Adopsi Teknik Mitigasi Konflik Gajah-Manusia oleh Petani Menggunakan Model Berbasis Agen
Hamzah Fath, Prof. Ir. Bertha Maya Shopa, S.T., M.Sc., Ph.D., IPU., ASEAN.Eng; Dr. rer. silv. Muhammad Ali Imron, S.Hut., M.Sc
2023 | Tesis | S2 Teknik Industri
Perkembangan di sektor agrikultur telah menyebabkan peningkatan konversi
area hutan menjadi pertanian secara eksponensial yang menyebabkan fragmentasi
habitat gajah dan memicu konflik gajah-manusia yang terjadi pada daerah-daerah
yang berdekatan dengan area lindung. Konflik gajah-manusia telah
merugikan masyarakat yang berada di sekitar area lindung dan bagi gajah itu
sendiri. Berbagai upaya telah dilakukan untuk menanggulangi konflik
gajah-manusia namun hal tersebut hanya efektif dalam jangka pendek dan
berpotensi menimbulkan masalah baru. Meskipun demikian, upaya jangka menengah
tetap diperlukan untuk secara efektif menghilangkan kerusakan tanaman yang
disebabkan oleh crop-raiding sekaligus meningkatkan koeksistensi antara
gajah dengan manusia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi proses
pengambilan keputusan petani untuk melindungi lahan perkebunannya dengan
mengimplementasikan simulasi berbasis agen untuk mempelajari fenomena ini.
Parameterisasi, analisis sensitivitas, dan validasi model dilakukan untuk
memastikan hasil yang didapatkan pada model dengan sistem nyata serta mencari
parameter yang sensitif dan dapat dieksplorasi lebih lanjut. Hasil validasi
menunjukkan model mampu menghasilkan pola yang sama seperti sistem real dalam
konteks teknik mitigasi yang digunakan ketika mengalami insiden crop-raiding.
Parameter yang didapatkan pada proses validasi digunakan untuk membangun
skenario baseline. Pada proses adopsi, terjadi fenomena peralihan di
mana petani yang sebelumnya telah menggunakan pagar listrik kembali menggunakan
api unggun untuk melindungi lahannya. Fenomena ini terjadi pada sistem nyata
yang disebabkan oleh ketidaksiapan petani secara finansial untuk memenuhi biaya
operasional dari pagar listrik, namun memiliki kemampuan untuk mengadopsi pagar
listrik. Didapatkan jumlah petani yang mengadopsi pagar listrik sebesar 70?ri seluruh petani dengan membutuhkan waktu selama 20 tahun. Kerusakan pada
tanaman petani mencapai 13?ngan kerugian sebesar Rp.300 juta dalam kurun
waktu 20 tahun.
Eksperimen model juga dilakukan untuk meninjau proses adopsi teknik
mitigasi oleh petani terhadap (1) intensitas serangan gajah, (2) jumlah modal
awal yang dimiliki oleh petani, serta (3) media komunikasi. Didapatkan bahwa
proses adopsi petani lebih dipengaruhi oleh modal awal yang dimiliki oleh
petani serta jangkauan dari media komunikasi. Sementara intensitas serangan
gajah sangat mempengaruhi level keterancaman dari petani serta pendapatan dan
kerugian yang didapatkan oleh petani.
Advancements in the
agricultural sector have led to an exponential increase in the conversion of
forest areas into farmland, causing elephant habitat fragmentation and
triggering human-elephant conflicts in areas adjacent to protected areas.
Human-elephant conflicts have negative effects on the communities surrounding the
protected areas and the elephants themselves. Various efforts have been made to
address human-elephant conflicts, but these are only effective in the short
term and can potentially create new problems. Nevertheless, midterm actions are
still needed to effectively reduce crop damage caused by crop-raiding while
enhancing coexistence between elephants and humans. This study aims to explore
farmers’ decision-making processes in protecting their crops by implementing
agent-based simulations to study this phenomenon. Parameterization, sensitivity
analysis, and model validation were conducted to ensure that the results
obtained in the model match the real system and to identify sensitive
parameters that can be further explored. The validation results show that the
model is capable of producing patterns similar to the real system in terms of
mitigation techniques that were
being used when experiencing crop-raiding incidents.
The parameters
obtained in the validation process were used to develop a baseline
scenario. In the adoption process, a switching phenomenon occurred where farmers who
had previously used electric fences returned to using bonfires to protect their
land. This phenomenon
also occurs in the real system due to farmers’ financial inadequacy
to fulfill the operational costs of electric fences, yet they have the ability to
acquire electric fences. It was found that 70% of all farmers adopted electric
fences, taking 20 years. Damage to farmers’ crops reached 13%, with losses
amounting to IDR 300 million over a 20-year period.
experiments were also
developed to further
explore farmers’ adoption process of mitigation techniques
against (1) crop-raiding intensity, (2) initial capital owned by farmers, and (3) communication
media. It was found that farmers’ adoption process is more influenced by the
initial capital owned by farmers and the span of communication
media. Meanwhile, elephant attack intensity significantly affects
farmers’ threat level as well as income and losses incurred by farmers.
Kata Kunci : Agent-based Modeling, Human-Elephant Conflict, Adoption, Electric Fences, Crop-raiding