Analisis Pengaruh Kondisi Atmosfer Ruang Simpan Ekstrem Terhadap Perubahan Kualitas Fisik Dan Kerusakan Internal Pada Bawang Merah Dengan X-Ray CT
An Nidaa' Fatkhur Rahmah, Bayu Nugraha, S.T.P., M.Sc., Ph.D.
2023 | Skripsi | TEKNIK PERTANIAN
Bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan produk hortikultura yang jumlah produksi dan
konsumsinya di Indonesia terus mengalami peningkatan. Namun, ketersediaan
bawang merah sangat bergantung pada musim. Bawang merah bersifat perishable
karena setelah dipanen masih melakukan proses metabolisme. Penanganan
pascapanen yang tepat perlu dilakukan khususnya penyimpanan untuk memperpanjang
umur simpan bawang merah. Salah satu cara penyimpanan yang sedang berkembang
saat ini adalah penyimpanan dengan kondisi udara termodifikasi, namun di Indonesia
penyimpanan ini belum dapat dilakukan secara optimal. Teknik evaluasi
non-destruktif dengan menggunakan X-Ray CT dapat digunakan untuk mendeteksi dan
mengkuantifikasi kerusakan internal. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah
untuk menentukan pengaruh dari konsentrasi O2 dan CO2
terhadap perubahan fisik bawang merah dan mengkuantifikasi kerusakan internal
dengan menggunakan X-Ray CT.
Pengamatan bawang
merah dilakukan dengan menyimpan sebanyak 1,5 kg bawang merah pada wadah dengan
3 kondisi udara penyimpanan, yaitu 0% O2 0% CO2; 5% O2 2% CO2; dan 0% O2
50% CO2 serta pada kondisi 2 suhu yang berbeda, yaitu 7oC
dan 27oC. Parameter kualitas yang diamati adalah susut bobot dan
perubahan dimensi. Scanning bawang merah dilakukan sebanyak 2 kali sebelum dan
sesudah bawang merah disimpan. Uji respirasi juga dilakukan dengan bawang merah
sebanyak 300 gram pada suhu 7oC dan 27oC. Hasil
penelitian menunjukkan konsentrasi O2 dan CO2 berpengaruh
kepada perubahan fisik bawang merah baik secara internal maupun eksternal.
Kerusakan internal dapat dikuantifikasi dan divisualisasi dengan analisis X-Ray
CT. Nilai O2 yang terlalu rendah (hipoksia) atau bahkan tidak ada
(anoksia) menyebabkan bawang merah mengalami stress sehingga proses metabolisme
bawang merah menjadi lebih cepat dan sel mati. Konsentrasi CO2 yang
terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kondisi hipoksia dan anoksia yang
menyebabkan stress pada sel. Sehingga susut bobot dan perubahan dimensi bawang
merah terjadi lebih cepat.
Onions (Allium ascalonicum L.) are a horticultural
product which production and consumption in Indonesia continues to increase.
However, the availability of onions is highly dependent on the season. Onions
are perishable product because after harvesting they are still metabolizing.
Proper post-harvest handling needs to be done, especially storage to extend the
shelf life of onions. The most important storage method that is currently developing
is storage under modified air conditions, but in Indonesia this storage has not
been optimized. Non-destructive evaluation techniques using X-Ray CT can be
used to detect and quantify internal damage. The aim of this study was to
determine the effect of O2 and CO2 concentrations on the
physical changes of onions and quantify internal damage using X-Ray CT.
Onion
observations were made by storing 1.5 kg of onions in containers with 3 storage
air conditions, that is 0% O2 0% CO2; 5% O2 2%
CO2; and 0% O2 50% CO2 as well as at 2
different temperature conditions, 7oC and 27oC. The quality parameters observed
were weight loss and dimensional changes. Scanning of onions was performed
twice before and after the onions were stored. Respiration tests were also
conducted with 300 grams of onions at 7oC and 27oC. The
results showed that O2 and CO2 concentrations affect the
physical changes of onions both internally and externally. Internal damage can
be quantified and visualized by X-Ray CT analysis. O2 values that
are too low (hypoxia) or even absent (anoxia) cause onions to undergo stress so
that the onion metabolic process becomes faster and the cells die. CO2
concentrations that are too high can also cause hypoxic and anoxic conditions
that cause stress on cells. So that weight loss and changes in shallot
dimensions occur faster.
Kata Kunci : Kata kunci: penyimpanan, CAS, non-destruktif, respirasi, hipoksia, anoksia