Indonesian government underpinning a mercantilist
stance in its economic development. Collectively, these policies are strategies
the government employs to harness natural resources and respond to
international political conditions.
Kata Kunci : Pelarangan ekspor bijih nikel, nikel, hubungan internasional, Indonesia, Uni Eropa