TINJAUAN PRINSIP PERMANENT SOVEREIGNTY OVER NATURAL RESOURCES DALAM PENYELESAIAN SENGKETA WTO: STUDI PUTUSAN WTO DS592 TENTANG PEMBATASAN EKSPOR BIJIH NIKEL OLEH INDONESIA

Shafa Femalea Sekar Nuswantari, Linda Yanti Sulistiawati, S.H., M.Sc., Ph.D.

2023 | Skripsi | ILMU HUKUM

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, menganalisis, dan menelaah rekognisi WTO terhadap prinsip hukum internasional PSNR, baik dari pengaturan dalam GATT 1994 maupun beberapa putusan yang pernah dikeluarkan WTO. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengkaji dan menganalisis cara DSB WTO mempertimbangkan prinsip PSNR dalam putusan WTO DS592.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian yuridis-normatif yang menggunakan pendekatan undang-undang (statute approach) dan pendekatan kasus (case approach). Adapun sifat penelitian ini adalah penelitian hukum deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi literatur yang meneliti data sekunder. Sedangkan metode analisis yang digunakan adalah dengan metode analisis data kualitatif.

Berdasarkan hasil penelitian yang menunjukkan cara penerapan prinsip PSNR oleh WTO ini, pada dasarnya ditemukan persamaan mengenai penerapan prinsip PSNR yang restriktif dan memiliki limitasi pada kasus DS592 (Indonesia – Raw Materials), kasus DS394 (China – Raw Materials), dan DS431 (China – Rare Earths). Namun, ditemukan juga adanya perbedaan pada penerapan prinsip PSNR, terutama pada cara analisisnya, dimana panel China – Raw Materials pertama kali menganalisis penerapan prinsip PSNR sehingga analisisnya fundamental, panel China – Rare Earths menyetujui dan mengembangkan analisis panel sebelumnya, dan panel Indonesia – Raw Materials hanya menyetujui secara singkat. Selain itu, hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan ini didasari oleh dua hal, yaitu Panel pada Indonesia – Raw Materials telah menyetujui keseluruhan analisis yang melimitasi penerapan prinsip PSNR pada penyelesaian sengketa WTO dalam kasus China – Raw Materials, Panel DSB WTO pada Indonesia – Raw Materials yang masih belum bergeser pandangannya dari pro-trade seperti putusan-putusan Panel DSB WTO sebelumnya, dan penerapan PSNR sendiri yang tidak menjadi perhatian third party sebagaimana kasus-kasus sebelumnya. Hasil terakhir yang didapat dari penelitian ini adalah bahwa perbedaan pembahasan prinsip PSNR pada ketiga kasus dikarenakan belum banyak pembahasan mengenai penerapan prinsip PSNR dalam penyelesaian sengketa WTO, terutama untuk interpretasi ketentuan dalam perjanjian WTO.

This research aims to find, analyze, and examine the recognition of the WTO towards the principle of PSNR, from GATT 1994 and some decisions of the WTO Panels. This research also aims to examine and analyze how the WTO consider the principle of PSNR in the WTO Panel Decision DS592.

This research uses juridical-normative legal research with a statue approach and a case approach. The nature of this research is descriptive legal research. Data collection methods used in this research is literature study from secondary data. Moreover, analysis method used in this research in qualitative analysis method.

The result of this research in which the way the WTO applied the principle of PSNR was examine, found that there is a similarity in giving a restrictive view and limitation to apply PSNR in Case No. DS592 (Indonesia – Raw Materials) and prior cases, especially in Case No. DS394 (China – Raw Materials) and Case No. DS431 (China – Rare Earths). However, the differences were also found in applying the principle of PSNR, especially in their analysis method, which panel of China – Raw Materials was the first who examine the application of PSNR so it resulted a more fundamental analysis, panel of China – Rare Earths tend to be agreed and extended the analysis of the prior panel, and panel of Indonesia – Raw Materials just tend to be simply agreed. Besides, the result of this research indicates two reasons that caused that difference, firstly that the DSB WTO Panel in Indonesia – Raw Materials has agreed to the whole analysis which limit the application of the principle of PSNR within WTO dispute settlement in China – Raw Materials, and secondly that the DSB WTO Panel in Indonesia – Raw Materials has not changed their point of view of pro-trade as prior decisions of the DSB WTO Panels, and the third parties who did not take attention to the discussion of PSNR as the previous panels. The last result from this research shows the difference of discussion regarding the application of the principle of PSNR in all of three cases (China – Raw Materials, China – Rare Earths, and Indonesia – Raw Materials) was due to the limited discussion regarding the application of the principle of PSNR within the WTO dispute settlement, mainly for the interpretation of WTO agreements.

Kata Kunci : Permanent Sovereignty Over Natural Resources, World Trade Organization, Penyelesaian Sengketa, GATT/ Permanent Sovereignty Over Natural Resources, World Trade Organization, Dispute Settlement, GATT.