Laporkan Masalah

Dinamika Perkembangan Permukiman di dalam Kawasan Hutan Kabupaten Blitar

Arion Bintang Garitama, Dr. Ir. Wahyu Wardhana, S.Hut., M.Sc.

2023 | Skripsi | KEHUTANAN

Kebutuhan akan permukiman dan lahan terbangun seperti bangunan rumah, perkantoran, industri fasilitas umum dan fasilitas sosial membuat lahan – lahan seperti lahan pertanian dan hutan harus terdegradasi guna memenuhinya. Penataan ruang dan kawasan sudah semestinya diatur untuk memenuhi kebutuhan – kebutuhan akan aktivitas manusia dan sumber daya alam. Apabila terjadi penggunaan yang berbeda dari kawasan yang diatur, mengakibatkan tumpang tindih penggunaan lahan terhadap suatu kawasan. Hal tersebut terjadi pada Kabupaten Blitar dimana terdapat seluas 272,08 hektar (Ha) luas area hutan terbangun rumah dan bangunan lainnya oleh masyarakat. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui perubahan penggunaan lahan, penentuan pola – pola perkembangan permukiman yang terbentuk di dalam kawasan hutan, dan menggambarkan alternatif penataan kawasan dilihat dari dinamika perkembangan permukiman. Penelitian ini menggunakan metode Supervised Classification untuk membantu proses klasifikasi penggunaan lahan pada tahun 1994 - 2022. Analisis yang digunakan analisis perubahan penggunaan lahan permukiman, analisis identifikasi pola perkembangan permukiman dan analisis deskriptif. Hasil yang diperoleh adalah bahwa dari tahun 1994 – 2022 telah terjadi perkembangan permukiman sebesar 249,95 Ha. Pola perkembangan yang terjadi secara umum adalah linear mengikuti jalur jalan. Kemudian bahwa perkembangan permukiman tersebut tidak hanya berdiri dari lahan yang kosong di sebelumnya, melainkan sebesar 217,37 Ha permukiman juga dikonversi dari lahan – lahan produktif seperti hutan dan pertanian lahan kering.

The need for settlements and built-up land such as houses, offices, industrial public facilities and social facilities makes land such as agricultural land and forests must be degraded to fulfill it. Spatial and regional planning should be regulated to meet the needs of human activities and natural resources. If there is a different use from the regulated area, it results in overlapping land use of an area. This happened in Blitar District where there were 272.08 hectares (Ha) of forest area built up with houses and other buildings by the community. This research was conducted with the aim of knowing land use changes, determining the patterns of settlement development formed in the forest area, and describing alternative regional arrangements seen from the dynamics of settlement development. This research uses the Supervised Classification method to help the land use classification process in 1994 - 2022. The analysis used is analysis of land use change of settlements, analysis of identification of settlement development patterns and descriptive analysis. The results obtained are that from 1994 - 2022 there has been a settlement development of 249.95 Ha. The pattern of development that occurs in general is linear following the road line. Furthermore, the development of these settlements was not only established from previously vacant land, but 217.37 Ha of settlements were also converted from productive lands such as forests and dry land agriculture.

Kata Kunci : Hutan, permukiman, supervised classification, tumpang tindih, pola spasial

  1. S1-2023-445479-abstract.pdf  
  2. S1-2023-445479-bibliography.pdf  
  3. S1-2023-445479-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2023-445479-title.pdf