Laporkan Masalah

Museum Keraton Yogyakarta, 1956 - 1992

Afiqh Rahadyan Shafy, Dr. Arif Akhyat, M.A.

2023 | Skripsi | ILMU SEJARAH

Museum merupakan salah satu sarana pengetahuan mengenai berbagai hal, mulai dari sejarah hingga budaya dari suatu peradaban manusia. Meskipun seringkali dikategorikan dalam ranah praktis arkeologi, perkembangan kemunculan sebuah museum bukan berarti dapat diabaikan oleh kajian historis. Hal-hal yang berhubungan dengan aktivitas manusia seperti manajemen dan interaksi antara pengunjung, pengelola, dan benda koleksi adalah sebuah topik yang potensial dalam penelitian sejarah untuk menggambarkan keadaan museum pada tahun-tahun tertentu.

Beberapa museum terletak di tempat yang memiliki suasana budaya yang kuat seperti istana-istana kerajaan tradisional yang telah diubah menjadi objek wisata. Meskipun hampir seluruh istana kehilangan kekuatan politis semenjak hadirnya kolonialisme dan pemerintahan republik, sebuah anomali untuk kondisi ini terjadi pada Kesultanan Yogyakarta. Mereka ikut membuka keraton menjadi sebuah museum walaupun mereka masih berjalan efektif dalam bentuk sebuah provinsi istimewa. Anomali ini cukup penting dalam menggambarkan pendekatan keraton dalam menempatkan budaya mereka dalam zaman yang berbeda, namun cukup jarang ditemui penelitian ekstensif yang terperinci pada topik tersebut. Permasalahan ini menimbulkan beberapa ambiguitas terhadap pengetahuan mengenai keraton, termasuk latar belakang kehadiran museum ini.

Hasil penelitian  ini menemukan beberapa temuan menarik yang menggambarkan perubahan berkala museum di Keraton Yogyakarta dari tahun 1956 hingga 1992. Interpretasi dari sumber arsip perpustakaan keraton, rubrik koran-koran sezaman, hingga wawancara dengan tokoh terkait menunjukkan pembenahan Museum Keraton yang dilakukan oleh para pengampu, seperti diversifikasi pameran koleksi, kolaborasi dengan instansi luar, dan peningkatan kinerja abdi dalem. Selain itu, pengadaan museum juga ikut meningkatkan kedatangan wisatawan yang berkunjung ke Keraton Yogyakarta selama hampir 26 tahun.


Museums are a means of knowledge about various things, from history to culture of human civilization. Even though it is often included in the realm of practical archaeology, the development of the emergence of a museum cannot be ignored by historical studies. Matters related to human activities such as management and interactions between visitors, managers and collection objects are potential topics in historical research to describe the state of museums in certain years.

Some museums are located in places that have a strong cultural atmosphere, such as traditional royal palaces that have been converted into tourist attractions. Although almost all palaces lost political power since the arrival of colonialism and republican government, an anomaly in this condition occurred in the Sultanate of Yogyakarta. They helped open the palace into a museum even though they still operate effectively in the form of a special province. This anomaly is quite important in illustrating the court's approach to placing their culture in different eras, but it is quite rare to find detailed in-depth research on the topic. This problem creates some ambiguity in knowledge about the palace, including the background to the presence of this museum.

The results of this research found several interesting findings that illustrate the periodic changes in the museum at the Yogyakarta Palace from 1956 to 1992. Interpretation from archival sources from the palace library, contemporaneous newspaper sections, and interviews with related figures shows that improvements to the Palace Museum were carried out by the administrators, such as diversification of collection exhibitions, collaboration with external agencies, and improving the performance of courtiers. Apart from that, the construction of the museum has also increased the number of tourists visiting the Yogyakarta Palace for almost 26 years.

Kata Kunci : sejarah permuseuman, Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, museum istana, pariwisata museum, regalia.

  1. S1-2023-443471-abstract.pdf  
  2. S1-2023-443471-bibliography.pdf  
  3. S1-2023-443471-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2023-443471-title.pdf