Laporkan Masalah

Estimasi Populasi Tokek Rumah (Gekko gecko Linnaeus, 1758) di Daerah Istimewa Yogyakarta

RIMA MAHARANI, Dr.rer.silv. Ir. Sandy Nurvianto, S.Hut., M.Sc., IPM.

2023 | Skripsi | S1 KEHUTANAN

Tokek rumah (Gekko gecko) merupakan salah satu jenis reptil yang paling banyak dieksploitasi baik digunakan sebagai binatang peliharaan maupun sebagai bahan baku pengobatan tradisional. Setidaknya terdapat 5.974.550 individu tokek rumah dipanen tiap tahunnya (KLHK, 2022). Tokek rumah dipercaya dapat menyembuhkan penyakit HIV, AIDS, kanker, dan penyakit infeksi kulit. Populasi tokek di Indonesia saat ini mengalami penurunan hingga 50% di alam. Penurunan populasi tokek sebagian besar diakibatkan karena perburuan di alam untuk di ekspor ke luar negeri. Status konservasi tokek saat ini masuk dalam kategori Least Concern (LC) menurut IUCN, dan Appendix II menurut CITES.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui estimasi populasi tokek rumah di Provinsi DIY dengan mengikuti kaidah stratified random sampling. Pengambilan data dilakukan dengan membuat petak ukur (PU) 200x200 meter pada tiap strata yang menjadi habitat tokek rumah. Analisis data dilakukan dengan menggunakan statistik deskriptif untuk mengetahui pola data dan kemudian diekstrapolasi untuk mengetahui estimasi populasinya.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa populasi tokek rumah yang ada di Provinsi DIY berkisar antara 549.074 – 757.526 individu. Perjumpaan tokek rumah paling tinggi berdasarkan strata lahan yaitu stratifikasi hutan dan kebun, sementara itu berdasarkan wilayahnya paling banyak ditemukan di Kabupaten Sleman. Penelitian estimasi populasi ini dilakukan untuk mendukung pengambilan keputusan dalam menentukan ukuran kuota tangkap tokek rumah di Provinsi DIY. Oleh karena itu, monitoring populasi dan habitat penting dilakukan untuk mendukung manajemen populasi yang berkelanjutan. 

The house gecko (Gekko gecko) is one of the most exploited reptile species both for use as pets and as raw materials for traditional medicine. At least 5.974.550 individuals harvested each year (KLHK, 2022). This species is believed to cure HIV, AIDS, cancer, and skin infections. Population of house gecko in Indonesia is currently experiencing a decline of up to 50% in nature. The decline in the gecko population is largely due to hunting in nature for export abroad. Currently, conservation status of gecko based on IUCN is Least Concern (LC), also Appendix II based on CITES.

This research was conducted by following the rules of stratified random sampling. Data collection was carried out by making 200x200 meter in each stratum which is the habitat of the house gecko. Data analysis was performed using descriptive statistics to determine the pattern of the data and then extrapolated to determine the estimated population.

The results showed that the population of house geckos in Yogyakarta ranged from 549,074 – 757,526 individuals. This species is most commonly found in forests/groves land stratification. Based on region, house geckos are most commonly found in Sleman Regency. This population estimation study was conducted to support decision making in determining the size of the house gecko catch quota in the Province of Yogyakarta. Therefore, population and habitat monitoring is important thing to supports sustainable population management.

Kata Kunci : Gekko gecko, estimasi populasi, ekstrapolasi, maximum yield, Yogyakarta

  1. S1-2023-427455-abstract.pdf  
  2. S1-2023-427455-bibliography.pdf  
  3. S1-2023-427455-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2023-427455-title.pdf