Laporkan Masalah

Sistem struktur rumah tradisional Suku Melayu di Kota Sambas Kalimantan Barat

ZAIN, Zairin, Dr.Ir. Arya Ronald

2003 | Tesis | S2 Teknik Arsitektur

Arsitektur tradisional Sambas merupakan warisan budaya nasional yang mengandung unsur-unsur struktur, fungsi, style, bentuk fisik atau pembuatannya yang senantiasa memberikan nilai karakteristik. Ada anggapan bahwa arsitektur tradisional dikatakan memiliki nilai efisiensi rendah karena penggunaan bahan bangunan dan sistem struktur yang berlebihan, namun dari sudut pandang lain memiliki keindahan dan ketahanan yang mengagumkan. Oleh karena itu rumah tradisional suku Melayu di kota Sambas sebagai karya arsitektur menarik untuk diteliti. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran tentang sistem struktur rumah tradisional suku Melayu yang memiliki ketahanan terhadap kondisi lingkungan alamiah di kota Sambas. Penelitian ini menggunakan metode Positivistik dengan analisis dilakukan secara verifikatif-kualitatif. Lokasi penelitian di kampung Dalam Kaum dan Tanjung Mekar. Obyek penelitian ditentukan sebagai studi kasus terhadap setiap jenis rumah tradisional yaitu Potong Limas, Potong Kawat dan Potong Godang. Pencarian ketahanan sistem struktur dilakukan dengan pengamatan terhadap struktur, bahan bangunan dan kondisi lingkungan disekitarnya. Hasil yang diperoleh kemudian dianalisis dengan melakukan verifikasi berdasarkan teori yang relevan. Analisis diarahkan pada pengaruh sistem struktur terhadap kondisi alam, beban konstruksi dan bentuk bangunan. Selanjutnya dilakukan penilaian terhadap masing-masing rumah, untuk menetapkan elemen struktur yang mengalami kerusakan untuk mendapatkan gambaran ketahanan struktur bangunan secara keseluruhan. Hasil penelitiannya adalah : 1) bahwa sistem struktur yang digunakan pada rumah tradisional suku Melayu di kota Sambas diciptakan dengan antisipasi terhadap kondisi lingkungan alamiah; 2) Ketinggian pondasi disesuaikan dengan letak bangunan terhadap sungai untuk mengantisipasi ketinggian permukaan pasang surut air sungai. Alas pondasi dipilih berdasarkan arah aliran sungai dan bergantung pada berat konstruksi yang diterima; 3) bahwa rumah tradisional suku Melayu di kota Sambas memanfaatkan ketersediaan bangunan berupa kayu belian yang memiliki nilai keawetan tinggi dan diciptakan sebagai antisipasi dari pengaruh sinar matahari, hujan, temperatur, kelembaban serta serangan jamur dan insekta; 4) Ketahanan bangunan berdasarkan penilaian terhadap tingkat kerusakan struktur didapatkan hasil pada urutan pertama adalah rumah Potong Limas dengan nilai 52,7; kedua, rumah Potong Godang dengan nilai 52,5 dan ketiga, rumah Potong Kawat dengan nilai 52. Nilai yang didapat pada skala yang menunjukkan bahwa struktur tidak begitu terpengaruh oleh faktor biologis, fisik, mekanis dan setting bangunan. Struktur hanya mengalami kerusakan ringan sehingga bangunan mempunyai ketahanan yang tinggi dan menjamin keamanan bagi penghuninya.

Traditional architecture of Sambas is a national cultural heritage that holds structural elements, function, style, physical form, or its construction that continually gives value to their characteristics. There is a thought that traditional architecture constitutes having a low value of efficiency results from the use of construction material of the buildings and the overwhelming structural system. But if we see it from a different view, they have a remarkable beauty and durability. Therefore, the Malay traditional house in Sambas town is an interesting object to study. The objective of this study is to achieve the conception of the house structural system of Malay traditional house that endures the natural environment condition in Sambas town. This study is using a positivistic method and going through a verification-qualitative method for the analyses. The locus is in kampung Dalam Kaum and Tanjung Mekar. The objects of the study are defined as study cases to each type of traditional house; they are Potong Limas, Potong Kawat, and Potong Godang. Exploring the durability of structural system is carried through a series of observation of the structure, building material, and the surrounding environmental condition. The results then analyzed by taking a verification based on relevant theory. The analyses lead the effect of structural system towards the natural condition, construction load, and building form. Then assessment on each of the house is taken to determine the structural element which in decay to get a whole concept of the building structural durability. The outputs of this study are as follows : (1) that the structural system used in the traditional house of the Malay in Sambas town created with anticipation to the natural environment condition; (2) height of the pile foundation depends on the buildings position to the river to anticipate the overflow caused by its tide. The foundation base is chosen base on the direction of the river current and the construction load the house should bear; (3) that the Malay traditional house in Sambas town uses the availability of buliding material, belian wood that has high value of durability and made to anticipation against direct sunlight, rain, temperature, humadity, mould, and termittes; (4) the building durability based on assessment of the structural decay level which is in the first place is Potong Limas house scoring 52.7; second Potong Godang house scoring 52.5; and the third is Potong Kawat house scoring 52. the score indicates that the structure is not greatly affect by biological, physical, and mechanic factors as well as the building setting. The structure only suffers slightly from decay there by having a high durability and ensuring the inhabitants safety.

Kata Kunci : Rumah Tradisional,Suku Melayu,Struktur Rumah, Structural system, Building durability, belian wood


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.